Pendidikan formal dan informal
Pendidikan formal dan informal (Foto: posbaru.com)

Pendidikan Formal Dan Informal: 3 Keuntungan Dan Kekurangan

Diposting pada

Pentingnya pendidikan formal dan informal untuk generasi yang lebih maju. Kedua komponen tersebut sebagai ukuran sukses atau rivalitas dalam persaingan dunia kerja. Ada 3 keuntungan dan kekurangan dari keduanya.

Beritaku.id, Pendidikan – Salah satu faktor yang dapat mendukung kesuksesan seseorang adalah pendidikan. Namun perlu kita sadari bahwa pendidikan memiliki banyak macamnya. Mari sama-sama mempelajarinya.

Oleh: Luluk Fadiyah (Penulis Pendidikan)

Seiring dengan terus berkembangnya jaman, pendidikan pun juga telah mengalami banyak sekali perkembangan. Mulai dari metode yang digunakan, materi yang terus mengalami perubahan (update), media yang digunakan, dll.

Kesemua hal tersebut tentunya mempengaruhi kualitas dari pendidikan itu sendiri. Lalu seberapa penting pendidikan bagi

Pengertian Pendidikan

pendidikan formal dan informal

Pendidikan memiliki pengertian yaitu suatu proses pembelajaran ilmu pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan oleh sekumpulan manusia yang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses pengajaran, pelatihan dan penelitian.

Pendidikan juga ada yang mengartikannya sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar dengan tujuan agar semua peserta dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata education (dalam bahasa inggris) dan kata educatum (bahasa latin). Pada bahasa latin educatum, terdiri dari 2 kata yaitu e dan duco yang artinya e adalah sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak.

Sedangkan duco artinya sebuah perkembangan, sehingga kedua kata tersebut jika digabung memiliki pengertian bahwa pendidikan merupakan sebuah proses perkembangan kemampuan serta kekuatan dari diri sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam pelaksanaannya, pendidikan sering dilakukan dengan adanya bimbingan dari seseorang yang ahli pada bidang tertentu. Namun demikian, pendidikan juga masih dapat dilaksanakan secara mandiri atau otodidak.

Dengan mempelajarinya secara mandiri dari berbagai sumber informasi yang ada,misal dari buku, internet, jurnal, dll. Hasilnya pun akan berbeda-beda meski dengan metode yang sama.

Sebab, kemampuan seseorang dengan orang lain pasti berbeda, meskipun ada yang telah disampaikan sama. Namun daya tangkap dan serap masing-masing orang tidak dapat kita pukul rata.

Pendidikan sendiri dapat kita peroleh dari 2 cara, yaitu secara formal dan informal. Pendidikan secara formal dengan mengikuti program-program pelatihan yang telah terencanakan, terarahkan dan terpantau oleh suatu instansi atau departemen kepemerintahan negara.

Sedangkan pendidikan secara informal dapat kita peroleh dari berbagai pengalaman dari kehidupan sehari-hari, melihat dari sumber-sumber terpercaya, dll.

Baca juga beritaku : 2 Harapan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Ciri Pendidikan Formal dan Informal

Pendidikan Formal

sosialisai di tingkat pendidikan formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang dapat kita peroleh dari sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mematuhi syarat-syarat yang berlaku. Sekolat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh generasi muda.

Pelaksanaannya secara berjenjang dan terstruktur, di Indonesia sendiri pendidikan terdiri dari PAUD/PLAYGROUND untuk balita (ini bersifat optional), TK/RA untuk anak-anak usia dini, SD/MI untuk anak-anak usia dasar, SMP/MTs untuk anak-anak usia menengah, SMA/MA untuk anak-anak usia mengengah ke atas dan Universitas untuk usia dewasa hingga lanjut.

Pada pendidikan formal terdiri dari 2 macam, yaitu pendidikan formal berstatus negri dan pendidikan formal berstatus swasta. Pendidikan formal negri merupakan kegiatan belajar mengajar yang berasal dari negara atau pemerintah dengan berbagai fasilitas yang gratis.

Sedangkan pendidikan formal swasta merupakan kegiatan belajar mengajar yang berasal dari pihak swasta, sehingga tidak semua fasilitas yang tersedia dapat kita peroleh secara cuma-cuma.

Minat masyarakat terhadap pendidikan formal baik yang negri maupun yang swasta tentunya berdasarkan pertimbangan dari masing-masing orangtua, anak dan lingkungan yang mempengaruhi. Oleh sebab itu baik pendidikan formal negri atau swasta sama-sama bagusnya, tergantung dengan minat.

Ciri-Ciri Pendidikan Secara Formal :

  • Kegiatan belajar mengajar berada di gedung sekolah
  • Ada kurikulum yang mengatur proses kegiatan belajar mengajar
  • Untuk menjadi peserta didik harus memenuhi beberapa syarat khusus
  • Materi pembelajaran bersifat akademis
  • Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dengan adanya ujian secara formal
  • Kegiatan belajar mengajar memiliki standar waktu berjenjang
  • Proses pendidikan membutuhkan waktu yang lama
  • Untuk menjadi tenaga pengajar membutuhkan klasifikasi tertentu
  • Pihak penyelenggara pendidikan berasal dari pemerintah atau swasta
  • Penyelenggaraan menggunakan administrasi yang serentak

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa Penyelenggaraan Satuan Pendidikan Formal adalah sebagai berikut :

  • Taman Kanak-kanak (TK)
  • Raudatul Athfal (RA)
  • Sekolah Dasar (SD)
  • Madrasah Ibtidaiyah (MI)
  • Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  • Madrasah Tsanawiyah (MTs)
  • Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • Madrasah Aliyah (MA)
  • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  • Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
  • Perguruan Tinggi
  • Akademi
  • Politeknik
  • Sekolah Tinggi

Baca juga beritaku : 5 Manfaat dan Perbedaan Pendidikan dan Sekolah

Pendidikan Informal

Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan, bentuknya dengan kegiatan belajar secara mandiri atau dari pengalaman. Hasil akhir dari pendidikan formal juga telah mendapat pengakuan dari negara dan para ahli apabila peserta didik lolos tahap ujian berstandar nasional.

Adapun standar yang diujikan yaitu Pendidikan Agama, Etika, Budi Pekerti, Sopan Santun, Moral dan Sosialisasi. Pendidikan informal dapat berlangsung mulai dari lingkungan keluarga terlebih dahulu.

Sebab pendidikan informal adalah pendidikan dalam keluarga yang berlangsung sejak anak tersebut lahir hingga anak tersebut tutup usia. Sehingga pendidikan informal sifatnya tak terbatas, artinya sepanjang anak tersebut masih berada di lingkungan keluarga, maka pendidikan tersebut dapat berlangsung.

Ciri-Ciri Pendidikan Secara Informal :

  • Kegiatan dapat dilaksanakan kapan pun dan di mana pun
  • Pendidikan tidak memiliki jenjang
  • Tidak ada persyaratan dalam meberikan atau menerima pembelajaran
  • Program yang terencana secara formal tidak ada
  • Untuk mengetahui kemampuan, tidak perlu menggunakakan ujian
  • Tidak memiliki materi tertentu
  • Tidak ada lembanga yang berperan sebagai penyelenggara
  • Orang tua merupakan panutan dan guru bagi anak
  • Tidak memiliki manajemen yang jelas atau terstruktur
  • Pendidikan berjalan secara terus-menerus

3 Keuntungan Dan Kekurangan Pendidikan Formal Dan Non Formal

keuntungan dan kekurangan pendidikan

Pendidikan formal ialah pendidikan yang terstruktur dan sistematis sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jenjang pendidikan mulai dari tingkat PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA hingga Perguruan Tinggi.

Tujuan dari pendidikan formal sudah psati dan terarah, sebab memiliki kurikulum pengajaran. Mulai dari tingkat yang paling bawah hingga pada tingkat yang paling atas semua memiliki kurikulum tersendiri.

Keuntungan Pendidikan Formal

  • Mampu melatik kemampuan akademis
  • Dapat membangun jaringan sosial dan pertemanan yang lebih luas
  • Menjadi sarana untuk mengembangkan diri dan kreativitas
  • Jenjang pendidikan yang mendapat pengakuan dari negara dengan standar nasional

Baca juga beritaku : Krisis Akhlak Dunia Pendidikan Oleh Teknologi

Kekurangan Pendidikan Formal

  • Masih memiliki anggapan sebagai formalitas, sebab pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal masih sekedar formalitas saja namun tidak fokus pada kualitas
  • Kegiatan belajar mengajar yang terasa kaku dan tidak fleksibel dengan karakter pengajar maupun pelajar

Pendidikan informal ialah pendidikan yang berdasar pada agama, budi pekerti, sopan santun, etika, moral dan sosial. Pendidikan ini dapat kita lakukan mulai anak lahir hingga tutup usia, sifatnya tidak terbatas dan dapat kapan saja.

Orang tua sangat mempenggaruhi terhadap kecerdasan iinformal anak, sebab orang tua merupakan panutan sekaligus guru langsung dalam keluarga. Umumnya anak akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah.

Kelebihan Pendidikan Informal

  • Tidak ada batasan tempat dan waktu, pendidikan dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja
  • Cara pengaplikasiannya kepada anak lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan
  • Untuk mempelajari dan mengaplikasikannya sesuai dengan kemampuan dan kemauan
  • Menjadi invenstasi akhlak pada anak untuk jangka panjang
  • Kontrol terhadap anak lebih mudah

Kekurangan Pendidikan Informal

  • Tidak memiliki rujukan atau standar tertentu
  • Adanya fungsi sosial dan latar belakang lingkungan yang variatif, sehingga dapat memberi efek positif atau negatif terhadap anak

Cerita Orang Sukses Tanpa Pendidikan Formal, Kenapa?

sang legenda Bob Sadino

Hampir semua orang pasti tahu dengan kisah sang miliader Bob Sadino, ia adalah salah satu pengusaha sukses dari Indonesia yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal yang tinggi. Dia merintis usahanya mulai dari nol hingga kini kekayaannya mencapai puluhan miliar.

Bob Sadino adalah pemilik Kem Chicks yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Siapa sangka kesuksesannya dalam berwirausaha rupanya murni dari kerja keras dan cerdasnya. Sebab ia hanyalah seorang lulusan SMA.

Semasa sekolahnya, Bob Sadino tergolong murid yang biasa-biasa saja, bahkan mendekati murid yang dalam urutan rangking terakhir. Namun ia memiliki semangat juang yang lebih tinggi dari pada teman-teman sekolahnya.

Bob Sadino adalah sosok miliader yang sangat ramah dan sederhana, ia tidak suka memamerkan kekayaannya. Bahkan kostum andalannya tidak mencerminkan bahwa dirinya merupakan orang kaya. Ia hanya menggunakan kemeja lengan pendek warna putih dan celana di atas mata kaki.

Sosoknya yang demikian menjadikannya banyak digemari oleh masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Kisahnya yang begitu inspiratif mampu mendongkrak semangat juang generasi muda.

Meskipun dirinya tidak melanjutkan pendidikan formalnya hingga ke Perguruan Tinggi, namun dirinya mampu membuktikan bahwa ia mampu. Kisah suksesnya bermula dari kepergiannya ke Belanda untuk menetap di sana selama beberapa tahun.

Hingga akhirnya ia kembali ke Indonesia dan memulai usahanya dengan bermodalkan 2 mobil yang ia bawa dari Belanda. Bob Sadino menjual 2 mobil tersebut untuk membeli sebidang tanah di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Ia terus memutar otak agar uang yang ia hasilkan dari menjual mobil kesayangannya tersebut dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Muncul ide untuk membuka usaha transportasi.

Baca Juga beritaku : PJ Wali Kota Makassar Komitmen Majukan Pendidikan di Kota Makassar

Awal Kesuksesan Bob Sadino

Dengan mobil pribadinya yang masih tersisa, ia membuka jasa penyewaan mobil beserta sopirnya. Saat itu belum ada karyawan, hanya dirinya yang menjalankan bisnis tersebut. Berlaku sebagai pemilik sekaligus sopir jika ada yang membutuhkan jasa sopir.

Pendapatannya dari usaha tersebut sudah terbilang cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun Bob ingin kehidupannya bersama istri di masa tua nanti tidak sulit. Ia terus memutar otak agar uang yang ia hasilkan terus berkembang.

Sayangnya, kejadian tak menyenangkan pun datang padanya. Dirinya terkena sebuah musibah, yaitu kecelakaan yang cukup parah hingga membuat mobilnya rusak parah.

Bob tidak memiliki uang untuk biaya perbaikan mobilnya yang rusak, ia pun berinisiatif menjadi kuli batu. Upahnya sebagai kuli batu saat itu hanya 100 rupiah, hingga Bob pun mengalami depresi yang cukup serius.

Ia tidak lantas menyerah pada hidupnya begitu saja, ia terus mencari solusi agar perekonomiannya dapat bangkit kembali. Ia pun mencerna dengan matang masukan dari salah seorang temannya yang bernama Sri Mulyono Herlambang.

Saat itu Sri Mulyono memberi saran pada Bob untuk mencoba berternak ayam. Mulanya, Bob hanya memelihara ayam beberapa ekor untuk menghibur diri agar tidak terlalu stress dengan kondisinya.

Seiring dendgan berjalannya waktu, ayam-ayam tersebut mulai berkembang dan Bob melihat ada peluang yang bagus dari hal tersebut. Ia pun memulai bisnis untuk menjadi peternak ayam.

Saat kesibukannya menjalani usaha ternaknya tersebut tiba-tiba muncul ide untuk memanfaatkan ayam-ayam tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual tinggi. Ia pun kembali melebarkan usahanya dengan menjual telur-telur hasil ternaknya.

Ia bersama sang istri keliling untuk memasarkan telur ayam. Hingga akhirnya usahanya mulai membuahkan hasil, melihat peluang yang begitu bagus pun membuat Bob kembali berfikir bagaimana menghasilkan lebih dan lebih lagi uang.

Muncullah ide untuk membuka sebuah supermarket yang menjual hasil ternaknya dan juga kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Bisnisnya berkembang cukup pesat berkat kemampuannya dalam mengelola dan memasarkan.

Jika Demikian, Apa Ukuran Sukses Seseorang?

Kesuksesan seseorang tidak hanya bermodalkan pendidikan formal saja, masih ada bnayka faktor yang dapat menjadikannya seseorang yang sukses, salah satunya dengan adanya pendidikan informal. Seperti kepandaian dalam bersosialisasi, memasarkan, melihat peluang, dll.

Dari kisah-kisah inspiratif orang-orang sukses yang tidak memiliki riwayat pendidikan tinggi dapat kita ambil kesimpulan bahwa modal seseorang sukses ditentukan oleh banyak faktor.

Jika tidak memiliki kekuatan dalam hal akademis, maka berusahalah menggali potensi yang ada dalam diri. Terus mencari informasi dan peluang yang dapat menghasilkan. Perbanyak juga relasi yang dapat menjadi peluang.

Intinya, pendidikan formal juga harus kita sertai dengan adanya pendidikan informal. Pendidikan formal dan informal harus saling seimbang, oleh sebab itu perlunya menanamkan pendidikan informal sejak dini.

Baca juga beritaku : LSM Perak Minta Kadis Pendidikan Makassar Kaji Ulang Pelantikan Kepala Sekolah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *