Pembuatan kertas pada masa lampau berawal dari pemanfaatan pohon Papyrus sebagai media alat tulis. Pohon papyrus memiliki beberapa karakteristik dan klasifikasi ilmiahnya tersendiri. Tumbuhan ini memiliki peran besar dalam perkembangan industri kertas hingga kini. Artikel ini akan membuat pembaca mengenal pohon papyrus lebih jauh lagi pada Zaman Nirleka
Oleh: Riska Putri (Penulis Berita Budaya)
Mengenal Pohon Papyrus, Si Pohon Untuk Membuat Kertas
Beritaku.id, Berita Budaya – Sebuah pena sedang menari-nari di atas secarik kertas. Merangkai kata demi kata mengikuti ayunan gerakan tangan. Dalam redup cahaya, wajah sang pujaan tertangkap bayang. Kedua tangan yang tak sanggup menggapai, bahkan jika hanya seutas rambut yang terdamba. Jarak yang telah menjadi pemisah, hanya dapat tertempuh lewat sepucuk surat.
Begitu banyak kata rindu yang tercuah. Menyuarakan segala isi celengan rindu yang selama ini tersimpan. Ingin rasanya ujung jari membelai wajah bulat nan merona. Namun sayang, belaian itu hanya bisa tersalurkan melalui sebuah pena. Kata rindu hanya dapat tersampaikan lewat hitam nya tinta. Berharap mereka dapat mencerminkan bagaimana kerinduan yang telah membuncah.
Secarik tipis berwarna putih itu telah menyampaikan perasaan beribu insan kepada orang terkasih. Menjadi sebuah jembatan yang menyatukan kedua rindu. Menceritakan setiap langkah yang telah terjalin, dan setiap kisah yang telah mewarnainya.
Pentingnya Peran Kertas Dalam Kehidupan
Sejak dahulu kala, kertas telah membuat begitu banyak kemajuan peradaban. Ilmu-ilmu pengetahuan dapat tersampaikan kepada generasi muda melalui sebuah buku. Sejarah, penemuan-penemuan, dan kebudayaan hanyalah sebuah cerita yang akan terlupakan jika kita tidak mengabadikannya melalui tulisan.
Bahkan saat ini ilmu pengetahuan yang kita miliki harus tertuang keabsahannya melalui ijazah. Tanpa ijazah, pasti banyak sekali masyarakat yang kesulitan untuk mencari pekerjaan. Ijazah merupakan sebuah alat tolak ukur ilmu pengetahuan seseorang.
Dalam dunia bisnis pun kertas menjadi media yang sangat sakral. Setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan pastilah membutuhkan surat kontrak untuk mendapatkan hak serta kewajiban mereka. Jika sesuatu terjadi menyalahi aturan yang tertera, maka kita bisa saja mendapatkan panggilan hukum.
Aset-aset berharga seperti kepemilikan tanah, rumah dan lainnya pun membutuhkan bukti konkret dan tertuang pada selembar kertas. Bahkan sertifikat-sertifikat tersebut sangat dapat membantu kita jika keuangan sedang tersudut. Banyak sekali instansi yang menawarkan peminjaman uang dengan jaminan sertifikat tersebut.
Apakah pernah terbayangkan jika kertas tidak ada di dunia? Tentunya kita harus bertopang seluruhnya hanya dalam ingatan. Sedangkan setiap orang memiliki daya ingat yang berbeda, serta adanya faktor penambahan usia. Tentulah hal ini akan menjadi sangat berbahaya jika terjadi sesuatu dan kita tidak dapat membuktikannya melalui apapun.
Untuk dapat membuat secarik kertas, kita telah mendapatkan banyak bantuan dari alam. Pohon Papyrus adalah salah satu dari sekian banyak pepohonan yang dapat kita olah menjadi bahan pembuat kertas.
Mengenal Klasifikasi Ilmiah Pohon Papyrus
Pohon ini memiliki klasifikasi ilmiah, antara lain sebagai berikut:
Nama Ilmiah : Cyperus Papyrus L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Mengenal Habitat Pohon Papyrus
Tanaman ini umumnya dapat kita temukan pada tepi dan lembah sungai. Mereka dapat tumbuh pada daerah yang lembab dan basah.
Pada zaman 3500 SM, Papyrus menghiasi tepi Sungai Nil. Bangsa Mesir Kuno memanfaatkan pohon ini untuk mengolahnya menjadi kulit-kulit tipis nan halus yang kemudian menjadi media mereka untuk menulis.
Namun seiring berjalannya waktu, papyrus Mesir tidak dapat berkembang biak secara subur dan populasinya kian menurun secara drastis. Saat ini kita dapat menemukan lebih banyak papyrus tumbuh di tepi danau kecil dan sungai-sungai Afrika.
Baca Juga Beritaku: Bau Busuk Bunga Raflesia, Ini Penyebabnya Dan Fakta Bunga Bangkai
Mengenal Karakteristik dan Ciri Khas Pohon Papyrus
Pohon Papyrus memiliki karakter yang sangat halus, mereka tidak memiliki bongol dan duri. Pohon ini dapat tumbuh hingga mencapai 3-5 meter. Jika kita perhatikan, maka pohon ini sangat mirip dengan rambut yang terjurai. Selain itu, tangkainya membentuk segitiga secara bersilangan.
Memiliki kelompok bunga yang besar, nyaman serta berbentuk rumbai. Daun-daunnya tumbuh panjang, tinggi dan seperti kulit. Daun-daun tersebut dapat mencapai panjang hingga 1,5 m.
Cyperus Papyrus L. merupakan tumbuhan monokotil dan telah menjadi subjek ekologi yang intens. Hal ini karena Papyrus memiliki tingkat pertumbuhan yang luar biasa. Selain itu, papyrus juga memiliki kemampuang untuk mendaur ulang nutrisi.
Mengenal Manfaat Pohon Papyrus
Telah banyak masyarakat yang telah melakukan pengolahan Papyrus untuk membuat tikar karena memiliki daun yang panjangnya bisa mencapai 1,5 m.
Selain itu, kita juga telah mengetahui bahwa bangsa Mesir Kuno manfaatkan tanaman tersebut sebagai media tulis. Sebelum menemukan penemuan ini, masyarakat hanya dapat menulis dan melukis pada dinding-dinding gua.
Untuk dapat membuat lembaran yang dapat tertulis, kulit batang papyrus mereka buang terlebih dahulu. Lalu membelah batang tersebut secara tipis-tipis sekali. Lapisan tipis ini kemudian mereka tekan menjadi satu dan keringkan di bawah panas matahari.
Tumbuhan ini telah memiliki zat perekat yang cukup untuk mengikat lapisan-lapisan tersebut. Setelah itu mereka membalurkan campuran kanji gandum dan sedikit cuka pada lembar papyrus tersebut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penulisan.
Bangsa Mesr Kuno menggunakan alat tulis bernama calamus, semacam pena yang terbuat dari ranting pohon mawar atau jerami telah runcing. Sementara tintanya mereka buat dari campuran jelaga, air dan perekat.
Mereka juga telah menyambungkan beberapa lembaran papurus menjadi lembar yang lebih besar. Untuk memudahkan penyimpanannya maka mereka menggulungnya pada sebuah tongkat. Gulungan-gulungan papyrus tersebut menciptakan sebuah dokumentasi mereka yang memungkinkan kita untuk dapat merekonstruksi kehidupan mereka di masa silam.
Hal ini merupakan sebuah perkembangan dari pemikiran manusia dan telah membuat bangsa Mesir sebagai bangsa yang memiliki catatan sejarah panjang.
Baca Juga Beritaku: Bunga Edelweis: 6 Jenis, Cerita Mitos Dan Kiasan Kata Yang Menarik
Peran Papyrus dalam Perkembangan Dunia Tulis Menulis
Papyrus tersebut kemudian teradaptasi oleh seluruh penjuru dunia. Bangsa Yunani dan Romawi telah melahirkan pembuatan buku yang terdiri dari lapisan-lapisan papyrus. Mereka memperkejakan sebagian budak sebagai penyalin buku. Kemudian Salinan buku-buku tersebut mereka jual untuk mengasilkan uang.
Bermula dari sinilah para budak mendapatkan ilmu pengetahuan dan terpelajar. Mereka kemudian sebagai juru baca dan yang lain menyalinnya ke lebar papyrus.
Dengan adanya praktek jual beli papyrus, baik dalam bentuk buku maupun lembar kosong, hal ini memicu terjadinya perkembangan yang pesat. Pada masa sebelum tariskh masehi, seorang tokoh bernama Ptolomeus telah menciptakan perusahaan di Alexandria.
Perusahaan Ptolomeus telah menyimpan 700.000 batang gulungan papirus siap pakai. Dan, tidak hanya itu, papyrus pun memungkinkan Bangsa Mesir mengembangkan perpustakaan.
Salah satu Kerajaan Mesir, yaitu Kerajaan Pergamun, telah membangun perpustakaan dengan koleksi 200.000 buku gulung. Bahkan, pada kota Roma Tua tercatat 127 perpustakaan umum.
Kegiatan mengumpulkan buku gulung pun lantas menjadi symbol kaum bangsawan, sehingga biasanya mereka memiliki perpustakaan pribadi. Hal ini terbukti dari penggalian dari kawasan Herculanum, yang berhasil menemukan 1.700 buku gulung dalam kamar seorang kaya raya pada masa lalu.
Perkembangan Pembuatan Kertas Di Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan, terjadilah perkembangan pembuatan kertas. Pakaian bekas yang terbuat dari linen dan kapas telah berkembang menjadi sebagai bahan utama pembuat kertas. Masyarakat membuka jahitan pakaian tersebut, lalu memotongnya menjadi beberapa bagian.
Kemudian mereka memasak pakaian tersebut agar bersih dari lemak, zat warna dan kotoran lainnya. Lalu mereka mencampurnya dengan air dan menumbuknya menjadi bubur kain. Dengan cara meratakan bubur kain dan menjemurnya dengan terik matahari, maka mereka telah mendapatkan selembar kertas.
Dengan seiring dengan berjalannya waktu, penemuan mesin cetak pun terjadi. Hal ini membuat kebutuhan kain sebagai dasar pembuatan kertas, kontan melonjak. Pabrik kertas sering kali harus memasang iklan untuk mendapatkan kain. Tentu saja, mencari kain menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Akhirnya, kekurangan bahan kain inilah yang memacu manusia pada masa itu untuk mencari bahan dasar yang lain.
Pilihan lalu terjatuh pada serbuk-serbuk kayu yang banyak terbuang di tempat tukang kayu. Pada tahun 1840 seorang tukang tenun kebangsaan Jerman yang bernama Gotlob Keller, menemukan teknik untuk menghancurkan kayu menjadi serbuk. Penemuannya itu menjadi cikal bakal pembuatan pulp.
Dengan adanya penemuan pembuatan bubur kayu atau pulp tersebut telah membuat perkembangan yang sangat pesat pada industri kertas. Bahkan kita dapat menghasilkan beragam jenis kertas. Hal ini juga dapat tergantung dari cara pembuatannya.
Dengan cara ini mekanis akan menghasilkan kertas kasar berwarna buram. Kita juga dapat melakukan pembuatan kertas ini secara kimiawi. Hal ini dapat kita lakukan dengan mencampurkan bubuk soda. Maka kertas yang lebih putih, kuat dan tahan lama menjadi kertas yang akan kita dapatkan.
Tuntutan akan kertas yang putih bersih terus meningkat dan mendorong penggunaan klorin. Penemuan bahan pemutih ini terjadi pada tahun 1774 dan hingga saat ini masih terpakai oleh sebagian besar produsen kertas.
Penemuan Mesin Pembuat Kertas
Hingga awal abad 18, pembuatan kertas masih terlaksana secara manual. Hingga tahun 1779, Louis Robert, pria asal Perancis, menemukan mesin kertas. Penemuan inilah yang melahirkan perubahan besar dalam industri kertas. Perkakas yang mulanya sangat sederhana tiba-tiba berubah menjadi mesin berukuran 100 x 8 meter. Kecepatan produksinya dapat mencapai 475 meter kertas/menit.
Pada tahun 1807, oleh Henry dan Sealy Fourdriner yang berasal dari Inggris melakukan modifikasi mesin tersebut. Akhirnya pada tahun 1809, mesin pembuat kertas dari Inggris. Dengan adanya mesin tersebut, maka kebutuhan akan tenaga kerja manusia pun berkurang. Namun, pada saat yang sama, bahan dasar kertas pun semakin meningkat.
Meningkatnya kebutuhan kertas, ternyata tidak berakibat baik bagi kelangsungan hidup hutan. Penebangan dilakukan sambung menyambung, sehingga kata “pemanfaatan” hutan berubah “perusahaan” hutan. Tragedi eksploitasi hutan pun dimulai dari sini.
Untuk mengurangi kerusakan alam yang terjadi akibat kebutuhan kertas yang tinggi, maka banyak orang yang telah mencari alternatifnya. Gelondongan kayu yang menjadi bahan utama pembuatan bubur kayu, telah beralih dengan pemanfaatan serpihan kayu yang berasal dari limbah industri. Hal ini terjadi sejak Perang Dunia II.
Selain itu pembuatan kertas daur ulang juga telah menjadi solusi. Hal ini dapat kita lakukan dengan memanfaatkan kertas bekas sebagai bahan dasar. Cara ini sangat ampuh untuk menyelesaikan biaya yang tinggi dan waktu yang lebih lama.
Kertas Serat Kain
Setelah itu, pembuatan kertas dari serat kain kembali berkembang. Kertas dari serat kain sebenarnya dapat menghasilkan kualitas kertas yang maksimal, baik dalam ketahanan, warna maupun teksturnya.
Produk kertas jenis ini penggunaannya adalah untuk membuat kertas yang awet, misalnya untuk kertas catatan bank, kartu rahasia, dokumen resmi, dan surat asuransi jiwa. Selain itu, serat kain pun sangat ideal untuk membuat kertas tipis dan ringan seperti untuk cerutu, karbon dan lembar kitab suci.
Pengembangan pembuatan bahan kertas pun semakin berkembang. Hingga pada akhirnya banyak menggunakan bahan semi kimia untuk proses pembuatannya. Tidak sedikit pula saat ini pembuatan kertas yang menggunakan keseluruhannya adalah bahan kimia.
Baca Juga Beritaku: Mengenal Pohon Saga Rambat Dengan 8 Manfaat
Daftar Pustaka
Admin. Kertas yang Kita Kenal. https://aikon.org/kertas-yang-kita-kenal/
Move Indonesia. 2007. Kertas Dalam Kehidupan Manusia. PPLH Seloliman. Mojokerto.
Oyedeji, O. et. al. 2016. Chemical Composition and Antibacterial Activity of Essential Oils From The Rhizomes of Cyperus Papyrus.
Sonwa, M. 2020. Isolation and Structure Elucidation of Essential Oil Constituents. Hamburg University. Germany.
Wikipedia. 2020. Papirus. https://id.wikipedia.org/wiki/Papirus