Bijaknya Ammatoa
Kunjungan Tomy Satria Yulianto, memenuhi Undangan Warga (Foto:Erick)

Ammatoa Bijak, Untuk Pertarungan Dalam Pilkada Bulukumba

Diposting pada

Beritaku.Id, Politik – Menyebut kata Ammatoa yang bijak maka yang terlintas adalah wilayah atau daerah adat Tana Panrita Lopi Kabupaten Bulukumba yang dengan posisi teritorial Kecamatan Kajang. Sekira 35 KM dari pusat kota Bulukumba.

Ammatoa bukannya sebuah ruang masyarakat yang harus memposisikannya mendukung maupun memiliki calon tertentu, akan tetapi sebagai Amma yang bermakna”ayah” yang sangat mengoyomi anak-anaknyanya yang hendak bertarung.

Mereka bijak, sebab ammatoa adalah panutan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian pula bagi kontestan untuk tetap memposisikannya demikian.

Sebagaimana, Dalam demokrasi kontestasi pada Kabupaten Bulukumba, sehingga dalam beberapa kali terjadi pertarungan pada daerah ini, Ammatoa sering terklaim oleh beberapa kandidat.

Dengan asumsi bahwa pribadinya telah bertemu. Padahal bertemu Ammatoa adalah bukti keluhuran Budi Amma secara terbuka bagi semua orang.

Jangankan itu, jika saja keluarga amma maju sebagai calon, maka amma tetap akan menerima calon anaknya bertamu kerumahnya. Begitulah prilaku bijak orang Kajang.

Baca beritaku : Bumi Panrita Lopi, Sejarah, Asimilasi Budaya Bulukumba

Masyarakat adat adalah sebuah komunitas alami yang menjadi salah satu kekayaan daerah dan harus terlestarikan. Pada akhirnya seluruh kandidat akan menempatkan pribadi mereka sebagai bagian dalam pelestariannya.

Dan berkontribusi kepadanya, sebagai warisan budaya bangsa yang harus lestari hingga akhir zaman.

Ammatoa Yang Bijak, Serta Kredibilitas Kandidat

Ketika Sore itu Tanggal 28 Agustus 2020, jalan yang menuju ke kawasan Ammatoa merupakan jalur yang agak sempit, sehinga harus hati-hati dalam melakukan perjalanan. Seketika melintas kendaraan berwarna hitam.

Bukannya ke Ammatoa sehingga memakai kendaraan warna hitam, melainkan memang kendaraan Tomy Satria adalah warna hitam sebagai salah satu kendaraan pribadi.

Akhirnya secara Kebetulan pula warnanya sama dengan seragam adat Kajang yang serba hitam sebagi simbol karakter kuat dan tekad yang bulat.

Dua orang dari dalam kawasan Ammatoa, yakni Karuddin sebagai Ketua Adat dan Budaya Ammatoa serta Bungko Sutong. Yang menyampaikan rasa rindu bagaikan saudara dan anaknya. Beliau yang merekan rindukan adalah Tomy Satria Yulianto, yang juga Wakil Bupati bulukumba.

Sore itu TSY (Akronim Tomy Satria Yulianto) memasuki kediaman Karuddin, oleh karena Posisi rumahnya berdekatan dengan ammatoa yang terletak pada Dusun Benteng Desa Tanahtoa. Adapun secara umum kegiatan dan acara ini terfasilitasi oleh sebuah komunitas pa’se’re pimpinan Fajar Erick Puang Ahmad.

Sebelum menghadapkan diri pada Ammatoa yang bijak.

Prosesi Passapu

Pemasangan ini tidaklah luar biasa, sebab siapa saja yang masuk dalam kawasan ini, maka warga yang ada pada kawasan ini terbuka memasangkan Passapu para tamu yang hadir.

Disebut biasa saja. Sebab secara umum seseorang akan terposisikan sebagai tamu dan melewati prosesi yang banyak dianggap sakral ini.

Adalah Kaharuddin Ketua Dewan Adat Dan Budaya selanjutnya bertindak sebagai yang memasangkan Passapu pada kepala TSY, termasuk memasangkan sarung.

Prosesi ini adalah TSY sebagai undangan, bukan sebagai kunjungan biasa.

Sebagaimana sikap dan ppribadian TSY yang menggunakan gaya komunikasi Asertif.

Terbuka dan menerima undangan dari siapapun. Baik dalam kapasitas sebagai Wakil Bupati maupun pribadinya yang lebih komunikatif.

Mohon Izin Bertarung

Pada kesempatan tersebut, kepada Ammatoa TSY selanjutnya memohon izin untuk maju sebagai Calon Bupati Bulukumba.

Pribadinya merasa bahwa darahnya mengalir juga darah orang Kajang. Yang membentuk struktur karakternya kuat dan tidak rapuh dalam berbagai fitnah.

Demikianlah kepribadian dari TSY yang lebih bersahabat dengan tagline Kacamatayya.

Tampak wajah para warga yang hadir dalam ruangan tersebut. Tatapan yang lembut dan kuat mengalir. Dalam setiap desahan nafasnya yang penuh dengan persahabatan.

Salah seorang warga yang ada tidak jauh dari kontributor, berbisik dengan nada lirih “Tomy Satria tala bangga taunna” artinya Tomy Satria itu tidak sombong.

“Nakke ia to’monni laku tijjo’, ka tau haji’ taunna, punna niundangi, manna balla’ akkapo kapo, nabattui jaki” (Saya ini saja yang saya pilih, sebab orangnya ramah dan santun. Kalau ada undangan, biar rumah kecil maupun gubuk. Tetap dia datang (tidak pilih pilih)).

Kontributor tidak melakukan klarifikasi sedikitpun kepada lelaki tua tersebut. Untuk mengetahui sedalam apa makna bahasa yang ia sampaikan.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi teknologi yang semaki maju. Dan Demokrasi Bulukumba, masih jauh lebih dominan mereka yang memilih dengan hati nuraninya berbanding yang terpapar sekulerisme.

Santap Siang

Setelah meninggalkan tempat pertemuan dengan Ammatoa, seperti biasa dengan langkah biasa, sebagai bentuk pribadi orang biasa. TSY menuju rumah Kaharuddin dengan ayunan kaki. Yang penuh percaya diri.

Ikan masak, dan sayur hijau serta ayam menjadi suguhan. Dasar orang biasa, TSY makan satur biasa dan ikan seperti tamu yang lain. Dengan menggunakan tangannya. Bahkan ia makan dengan sangat nikmat.

Menyatu dengan warga masyarakat para rumah Kaharuddin.

Tanpa permintaan dari pribadi Tomy Satria, Kaharuddin memberikan dukungan penuh kepadanya sebagai Calon Bupati Bulukumba.

Ia merasa bahwa TSY adalah orang baik. Yang kepadanya diserang. Dengan fitnah namun ia menunjukkan pribadi yang sabar. Pribadi yang lebih kuat dan tidak emosional serta tidak superior.

Saya pilihki Pak Tomy dan kuperjuangkanki menjadi Bupati Bulukumba, terimaki keluarga kecilku ini, ikut berjuang bersama kita. Sebagai orang biasa maka saya ikut berjuang dengan calon yang biasa-biasa saja.

Kaharuddin (Mantan Kepala Dusun)

Bagi Ammatoa dan keluarga Kaharuddin, Tomy merupakan kerabat. Disamping itu. Tomy juga memiliki sifat mewarisi sifat orang Kajang yang santun dalam berkomunikasi secara terbuka.

Simbolitas Sarung

Bagi orang lain, harga sarung hitam itu harganya murah. Namun sebelum beranjak dari tempat tersebut. Kaharuddin datang dengan kalimat sederhana kepada TSY.

“Kipammopporanga ndi Tomy, Tala rie maraeng kusareangki, pa’mai’ji pakkulleku. Na intu tope na passapu’a kipakemi. Rua abbarakka’mi ri annorangta. (Maafkan saya adik Tomy, saya tidak bisa memberimu apa-apa. Saya dan keluarga hanya punya nurani. Dan itu sarung dan Passapu. Silahkan dipakai. Semoga berberkah)” Jelas Kaharuddin dengan mata yang berkaca kaca

Demikian bijaknya warga dari kawasan Ammatoa menerima tamu dan sikap dalam menghadapi kontestasi Kabupaten Bulukumba. Siapapun boleh datang bertamu, baik sebagai seorang kontestan maupun sebagai wisatawan.

Baca Beritaku Juga: Mengenal Suku dan Bahasa Konjo, Populasi 500.000 Org

Kontributor: Fajar Erick

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *