Pekerja seni
Pekerja seni (Foto: mediaindonesia.com)

Pekerja seni: 11 Jenis dan Pelestari Budaya

Diposting pada

Pekerja seni, Sesuatu yang terlupa, luput dalam ingatan adalah sebuah nama. Mereka merupakan pelestari budaya. Sayangnya kerap tidak tertulis oleh tinta emas. Mengapa bisa demikian?

Beritaku.id, Budaya – Teruslah bekerja, berkreasi, menjelajah dunia. Sekalipun dunia tak mengenalmu, karyamu akan terus hidup. Begitulah semangat yang ingin kuberikan pada kalian, wahai para pekerja seni yang berada di balik layar.

Oleh Tika (Penulis Budaya)


Pengertian Profesi Pekerja Seni

Pekerja seni (pembaca berita)
ilustrasi artis

Pekerja seni merupakan sebuah profesi yang menghasilkan sebuah karya, yaitu karya seni. Seni awalnya merupakan proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan nama lain dari ilmu. Di jaman seperti sekarang, seni merupakan ekspresi dari kreativitas manusia.

Baca juga beritaku: Para Pekerja Seni Jeneponto Unjuk Rasa Didepan Kantor Dinas Pendidikan

Pengertian lain mengenai seni adalah sesuatu yang indah. Ia adalah buah karya manusia. Sangat sulit untuk menilai dan menjelaskan mengenai sebuah seni.

Pekerja seni seolah memiliki aturannya sendiri dan tuntunan kerjanya sendiri. Bahkan mereka dapat memilih penggunaan aturan itu. Lalu apa saja pekerjaan mereka?

Contoh Pekerja Seni

Penyanyi

Aktor dan Aktris

Mereka merupakan pekerja bidang seni yang cenderung berada di depan layar. Mereka menggunakan tubuh, suara, dan ekspresi untuk menyampaikan esensi dari karakter peran.

Pengarah seni

Mereka bekerja dengan membuat sebuah kreativitas seni. Baik itu dalam majalah, kemasan, iklan, dan sebagainya.

Teknisi audio dan video

Mereka bekerja di balik layar demi menghasilkan sebuah layar seni yang menarik bagi penonton.

Pembawa berita

Pembawa berita merupakan orang-orang yang bekerja untuk menyampaikan fakta. Bahkan mereka juga berusaha mewawancarai apa yang sedang terjadi di lapangan.

Sutradara

Sutradara adalah pengarah dalam seni peran. Ia akan memberi arahan pada pemain sehingga menghasilkan emosi yang baik.

Penari

Ada dua jenis penari yaitu tradisional dan modern. Keduanya memberikan suguhan menarik melalui lekuk tubuh. Pada tarian tradisional, tersirat pesan moral di dalamnya.

Perancang busana

Perancang busana akan menghasilkan sebuah karya seni yang indah untuk pameran maupun untuk sebuah pertunjukan. Mereka umumnya akan berkolaborasi dengan model dan penjahit untuk menciptakan hasil yang indah.

Perias

Sebuah pertunjukan tidak akan berhasil tanpa adanya perias handal. Mereka berperan dalam membentuk karakter pemeran agar cerita menjadi lebih hidup. Contohnya untuk peran orang terjatuh, maka wajahnya memiliki sedikit goresan dan lain sebagainya.

Konduktor

Satu kesatuan alunan musik akan menjdi seirama dan nyaman di telinga dengan adanya arahan dari konduktor.

Penyanyi

Mereka adalah orang-orang yang menggunakan suara mereka untuk menghasilkan sesuatu yang menghibur. Penyanyi dapat juga menjadi pencipta lagu maupun sekaligus pemain musik.

Penulis

Sebuah cerita biasanya berawal dari sebuah kisah tertulis. Adanya penulis membuat semuanya bermula dan beruntut baik dalam segi alur maupun karakter. Baik cerita fiksi maupun non fiksi umumnya memiliki pesan moral. Bahkan untuk berita dan lainnya juga awalnya merupakan buah pikiran dari penulis.

Masih ada banyak agi pekerjaan seni lainnya yaitu fotografer, penyiar, hingga produser film.


Pelestarian Seni Budaya Tradisional

Contoh seni tradisional

Di jaman modern ini, segala informasi dari luar datang silih berganti. Internet membuat semua informasi dari belahan dunia manapun dapat menjadi suguhan bagi setiap orang.

Adanya informasi tersebut, tentu membawa masuknya budaya baru ke Indonesia. Ketika apa yang masuk lebih kuat daripada apa yang sudah ada, maka secara tidak langsung kebudayaan tersebut terserap ke generasi muda yang belum mengetahui dengan baik keseluruhan budaya asli Indonesia.

Oleh sebab itulah, sebuah PR menjadi tanggung jawab bersama. Bagaimana melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia di tengah maraknya budaya asing yang masuk. Pemerintah pun tengah berupaya menghadapi krisis ini dengan menggalakkan beberapa hal.

Dinas Budaya dan Pariwisata (DISBUDPAR) telah melakukan upaya untuk melestarikan budaya tradisional melalui ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Ekstrakurikuler tersebut menitikberatkan kepada muatan lokal seperti tarian tradisional, paduan suara, hingga dalang.

Tidak hanya terhenti sampai itu, pemerintah juga kerap mengadakan lomba-lomba kebudayaan tradisional di tingkat nasional. Pesertanya adalah murid-murid hingga umum. Hadiah bagi pemenang adalah kemudahan dalam memasuki sekolah favorit melalui jalur prestasi.

Ada satu kegiatan lagi yang sedang digalakkan pemerintah yaitu mengenai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Di ruang tersebut akan ada pembinaan budaya tari tradisional betawi untuk warga sekitar.

Swasta dan Peran Pelestarian Budaya Tradisional

Tidak hanya pemerintah, namun pihak swasta juga turut membantu pelestarian seni budaya tersebut. Adanya peran serta dari para pekerja seni untuk mendirikan sanggar sangat membantu pelestarian seni tradisional. Warga sekitar menemukan wadah untuk mempelajarinya.

Ada juga beberapa perusahaan yang mengadakan lomba-lomba terkait kebudayaan tradisional dan menyelenggarakannya di media televisi nasional. Sehingga dengan demikian, generasi muda menjadi tertarik untuk mempelajarinya.

Baca juga beritaku: Berita Tari Leleng dan Tari Legong Budaya Indonesia

Upaya-upaya yang telah pemerintah dan swasta tersebut lakukan, sedikit demi sedikit membuahkan hasil yang manis. Dengan banyaknya anak muda sekarang mulai menekuni seni tari tradisional, semoga ini menjadi magnet kuat.

Bahkan, tidak sedikit juga dari mereka yang mengikuti misi budaya dan juga kompetisi tari internasional. Mereka kembali dengan membawa penghargaan-penghargaan yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.


Hilang kaderisasi Pekerja Seni Tradisioanal, kenapa?

Penari balet

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lunturnya kebudayan tradisional. Upaya-upaya pemerintah dan swasta seperti yang telah terpapar di sub judul sebelumnya memang sudah membuahkan hasil. Namun agar tidak terulang kesalahan yang sama, maka sebaiknya semua pihak memperhaitikan faktor-faktor penyebab kelunturan budaya tradisional.

Pertama, pengaruh budaya modern yang lebih kuat. Tidak adanya filter dalam budaya luar yang masuk membuat masyarakat akan mengikuti perkembangan jaman dan pembangunan secara mentah.

Kedua, budaya modern cukup praktis dan murah. Mereka tidak membutuhkan kostum yang ribet hingga aksesoris yang banyak. Bahkan musik pengiring pun tidak memerlukan banyak alat dan orang. Bagaimana jika budaya tradisional mengadaptasi hal ini?

Ketiga, kurangnya apresiasi terhadap pekerja seni. Dalam hal ini mereka umumnya tidak menjadikan seni sebagai mata pencaharian utama. Maksud dari kalimat ini adalah para pekerja seni tradisional. Mereka umumnya mmeiliki pekerjaan utama lainnya.

Keempat, Stigma bahwa seni tradisioal tidak dapat menghidupi adalah sebuah pembunuh bagi generasi muda untuk berpikir dua kali untuk fokus pada sni tradisional.

Kelima, kurangnya edukasi mengenai seni tradisional. Seharusnya para seniman senior mengkampanyekan seni tradisional kepada generasi muda melalui cara yang menarik. Dengan demikian sejarah dan ilmu-ilmu budaya tradisional tidak luntur dan tetap terukir.

Kelima faktor tersebut akhirnya membuat sulitnya menemukan kader untuk budaya tradisional. Selain itu, belum banyak budaya tradisional yang menjadi peningkat pariwisata suatu daerah.

Bahkan fasilitas untuk mengadakan pertunjukan tradisional juga belum memadai. Sebaiknya juga membuat organisasi khusus seniman tradisional di daerah-daerah hingga nasinal. Dengan demikian mereka dapat mneyusun langkah agar budaya tradisional tetap terjaga.


Kepada Pelestari Budaya Kadang Menjadi Maestro Tak Dikenang

Seiring berkembangnya jaman, sesuatu yang kuno sudah pasti akan tertinggal. Pada hakikatnya, setiap pekerja seni pernah tenar pada masanya. Contohnya Didi Kempot. Sebelum kembali tenar beberapa waktu lalu, ia sudah pernah tenar.

Ketika dulu membawakan lagu campur sari dengan lirik bahasa Jawa yang kental, Solo Balapan menjadi hits kala itu. Kemudian ia hadir dengan modernisasi lirik patah hati namun tetap mengusung Bahasa Jawa. Alhasil, karyanya diterima dengan baik oleh kaum milenial.

Ketika para pekerja seni tradisional lainnya mampu mengadaptasikan karya mereka ke era modern, maka sangat mungkin bagi nama mereka terukir. Hanya saja banyak diantara mereka yang malas berinovasi.

Media sedikit tidak telah membantu mengulik sejarah dan menayangkan mengenai seni-seni tradisional. Bahkan ada juga ajang pencarian bakat bersama pihak swasta yang mana memperbolehkan segala aspek seni untuk berpartisipasi.

Upaya-upaya itu seharusnya menjadi lahan bagi pegiat seni tradisional untuk bangkit kembali. Adanya sanggar juga telah membantu mereka berinovasi dan mengekspolarasi segalanya. Mencari bibit-bibit baru dan membuat nama mereka tetap terukir.

Sebagai contoh sanggar milik Butet maupun sanggar alat musik tradisional di Bandung. Semuanya berfokus pada nama dari pegiat seni tersebut. Mereka menarik minat pelajar dengan memberikan latihan gratis dan mengusahakan anak didiknya melaju ke kancah internasional.

Semua ada masanya, demikian setiap pekerja seni berucap. Memang benar seperti itu adanya. Mereka bekerja dengan tubuh, suara, paras, dan emosi. Semua itu luntur bersama usia. Anjasmara memilih menjadi produser film di usianya sekarang.

Tidak banyak peran yang cocok lagi baginya. Para penyanyi seperti Ika Christie telah hilang masa jayanya. Para model yang menua dan tidak lagi bertubuh langsing, semua memang ada masanya.

Namun tidak sedikit juga yang masih tetap eksis seperti Meriam Belina. Ia kerap memerankan seorang ibu yang cerewet ataupun mertua yang jahat. Memang sudah sepatutnya pekerja seni pandai memanfaatkan kesempatan. Hanya mereka yang mampu terus belajar yang tetap eksis di dunia hiburan.

Seni dan Generasi Milenial

Ketika media berhasil memberikan informasi edukatif bagi penonton serta harapan pada seni tradisional maupun modern, maka peminat seni akan meningkat.

Adanya liputan anak bangsa yang menjuarai angklung di kancah internasional sebagai perminan musik yang unik dapat menjadi sorotan yang bagus. Dengan demikian, Indonesia tidak perlu khawatir kehilangan seni tradisional.

Perbayak acara-acara pencarian bakat bertema tradisional seperti Indonesia mencari bakat. Bukan hanya acara-acara yang mengadaptasi ajang pencarian bakat luar negeri.

Baca juga beritaku: Tradisi Budaya Kejawen Puasa Weton untuk Kekayaan

D’ Academy sebagai contoh merupakan sebuah acara yang baik. Ia mengedepankan pencarian bakat penyanyi dangdut yang mana dangdut adalah lagu dan musik Indonesia. Bahkan ajang ini juga mengajak partisipan luar negeri untuk mengikutinya.

Demikian artikel megenai pekerja seni. Mereka terkenal pada eranya dan menghilang pada masanya. Akan tetapi jika kita melihat ke sisi lainnya, masih banyak dari mereka yang mampu bertahan demi cita-cita luhur terhadap Indonesia.

Para orang tua juga sebaiknya tidak selalu menganggap kesenian modern sebagai yang terbaik. Mengenalkan anak kepada seni tradisional sejak kecil adalah salah satu upaya melestarikan kesenian tradisional. Mari bersama-sama menjaga warisan seni Indonesia. Jika bukan kita, siapa lagi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *