Istana Siak Indrapura, adalah salah satu warisan sejarah Indonesia yang memiliki sejuta keindahan di dalamnya. Hal tersebut merujuk kepada rasa penasaran dan gundah gulana mengenai asal-usul hingga pada titik masa kejayaan dari kerajaan ini. jadi, bagaimana jelasnya?
Beritaku.id – Budaya_ Warisan budaya memang tidak pernah lekang oleh apapun. Bahkan waktu menerjang begitu saja, hingga anak cucu mengagumi warisan tersebut. Berdiri kokoh, tanpa adanya satupun cacat yang menghiasi. Bagai berada dalam sebuah masa, yang terbalut dalam kata “Kerajaan”, hingga “Istana” yang bertabur “Tahta”.
Oleh: Ayu Maesaroh(Penulis Budaya)
Negara di belahan dunia ini, sudah tidak asing lagi dengan sebuah sejarah, yang merupakan cerita masa lalu, dengan segala peninggalan mereka yang dapat kita pelajari. Ada begitu banyak poin yang dapat kita petik, dan sebagai pembelajaran untuk kita kedepannya.
Ya, Sejarah merupakan guru yang paling mutakhir dalam menjalani hidup. Dengan sejarah, kita tahu bagaimana bersyukur terhadap Tuhan atas kemajuan era yang sekarang kita rasakan, dan juga berhati-hati, karena tidak semua yang canggih dapat memberikan yang terbaik bagi umat manusia.
Meski begitu, pada zaman dahulu, terdapat berbagai istana yang bertengger megah, dan memproklamirkan tentang masa mereka yang akan menjadi masa kejayaan yang luar biasa. Hingga pada akhirnya saling menyakiti satu sama lain, atas mempertahankan kekuasaan.
Dan tinggallah berbagai kenangan yang ada, dalam catatan sejarah nasional maupun internasional atau dunia.
Istana Siak Atau Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur
Terlepas dari hal tersebut, ada salah satu istana, yang mana pernah berjaya di tanah Indonesia, dengan segala daya mereka untuk memajukan wilayah, mulai dari menguasai wilayah, hingga membuat para rakyatnya makmur dan sejahtera.
Ialah Istana yang ada di Riau bernama Siak Indrapura. Kerajaan yang merupakan dominan corak Islam Melayu ini, dulunya mempunyai pengaruh sangat besar bagi kawasan wilayah Kalimantan serta Sumatera. Kerajaan ini ada sejak pada tahun 1723, tepatnya setelah perseturuan saudara dari Kerajaan Johor.
Pendiri dari kerajaan Istana Siak Indrapura ini, adalah Raja Kecik, yang mana sebelum membuat kerajaan tersebut, beliau harus berseteru terlebih dahulu dengan saudaranya. Masalahnya hanya satu, ialah pembagian wilayah kekuasaan dari Kerajaan Johor yang termahsyur tersebut.
Maka salah satu saudaranya pergi ke Pahang, sementar Raja Kecik pergi ke daerah Bintan, lalu membuat kerajaan yang berada di pinggir sungai Siak. Awalnya sangat kecil, bahkan belum mempunyai pengaru apa-apa bagi rakyatnya. Hingga lambat laun, kerajaan tersebut semakin berkembang, hingga mempunyai sekitar 12 wilayah yang ia duduki.
Baca juga beritaku: Sholat Dhuha Dan Megahnya Istana Di Surga
Kerajaan Siak mendapatkan hal tersebut saat masa kepemimpinan dari Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi. Hingga pada akhirnya masa kejayaan tersebut hancur pada saat Belanda masuk ke Indonesia, dan menjajah. Semua kekuasaan dari kerajaan tersebut, ada pada pihak Belanda.
Sampai dengan proklamasi, serta pergantian Raja di Istana tersebut. Maka pada saat kepemimpinan Sultan Syarif kasim II, Kerajaan Siak memproklamirkan diri sebagai salah satu bagian dari NKRI, dengan mengibarkan bendera merah putih di depan Istana Kerajaan.
Istana Bercorak Melayu yang Pernah ada di Indonesia
Selain dari Istana yang ada pernah berpengaruh dari Kalimantan hingga Sumatera yakni Siak Indrapura, ada beberapa istana lainnya yang juga pernah menempati beberapa wilayah di Indoesia, terutama di tanah Sumatera yang sampai detik ini menjadi warisan budaya.
Istana Siak
Seperti yang sudah kita ketahui, Istana dari Siak Indrapura adalah istana, yang mana sebagai bukti bahwasannya pada zaman dahulu, ada kerajaan bernuansa Islam Melayu yang pernah berjaya di Indonesia. Sampai detik ini, tempat tersebut ada dan sudah menjadi prasejarah.
Istana ini tergolong megah, dengan arsitektur bernuansa Eropa. Dulu kerajaan ini berjaya pada tahun 1723, hingga sampai kepada penjajahan Belanda masuk ke Indonesia. Istana ini juga terkenal dengan nama lain, yakni Asserayah Hasyimiah. Untuk masuk ke kawasan istana ini, kalian bisa membeli tiket sekitar 5000 s/d 10.000 saja.
Istana Lima Laras
Istana selanjutnya yang juga bercorak Melayu, dan ada di Indonesia, ialah Istana kerajaan Lima Laras. Yang mana kerajaan ini terbentuk atas dasar suatu nazar atau perjanjian, atau juga bisa dengan niat, dari seorang Pedagang bernama Datuk Madyoeda Sri Diraja, yang merupakan Raja ke XII dari Kerajaan Lima Laras ini.
Baca juga beritaku: Benarkah Sholat Dhuha Tersedia Istana Di Surga, Mendatangkan Jodoh?
Pada awalnya, beliau adalah seorang pedangang hasil bumi yang sering memperdagangkan hasilnya ke beberapa negara, tanpa sebab apa-apa. Dan pada saat itu, masa pemerintahan Hindia-Belanda, tidak memperbolehkan seorang pribumi yang memperdagangkan hasil buminya ke tempat lain tanpa alasan.
Dan hal tersebut menjadi konflik antara ia dan para pemerintahan Belanda. Lalu suatu ketika Datuk bernazar, jika ia selamat dan mendapatkan untung banyak, maka ia akan membuat suatu istana yang megah.
Hingga akhirnya hal tersebut terjadi. Namun selang beberapa waktu kemudian, Jepang menjajah Indonesia, dan Kerajaan ini, pindah ke tangan Jepang.
Istana Padjang dan Istana Baroe
Merupakan bagian dari Istana Siak Indrapura. Seperti yang sudah kita singgung, bahwasannya istana ini sangat megah, dengan gaya arsitektur Eropa lalu kerajaan bercorak Melayu Islam, yang kala itu mempunyai power untuk menguasai beberapa wilayah di Indonesia, terutama Kalimantan dan Sumatera.
Hngga pada akhirnya semua tumbang, kalah, dengan pemerintahan Belanda pada waktu itu. Lalu kembali lagi dengan semangat kobar 45, mendeklarasikan diri sebagai bagian dari Indonesia. Harta serta beberapa wilayahnya, diserahkan kepada presiden pertama RI, yakni Ir. Soekarno.
Siapa Yang Membakar Peninggalan Istana Siak?
Dendam adalah perilaku yang wajib untuk kita hindari dalam hidup. Tanpa kita sadari, dengan dendam, kita dapat melakukan berbagai hal, dari yang ringan resikonya, hingga yang fatal sekalipun.
Mungkin hal ini juga yang dialami oleh pelaku pembakaran Istana Siak, dan mencoba untuk membumihanguskan Istana tersebut.
Usut punya usut, ada motif dari belakang kejadian yang ia lakukan, serta apa alasan yang menjadi dasar atas aksi pembakaran yang ia lakukan. Menurut pemberitaan yang ada, pelaku bernama Faisal mengkau melakukan hal tersebut karena dendam.
Ia sudah lama berdagang dan memiliki kios di salah satu komplek Istana Siak. Namun karena peraturan baru, dan Istana ini adalah peninggalan sejarah, maka Faisal dilarang untuk berjualan di tempat tersebut.
Alhasil, ia marah dan dendam, yang akhirnya membulatkan tekadnya untuk membakar Istana Siak, yang menjadi peninggalan bersejarah di Riau.
Dari kejadian tersebut, ada beberapa peninggalan bersejarah yang hancur karena peristiwa tersebut. Seperti contohnya adalah Diorama milik kerajaan yang hangus, lalu beberapa tirai peninggalan sejarah juga ikut hangus.
Meski tidak terlalu memakan biaya yang besar untuk memperbaikinya, namun hal tersebut juga sangat disayangkan oleh beberapa pihak.
Dari kejadian tersebut pelaku akhirnya pindah ke Pekanbaru untuk mendapatkan penyelidikan khusus, serta menindaklanjuti tentang keputusan apa yang akan berlaku untuk Faisal ini.
Kejayaan Kerajaan ini Pada Masa Pemerintahan Siapa?
Perlu diketahui, bahwasannya kerajaan Siak ini, adalah sebuah kerajaan dengan mempunyai 4 komplek istana. Antara lain adalah istana Siak. Baroe, Panjang, serta istana Lima. Untuk secara keseluruhan luas dari kerajaan ini, sekitar hampir mendekati 30 ribu meter lebih.
Hal tersebut merujuk juga kepada berbagai koleksi dari istana ini, yang terbilang mewah dan megah. Istana dengan bangunan ala-ala Eropa, Melayu, bercampur dengan corak Islam, ternyata pada zamannya ada sekitar 12 Raja yang bertahta di kerajaan ini.
Namun, pada saat itu terdapat salah satu Raja, yang menjadi pemimpin dari kerajaan Siak Indrapura, dan berjaya. Setidaknya kawasan provinsi Kalimantan dan Sumatera, menjadi salah satu wilayah yang mendapat pengaruh besar dari kerajaan ini.
Siapa lagi yang dapat membuat hal tersebut menjadi nyata pada masa itu, jika bukan pada masa kepemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Beliau dapat menyulap istana tersebut menjadi megah, bahkan terdapat 6 ruangan yang menjadi komponen penting di dalamnya.
Baca juga beritaku: 8 Istana Kerajaan Di Sulawesi Yang Masih Ada
Beberapa ruangannya antara lain, ruang khusus untuk pria, ruang khusus untuk wanita, ruang untuk para tamu yang menginap. Lalu di samping kanan ada ruang sidang, serta ruang kehormatan. Semua ruang tersebut berada di lantai dua kerajaan.
Mengingat Istana dari Siak Indrapura ini, mempunyai dua lantai yang masing-masing memiliki kemewahan yang membuat siapa saja takjub jika berkunjung ke tempat tersebut.
Dan sekarang, kerajaan ini menjadi satu situs prasejarah, yang mana terdapat berbagai koleksi dari kerajaan, yang merupakan peninggalan dari Istana Siak Indrapura ini. Bahkan salah satu ruangannya yakni ruang sidang, terdapat ilustrasi dari beberapa patung yang seperti menggambarkan suasana sidang pada masa itu.
Lalu juga ada beberapa koleksi lain seperti diorama, tirai pada masa kerajaan, komet, tombak yang menjadi senjata pada masa kerajaan, dan sebagainya.
Penutup
Itulah beberapa pembahasan mengenai Istana Siak Indrapura, yang ternyata dibalik dari kemegahan yang ada, terdapat nilai-nilai sejarah yang bisa kita ambil.
Dari hal itu, kita sudah ada suatu tanggungjawab, yang mana harus melestarikan berbagai peninggalan sejarah, hingga sampai ke generasi selanjutnya, begitu seterusnya. Karena kita sadar betul bagaimana sebuah sejarah dapat membentuk negara adidaya, yang membentuk negara dengan segala keharmonisannya.
Semua bertoleransi, saling menghormati satu sama lain, dan menguatkan antara satu sama lain agar tidak terpecah, oleh pengaruh dari luar.
Juga dari pembahasan tadi, kita dapat mengambil hikmah, bahwa pada dasarnya sebuah rasa dendam adalah hal yang tidak perlu kita tanamkan dalam diri kita.
Semua dapat dibicarakan dengan baik serta berkepala dingin, hingga nantinya mendapatkan titik terang akan sengketa yang sedang melanda antara dua pihak.
Mendendam bukanlah sebuah jalan yang selalu bagus, dan menghasilkan sesuatu yang manis. Sebaliknya, rasa itu terus menggerus emosi, hingga pada akhirnya mempengaruhi otak serta naluri, untuk berbuat semaunya sendiri, tanpa berpikir resiko yang akan ditanggung nantinya.
Sekian ulasan kali ini, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka: