Olahraga Anggar: Sejarah, Induk Organisasi dan 18 Atlet Terbaiknya

Diposting pada

Anggar adalah seni bela diri sekaligus cabang olahraga yang memiliki sejarah panjang. Setelah berevolusi, kini anggar dikenal akan 3 jenis permainan di gelaran Olimpiade, dengan induk organisasi taraf nasional dan internasional. Siapa sajakah 18 atlet anggar terbaik dunia sepanjang sejarah?

Beritaku.id, Berita Pendidikan – Seni bela diri adalah sistem konfrontasi ofensif dan defensif yang meliputi meninju, menendang, memblokir, dan keterampilan tempur lainnya yang strategis. Pada awalnya, masyarakat lampau mengembangkan seni ini untuk kepentingan mempertahankan diri. Meski demikian, kacamata masyarakat sekarang melihat seni bela diri sebagai ekspresi keberanian, kesopanan, dan pengorbanan diri.

Oleh: Riska Putri(Penulis Berita Pendidikan)

Sementara dari sudut pandang filosofis, seni bela diri menekankan pada kedamaian dan keharmonisan dalam hidup segenap khalayak manusia. Filsafat seni bela diri mengajarkan esensi pengendalian diri, penghormatan, dan juga cara pandang positif untuk memperjuangkan kehidupan yang terbaik.

Bagi masyarakat Timur, seni bela diri adalah bagian dari tradisi yang melekat dan juga menjadi identitas. Terutama di tanah Asia, seni bela diri merupakan cerminan dari keharmonisan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. Konsep bela diri di Asia menekankan penggiatnya untuk menjadi kuat secara fisik, mental, dan juga emosional supaya sanggup menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Seni kuno ini pun telah berevolusi sedemikian rupa. Kemudian melahirkan bentuk-bentuk seni beladiri yang beragam seperti Karate, Kung-Fu, Muay Thai, Tae Kwon Do, Judo, Silat, dan Anggar.

Sejarah Olahraga Anggar

Anggar adalah salah satu jenis seni bela diri yang eksistensinya telah berlangsung selama berabad-abad. Para pakar sejarah mengatakan bahwa seni bela diri yang juga merupakan cabang olahraga ini berasal dari Spanyol. Mereka juga meyakini bahwa anggar adalah bentuk evolusi dari ilmu berpedang yang dikembangkan untuk keperluan duel dan pertahanan diri.

Berdasarkan penemuan para peneliti, buku panduan tertua mengenai anggar adalah Treatise on Arms yang ditulis oleh Diego de Valera sekitar tahun 1458 dan 1471. Sedangkan mekanisme anggar modern berasal dari sekolah anggar Italia pada zaman Renaisans, sekitar abad ke-18. Kemudian mengambil pengaruh dari sana, sekolah anggar Prancis mengembangkan anggar menjadi bentuknya yang kita kenal sekarang.

Sebab itulah lema “anggar” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Prancis “en garde”. Kata en garde sendiri memiliki arti “bersiap”, dan umumnya digunakan sebelum permainan anggar dimulai. Sementara dalam bahasa Prancis, seni bela diri ini bernama “escrime”.

Masyarakat modern kerap menganggap anggar sebagai seni bela diri klasik yang elegan dan juga menghibur. Ketika menyaksikan pertandingan anggar, dinamika antara ketegangan dan riuh rendah sorakan penonton adalah hal yang pasti. Setiap lengkungan pedang seolah memiliki daya magis yang menyihir penonton, sehingga membawa mereka ke alam penuh penantian akan setiap bunyi bel yang menandakan raihan poin.

Mengenai anggar itu sendiri, anggar adalah seni bela diri yang menekankan pada teknik kemampuan berpedang seperti memotong, menusuk, dan juga menangkis yang memanfaatkan kelincahan gerak tangan. Sementara artian spesifiknya adalah salah satu cabang olahraga yang melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam.

Sejarah Anggar Di Indonesia

Sementara itu, masyarakat Indonesia pertama kali mengenal anggar pada era kolonial. Saat itu, tentara Kerajaan Belanda yang bertugas di Indonesia turut serta membawa anggar masuk ke bumi nusantara. Adapun tujuan mereka memboyong anggar ke tanah jajahan adalah untuk berkelahi dan juga berolahraga.

Pemerintah kolonial kemudian mewajibkan penguasaan anggar bagi setiap tentara Hindia Belanda (KNIL). Berbeda dengan anggar modern, ketika itu anggar dilakukan menggunakan kelewang (sejenis pedang) atau sangkur. Sedangkan jika dilakukan sebagai olahraga, pemerintah membolehkan anggar untuk dilakukan para bintara, perwira, serta mahasiswa.

Melaju ke masa setelah kemerdekaan, gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 1948 merupakan panggung resmi pertama anggar sebagai salah satu cabang olahraga lomba. Kedua kalinya PON mengikutsertakan anggar adalah pada tahun 1951. Semenjak itu, cabang olahraga anggar selalu dipertandingkan dalam setiap gelaran PON hingga saat ini.

Baca Juga Beritaku: Olahraga Basket, Sejarah, Cаbаng dаn Wadah Induk

Peraturan Permainan Olahraga Anggar

Olahraga Anggar
Ilustrasi atlet anggar yang sedang beraksi

Sebagai cabang olahraga, anggar memiliki 3 peraturan permainan dan penilaian berdasarkan senjata atau alat yang digunakan oleh pemain. Peraturan umumnya mencakup:

Permainan anggar dilakukan di arena seluas 14×1,5 meter.

Pemain mengenakan kostum khusus yang terhubung dengan sistem penilaian elektronik melalui kabel. Pada saat salah satu pemain terkena tusukan dari pemain lainnya, sistem penilaian elektronik ini akan beraksi dan memberikan poin/nilai sesuai algoritma yang telah ditentukan.

Setiap pertandingan menggunakan sistem eliminasi langsung. Jika bermain secara tim, masing-masing tim akan terdiri dari 3 orang pemain. Sedangkan peraturan menurut jenis senjata yang digunakan, adalah sebagai berikut:

Floret/Foil

Pergerakan dan Sasaran

Dalam pertandingan menggunakan senjata jenis Floret/Foil, pemain hanya boleh bergerak maju dan mundur. Kemudian pemain hanya boleh mengarahkan serangan atau tusukan pedang ke daerah torso. Torso terdiri dari; dada, perut bagian bawah, perut, dan juga bahu depan.

Penilaian

Seorang pemain akan mendapatkan nilai apabila berhasil mendaratkan serangan pada lawannya di daerah torso. Namun, apabila serangan mengenai bagian selain torso, maka pemain tidak akan mendapatkan nilai.

Nilai hanya akan diberikan pada pemain yang melakukan penyerangan, jika lawannya tidak bisa melakukan serangan balasan. Artinya, apabila pemain berhasil mendaratkan serangan, tetapi lawannya juga mendaratkan serangan pada saat bersamaan, keduanya tidak akan mendapatkan poin.

Permainan berlangsung selama 6 menit, dan seorang pemain akan dinyatakan menang jika berhasil mendapatkan 5 poin selama masa tanding.

Sabel/Sabre

Pergerakan dan Sasaran

Selain daerah torso, dalam pertandingan menggunakan senjata jenis sabel/sabre pemain juga dapat mengarahkan serangan ke bagian kepala dan tangan lawannya.

Penilaian

Meskipun bisa mengarahkan serangan ke bagian torso, pemain tidak akan mendapat nilai jika serangan mendarat di perut bagian bawah.

Selain pengecualian di atas, sistem penilaian lainnya sama dengan permainan menggunakan senjata jenis floret/foil.

Degen/Epee

Pergerakan dan Sasaran

Pada pertandingan menggunakan senjata jenis degen/epee, pemain bisa mengarahkan serangan ke seluruh bagian tubuh termasuk juga tangan.

Penilaian

Sistem penilaian sama dengan pertandingan menggunakan senjata floret/foil, dengan pengecualian dimana kedua pemain berhasil mendaratkan serangan pada waktu bersamaan, maka keduanya berhak mendapatkan poin yang sama.

Baca Juga Beritaku: Senam Olahraga Jodoh: Pengertian, 3 Prinsip & Induk

Cabang Pertandingan Olahraga Anggar

Olahraga Anggar
Atlet Anggar putra Indonesia di Asian Games 2018

Sesuai dengan peraturan dan sistem penilaiannya, cabang olahraga anggar secara umum terbagi menjadi 3 nomor. Ketiga nomor tersebut masing-masing kemudian terbagi lagi menjadi kelas perorangan dan kelas tim.  Deskripsi senjata yang digunakan pada tiap-tiap nomor adalah sebagai berikut:

Nomor Floret/Foil (Perorangan dan Tim)

Pedang yang digunakan berbentuk langsing, lentur, ringan, berujung datar atau bulat, tumpul, dan juga berpegas.

Bilah pedang memiliki berat 500 gram dan juga panjang 90 sentimeter.

Bagian pegangan dan juga pelindung tangan berukuran lebih kecil daripada jenis sabel/sabre dan degen/epee. Bagian ujungnya berfungsi untuk melakukan tusukan, sedangkan bagian bawahnya berfungsi untuk menangkis dan menekan.

Nomor Sabel/Sabre (Perorangan dan Tim)

Pedang jenis sabel/sabre berbentuk segitiga dengan ujung tumpul. Penampilannya mirip dengan parang berukuran kecil, dimana semakin ke atas bilahnya semakin pipih. Ujung bilah pedang ditekuk sehingga tidak meruncing.

Bilah pedang memiliki berat 500 gram dan juga panjang 86 sentimeter.

Memiliki bentuk potongan melintang seperti segitiga namun terdapat alur yang dalam pada bagian salah satu sisinya sehingga menyerupai huruf “Y”.

Bagian pelindung berukuran penuh dan menutupi sampai pangkal tangan. Selanjutnya bagian atas pedang berfungsi untuk memarang, ujungnya untuk menusuk, dan bagian bawahnya untuk menangkis.

Nomor Degen/Epee (Perorangan dan Tim)

Pedang bebentuk segitiga dan berparit. Pangkal pedang tebal, bagian samping hingga ujungnya kecil dan agak kaku, Ujung pedang berbentuk datar dan berpegas, Kemudian bagian pelindung tangan berbentuk lebar. Bilah pedang memiliki berat 750-770 gram dan juga panjangnya 90 sentimeter.

Bagian bawah pedang berfungsi untuk menangkis, Kemudian ujungnya untuk menusuk, dan potongan pedang melintang hampir berbentuk segitiga.

Dalam setiap pertandingan, ada seorang wasit yang memimpin jalannya pertandingan serta dapat menjatuhkan sanksi kepada pemain. Pada pelanggaran pertama, wasit akan mengeluarkan kartu kuning. Pada pelanggaran kedua, wasit mengeluarkan kartu merah. Sedangkan pada pelanggaran ketiga, wasit mengeluarkan kartu hitam yang artinya pelanggaran berat dan atlet diskors dari pertandingan.

Induk Organisasi Olahraga Anggar Seluruh Dunia dan Indonesia

Selayaknya cabang olahraga lainnya, anggar bernaung pada organisasi olahraga baik secara nasional maupun internasional. Kemudian di tingkat internasional, organisasi yang menaungi olahraga anggar dan para atletnya adalah Fédération Internationale d’Escrime yang biasa dikenal dengan akronim FIE.

Nama organisasi tersebut berasal dari bahasa Prancis, yang merupakan asal muasal anggar modern. Kemudian dalam bahasa Inggris, organisasi ini bernama International Fencing Federation. Sejak pendiriannya pada tahun 1913, terdapat 14 presiden yang bergantian memimpin organisasi ini. Saat ini, kepala federasi FIE adalah Alisher Usmanov.

Kantor pusat FIE bertempat di Maison du Sport International, yang terletak di kota Lausanne, Swiss. Selanjutnya anggota FIE terdiri dari 157 federasi nasional, yang masing-masing diakui oleh Komite Olimpiade negaranya sebagai satu-satunya perwakilan anggar di negara tersebut.

Sementara di tanah air, olahraga anggar bernaung pada organisasi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) yang diketuai oleh Agus Suparmanto. Pengukuhan Pengurus Besar IKASI masa bakti 2018-2022 berlangsung pada hari Sabtu, 14 Maret 2020 lalu dan bertempat di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta.

Baca Juga Beritaku: Senam Akrobatik: 4 Teknik, Manfaat Dan Sensualisme

Deretan Pemain Anggar Legendaris

Olahraga Anggar
Edoardo Mangiarotti

Siapakah atlet anggar paling berprestasi sepanjang masa? Berdasarkan penampilannya di ajang Olimpiade, atlet anggar terbaik sepanjang masa adalah Edoardo Mangiarotti dari Italia. Sepanjang kariernya selama tahun 1936-1960, Edoardo berhasil menyabet 13 medali, dimana 6 diantaranya merupakan medali emas.

Atlet asal Hongaria, Aladár Gerevich, menempati posisi kedua dengan perolehan 7 medali emas, namun perolehan medali keseluruhan lebih sedikit daripada Edoardo. Sedangkan untuk atlet putri, peraih medali emas terbanyak adalah Valentina Vezzali asal Italia.

Berikut ini adalah tabel peringkat atlet anggar terbaik sepanjang sejarah Olimpiade:

RankingNamaAsal NegaraJenis KelaminMedaliTotal MedaliRating
EmasPerakPerunggu
1Edoardo MangiarottiItaliaPa6521348
2Aladár GerevichHongariaPa7121046
3Valentina VezzaliItaliaPi612940
4Pál KovácsHongariaPa601737
5Rudolf KárpátiHongariaPa600636
6Nedo NadiItaliaPa600636
7Giovanna TrilliniItaliaPi413829
8Giuseppe DelfinoItaliaPa420628
9Christian d’OriolaPerancisPa420628
10Lucien GaudinPerancisPa420628
11Elena NovikovaUni SovietPi411627
12Viktor SidyakUni SovietPa411627
13Ramón FonstKubaPa410526
14Győző KulcsárHongariaPa402626
15Stanislav PozdnyakovRussiaPa401525
16Jenő FuchsHongariaPa400424
17Viktor KrovopuskovUni SovietPa400424
18Carlo PavesiItaliaPa400424

Daftar Pustaka

  1. Anggar. Wikipedia Bahasa Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Anggar.
  2. Castello, Julio Martinez. 2020. The Theory and Practice of Fencing. Michigan: Jenkins Group, Inc.
  3. Fédération Internationale d’Escrime. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/F%C3%A9d%C3%A9ration_Internationale_d’Escrime.
  4. Wood, Robert. 2010. Best Ever Fencing Athlete at the Olympic Games. Topend Sports. https://www.topendsports.com/events/summer/medal-tally/rankings-sports-fencing.htm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *