Imbas Lockdown Buruh Asal Sulsel Kemana?
Penerapan Lockdown Oleh Pemerintah Malaysia, Imbas Lockdown Buruh Asal Sulsel Kemana?

Imbas Lockdown Malaysia, Kemana 500 Ribu Buruh Sulsel?

Diposting pada

Imbas Dengan Lockdown Senang, ketika Buruh TKI Asal Sulsel, pulang membawa makanan khas Malaysia, seperti Milo dan sebagainya? Namun tahukah bagaimana nasib mereka sekarang? Mereka Kemana?

Beritaku.Id, Sosial – Imbas Penerapan Lockdown yang dilakukan Pemerintah di Raja Malaysia, sebagai upaya untuk mengendalikan Corona Virus di negara Jiran, Senin (23/3/2020).

Corona Virus telah menyerang negara tersebut dengan korban mencapai hampir 1000 orang, sehingga pemerintah setempat mengambil kebijakan penguncian atau lockdown

Di Malaysia, terdapat buruh perkebunan dari Indonesia Khusunya Sulawesi Selatan, dengan jumlah yang signifikan, yakni 500.000 orang.

Beberapa Imbas yang beresiko muncul dengan penerapan Lockdown di Malaysia tersebut, mulai dari Imbas ekonomi dan sosial, serta politik, bagi buruh yang berjumlah besar tersebut.

Sebaran Buruh Sulsel Di Malaysia

Jumlah pasti pekerja di Malaysia, tidak ditemukan angka akurat, disebabkan beberapa faktor, diantaranya: beberapa pekera masuk tanpa dokumen, dan tidak melakukan pelaporan pada dinas kependudukan dan catatan sipil daerah Asal.

Dari 500.000 buruh asal Sulsel di Malaysia tersebut, sekira 20% pekerja berasal dari Kabupaten Bulukumba, dimana daerah ini menjadi penyumbang terbanyak TKI di Malaysia.

Kemudian pekerja asal Bone sekitar 15% atau kisaran 100-150 ribu, yang berada di negeri Jiran.

Sekitar 150.000 – 200.000 Pekerja yang ada di Malaysia dari 500.000 Buruh, berasal dari Kabupaten Bulukumba Sulsel, dan dari data tersebut, hanya sekitar 20.000 yang memiliki dokumen resmi.

Imbas Lockdown Dari Malaysia: Akan Kemanakah Mereka?

Kepala Cabang GEMA NUSA Foundation Kalimantan Utara, Iswan Kinsank dalam wawancara dengan Beritaku.Id, menyampaikan bahwa ada beberapa persoalan yang beresiko terjadi bagi pekerja di Malaysia.

Dibanding yang memiliki dokumen, masih lebih banyak yang tidak memiliki dokumen, atau hanya 10% yang berdokumen resmi masuk di Malaysia.

Begitupun dengan daerah lain yang “berkontribusi” atas suplay TKI di Malaysia, yang berdokumen hanya 10%.

Dengan pemberlakuan lockdown tersebut akan menimbulkan efek bagi para pekerja, diantaranya: ancaman penahanan upah, menurunkan upah ataupun memaksa mereka kembali ke Indonesia.

“Dengan kondisi mereka tanpa dokumen resmi, sangat gampang mereka untuk ditekan oleh pemiliki perusahaan ataupun pemerintah Malaysia” Jelas Iswan.

“Mereka yang tanpa dokumen, tidak memiliki kekuatan apa-apa dalam memperjuangkan nasib mereka” Tutur Aktifis perburuhan tersebut.

“Dengan meminta keadilan, sama dengan mereka menyerahkan diri mereka untuk dipenjara, sebab mereka pekerja ilegal” Tambahnya.

Efek Corona Bagi Pekerja tersebut dalam kondisi sekarang, dengan berbagai imbas, yakni:

Imbas Malaysia Melakukan Lockdown Terhadap Ekonomi

Dengan Lockdown, dampak pertama yang dirasakan pekerja adalah efek ekonomi, dengan penghentian pekerja, maka mereka akan mengalami pengurangan atau penghentian pekerjaan.

Sisi ini, akan menyebabkan mereka mengalami kendala di beberapa kebutuhan, termasuk kebutuhan pokok.

Imbas Sosial

Dengan informasi yang menyebar keseluruh nusantara mengenai Corona Virus, sampai ke desa, dengan krisis yang sosial yang relatif terjadi, akan beresiko para pekerja mengalami isolasi dalam lingkungan mereka dikampung halaman.

Dalam kondisi ekonomi mereka yang bermasalah tersebut, perlu diketahui beberapa bahkan lebih banyak pekerja ini, sudah tidak memiliki wadah penghidupan seperti kebun dan lahan di daerah asal Sulawesi Selatan.

Dengan jumlah yang tidak sedikit tersebut, akan menyebabkan resiko peningkatan jumlah pengangguran dikampung halaman mereka.

Imbas Politik

Kondisi beberapa daerah akan melangsungkan pemilihan Kepala Daerah kondisi ini akan berpotensi masuk dalam perdebatan ruang politik.

Politik pada hakikatnya pengambilan kebijakan yang bermuara positif bagi semua, dengan demokrasi dan keadilan yang melekat dalam kepadanya.

Namun ada hal dan keresahan yang bisa muncul, dengan kasus pekerja ini, ruang politik menjadikan kondisi akan semakin rumit.

Persoalan yang akan dihadapi mereka adalah persoalan taruhan “nyawa”, pada sisi subjektifnya, namun juga sisi sosialnya adalah efek lingkungan.

Kondisi pilkada yang selalu mengedepankan kuantitas atau jumlah, adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Meski demikian, kondisi Pandemi Corona, dibutuhkan upaya filtrasi mengendalikan atau mencegah transmisi lokal penyebaran virus ini.

Pemerintah Malaysia memberlakukan Lockdown dengan penguncian seluruh aktifias, seluruhnya akan dirumahkan.

Pada sisi lain, keluarga mereka membutuhkan hidup dan penghidupan. Mereka bisa mengambil langkah kembali kekampung halaman, dengan catatan bahwa seluruh efek kesehatan, bisa di kontrol dengan baik.

Langkah lockdown Malaysia mengantisipasi persebaran Virus Corona, adalah sebuah kebijakan nasional yang harus dihargai.

Namun memikirikan ratusan ribu pekerja yang ada di Malaysia, yang sebentar lagi akan kembali kekampung halaman, bukanlah hal yang bisa diabaikan.

Imbas dari Lockdown di Malaysia, harus memikirkan nasib Buruh Asal Sulsel tersebut akan dikemanakan, termasuk memikirkan juga hubungannya dalam resiko penularan Corona Virus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *