Tahajud & Istikharah, Ibadah Sunnah Penghalau Dosa dan Keraguan

Diposting pada

Sebagai umat muslim, kita wajib untuk mendirikan shalat wajib 5 waktu dalam sehari. Di samping itu, ada pula beberapa ibadah sunnah. Contohnya shalat tahajud dan istikharah yang bisa dikerjakan, baik untuk mendulang pahala ataupun sebagai amalan penghalau dosa dan keraguan.

Beritaku.id, Berita Islami – Shalat adalah salah satu ibadah wajib bagi seluruh umat muslim. Saking pentingnya shalat dalam kehidupan, setiap umat muslim wajib melaksanakannya bahkan ketika tengah berada dalam perjalanan ataupun sedang sakit. Rasulullah SAW selaku junjungan umat muslim pun pernah menyampaikan, bahwasanya shalat adalah tiangnya agama Islam.

Oleh: Riska (Penulis Berita Islami)

Selain itu, shalat juga merupakan rukun Islam kedua. Di samping yang bersifat wajib, terdapat pula beberapa shalat yang sifatnya sunnah. Sama seperti ibadah-ibadah sunnah lainnya, umat Islam bisa mengerjakan shalat sunnah demi memetik pahala lebih banyak.

Bukan hanya itu, tetapi beberapa shalat sunnah pun bisa dikerjakan sesuai kebutuhan atau karena ada maksud tertentu. Apakah ingin mendapatkan rezeki lebih banyak, atau demi membuat keputusan di tengah kebingungan, sebaik-baiknya tempat mencurahkan hati adalah hamparan sajadah.

Niat dan Doa Shalat Tahajud

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang tidak bisa lepas dari dosa. Sebab itulah, Allah SWT memberikan berbagai fasilitas penghapus dosa pada manusia. Salah satunya adalah shalat tahajud.

Pengertian tahajud menurut istilah ialah shalat sunnah yang pengerjaannya pada waktu malam hari. Jumlah rakaatnya paling tidak sebanyak 2 rakaat, tetapi bisa juga sebanyak-banyaknya hingga menjelang waktu Subuh.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk melaksanakan shalat tahajud melalui firman-Nya dalam Al-Quran surah Al-Isra ayat 79:

Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

Waktu untuk mengerjakan shalat tahajud yakni setelah Isya hingga terbit fajar. Namun, waktu terbaik dan paling mustajab adalah pada sepertiga malam, yaitu sekitar pukul 1 dini hari hingga masuk waktu Subuh. Melansir buku “Risalah Tuntunan Shalat Lengkap” karya Drs. Moh. Rifai, berikut ini tata cara shalat tahajud yang benar.

Baca Juga Beritaku: Cara Dhuha Dan Tahajud Yang Benar Serta Doa Setelah Shalat

Tata Cara Shalat Tahajud

Tahajud
Ilustrasu Shalat Tahajud

1. Tidur Terlebih Dahulu

Shalat di waktu malam hari hanya bisa disebut shalat tahajud dengan syarat dilakukan setelah bangun dari tidur malam, meskipun hanya sekejap. Maka daripada itu apabila kita mengerjakan shalat tanpa tidur sebelumnya, maka itu bukanlah shalat tahajud, melainkan shalat sunnah saja seperti shalat witir dan sejenisnya.

2. Niat Shalat Tahajud

Ushallii sunnatan tahajjudi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’alla.

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tahajud 2 rakaat, menghadap kiblat, karena Allah ta’ala.”

3. Gerakan Shalat Tahajud

Selain perbedaan pada niat, gerakan shalat tahajud sama seperti gerakan shalat wajib. Jika ingin melaksanakan shalat tahajud lebih dari 2 rakaat, maka setiap rakaat kedua di akhiri dengan tahiyat akhir. Lalu, kembali berdiri dan memulai shalat dari niat, di ulang hingga jumlah rakaat yang di inginkan.

4. Doa Setelah Shalat Tahajud

Allahumma lakalhamdu annta nuurussamaawaati wal’ardhi wa manfiihina wa lakalhamdu annta, wa lakalhamdu annta qayyimussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta rabbussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna.

Wal lakalhamdu annta mulkussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta malikussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna wa lakalhamdu anntalhaqq wa wa’dukalhaqq, wa liqaa’uka haqq, wa qauluka haqq, waljannatu haqq, wannaaru haqq, wannabiyuuna haqq, wa muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallam haqq, wassaa’atu haqq.

Allahumma laka aslamtu wa’alaika tawakaltu wa bika aamanntu wa ilaika anabtu wa bika khaashuamtu wa ilaika haakamtu fagfirlii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu, anntalmuqaddimu wa anntalmu’akhkhiru laa ilaaha illaa annta anta ilaahii laa illaa annta.

Artinya: “Ya Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. BagiMu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya.

Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, surga adalah benar (ada), neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar.

Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum.

Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.”

Niat dan Doa Shalat Istikharah

Selain kodrat tak bisa luput dari dosa, manusia pun selama masa kehidupannya akan terus menerus berhadapan dengan pilihan. Terlepas banyak atau sedikitnya pilihan, terkadang kita sebagai manusia merasa bingung atau ragu untuk memutuskan.

Maka siapakah pemberi petunjuk terbaik selain Allah SWT? Ketika rasa bingung sedang melanda hati, menyelimuti benak yang menciptakan bimbang, curahkanlah keresahan tersebut pada Sang Khalik. Metodenya adalah mendirikan shalat istikharah sebanyak 2 rakaat. Niatnya adalah sebagai berikut:

Ushholi sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala”

Mengenai waktu pelaksanaannya, kita bisa melaksanakan shalat istikharah kapan saja, baik siang ataupun malam hari. Akan tetapi, waktu paling utama yakni di sepertiga malam, terutama setelah melaksanakan shalat tahajud sebelumnya.

Tata cara shalatnya pun sama dengan tata cara shalat wajib. Hanya saja, bacaan surah pendek yang utama adalah Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua. Setelah selesai shalat, lanjut dengan membaca dzikir dan wirid, dan penutupnya adalah doa setelah shalat istikharah sebagai berikut:

Doa Setelah Istikharah:

Allahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub.

Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (…) khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyalkhaira haitsu kaana tsumma rodhdhinii bihi.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk dari ilmu-Mu, memohon kekuatan dari kekuasaan-Mu, dan memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya aku tidak kuasa sedang Engkau kuasa, dan aku tidak mengetahui sedang Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib.

Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebutkan keperluan/pilihannya) baik bagiku, agama dan kehidupanku, maka tetapkan dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berkatilah aku, dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, bagi agama dan kehidupanku serta akibat dari urusanku, baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang, maka hindarkanlah ia dariku dan hindarkanlah pula diriku darinya, dan tetapkanlah hal yang terbaik bagiku menurut semestinya, kemudian ridhailah aku.”

Baca Juga Beritaku: Tahajud Yang Benar Dan Mustajab,Tata Cara Sholat, Dan Doa Sesuai Kebiasaan Rasul

Adab Berdzikir yang Benar

Tahajud

Setelah melaksanakan ibadah shalat, dan sebelum mulai memanjatkan doa kepada Allah SWT, sebaiknya mengawali dengan berdzikir dan membaca wirid. Keduanya merupakan aktivitas yang berfungsi untuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla.

Secara istilah dzikir berarti mengingat, memperhatikan, mengenang, dan mengambil pelajaran. Sama seperti semua aktivitas ibadah lainnya, terdapat adab atau tata krama yang harus diperhatikan ketika berdzikir.

Adab Sebelum Berdzikir

  1. Taubat. Hakekat dari taubat adalah meninggalkan semua perkara yang tidak berfaedah dalam kehidupan, baik itu berupa ucapan, perbuatan, atau sekadar keinginan.
  2. Ada dalam keadaan suci dari hadas besar maupun kecil. Bisa dengan cara mandi atau setidaknya mengambil wudhu terlebih dahulu.
  3. Diam dan tenang. Melakukan dzikir harus dalam keadaan dan suasana tenang, agar memperoleh shidq. Artinya pada saat berdzikir hati dan pikiran terpusat pada Allah SWT, yang di barengi dengan lisan mengucapkan la ilaaha illallah.
  4. Menyaksikan dengan hati ketika sedang melaksanakan dzikir terhadap himmah syaikh atau guru mursyidnya.
  5. Meyakini bahwa dzikir thariqoh yang di dapat dari syeikhnya adalah dzikir yang di dapat juga dari Rasulullah SAW.

Adab Saat Berdzikir

  1. Duduk di tempat suci dari najis, seperti ketika melaksanakan ibadah shalat.
  2. Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua paha.
  3. Memberi wewangian pada tempat berdzikir dan pakaian untuk dzikir.
  4. Memakai pakaian yang bersih dan suci dari najis.
  5. Memilih tempat yang cenderung gelap dan seci jika memungkinkan.
  6. Memejamkan kedua mata. Tujuannya untuk menutup jalan indra dzahir. Tertutupnya indra dzahir akan menjadi jalan terbukanya indra hati/batin.
  7. Membayangkan pribadi guru mursyidnya di antara kedua mata. Hal ini menurut para ulama thariqoh merupakan adab berdzikir yang sangat penting.
  8. Jujur dalam berdzikir. Artinya seseorang yang berdzikir sebaiknya memiliki perasaan yang sama, baik ketika melakukan dzikir dalam keadaan sepi (sendiri) atau ramai (banyak orang).
  9. Ikhlas, yaitu membersihkan amal dan ibadah dari segala ketercampuran duniawi.
  10. Memilih shighot dzikir bacaan “la ilaaha illallah” karena bacaan tersebut memiliki keistimewaan yang tidak terdapat pada bacaan-bacaan dzikir lainnya.
  11. Menghadirkan makna dzikir di dalam hati.
  12. Mengosongkan hati dari segala apapun selain Allah SWT agar pengaruh dzikir terhujam dalam hati dan menjalar ke seluruh anggota tubuh.

Makna Dzikir dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berhubungan dengan manusia lainnya melalui berbagai macam jenis dan media komunikasi. Terlebih di zaman modern ini, berbagai teknologi membuat batas-batas geografis seakan menjadi semu. Cukup dengan menekan satu dua tombol di ponsel, kita yang berada di Indonesia bisa dengan mudahnya terhubung dengan kawan di seberang benua.

Perihal hubungan, ajaran agama Islam mengenal dua macam hubungan yaitu habluminallah dan habluminannas. Perihal hubungan dengan sesama manusia seperti dicontohkan sebelumnya disebut habluminannas. Sementara hubungan antara manusia selaku hamba dengan Sang Pencipta disebut habluminallah.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dalam Kitab At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.”

Pada hakikatnya, seseorang yang sedang berdzikir seolah ia sedang terhubung dengan Allah SWT, selayaknya manusia terhubung dengan sesamanya melalui jaringan telepon. Keterhubungan ini akan membuat manusia memiliki hubungan yang erat dengan Allah SWT, sehingga senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

Bukan hanya itu, tetapi dengan rajin berkomunikasi dengan Sang Pencipta, insyaallah setiap doa akan lebih mudah terijabah. Selanjutnya, penyebutan kalimat-kalimat dzikir di mulut, akan dibenarkan dalam hati, dan diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan sehari-hari.

Maknanya adalah mengingatkan diri sendiri supaya antara mulut, hati, dan perbuatan agar selalu harmonis menjaga kesucian dari dosa dan maksiat.

Baca Juga Beritaku: Sholat Tahajud Berapa Rakaat, Pendapat Ulama Dan Sunnah Rasul

Apakah Doa Shalat Tahajud Pasti Dikabulkan?

Tahajud

Perkara mengijabah doa adalah hak prerogatif Allah SWT semata. Karenanya tidak ada siapapun, termasuk para nabi dan rasul yang menjamin bahwa suatu doa pasti akan diijabah. Segala apapun yang terjadi sesungguhnya adalah atas seizin dan ridha Allah SWT.

Namun, Allah SWT pun menyampaikan melalui firman-Nya bahwa waktu di sepertiga malam adalah waktu yang sangat Ia sukai untuk mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Allah SWT teramat menghargai hamba-Nya yang mengusahakan diri untuk beribadah, ketika manusia lain tengah terlelap dalam tidurnya.

Maka dari itu, tak ada salahnya kita sebagai hamba untuk terus berikhtiar dan beribadah secara ikhlas. Sebab tak ada suatu amal perbuatan apapun yang tidak akan mendapat balasan oleh Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab.

Daftar Pustaka

  1. Tim Hikmah detikcom. 2021. Tata Cara Sholat Tahajud yang Benar, Waktu, dan Doanya. Jakarta: Detik News. https://news.detik.com/berita/d-5477334/tata-cara-sholat-tahajud-yang-benar-waktu-dan-doanya/1.
  2. Doa Setelah Shalat Istikharah Lengkap Dengan Latin dan Artinya. Doa Harian Islami. https://www.doaharianislami.com/2017/07/doa-setelah-sholat-istikharah-lengkap.html.
  3. Siregar, Rusman. 2020. Inilah Adab Berzikir yang Jarang Diketahui Orang. Jakarta: Kalam Sindo News. https://kalam.sindonews.com/berita/1503220/70/inilah-adab-berzikir-yang-jarang-diketahui-orang.
  4. Nursalikah, Ani. 2020. Pengertian Dzikir. Jakarta: Republika. https://republika.co.id/berita/qi4t63366/pengertian-dzikir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *