Rasulullah dengan kesucian hatinya ternyata tidak lepas dari pengaruh malaikat yang membelah dada beliau. Tidak sedikit yang menganggap ini hanya mitos, namun siapa sangka jika ini merupakan fakta?
Beritaku.id, Kisah Para Nabi dan Rosul_ Rasulullah merupakan contoh hamba Allah tanpa cela. Ia tidak pernah berburuk sangka maupun memiliki penyakit hati. Jibril telah membersihkan hatinya dengan air yang suci. Demikian sebuah kisah menyebutkan.
Oleh Tika (Penulis Kisah Para Nabi dan Rosul)
Kisah dada Rasulullah dibelah Oleh Malaikat
Salah satu kisah nabi yang populer di kalangan umat muslim yaitu tentang Nabi Muhammad SAW yang dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril. Kisah tersebut merupakan peristiwa turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad merupakan seorang Nabi yang sempurna. Malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad menurut kisah adalah sebanyak empat kali. Kemudian malaikat membasuh hatinya dengan air zamzam yang merupakan air suci.
Ketika masa kecil Nabi Muhammad tinggal bersama ibu angkatnya yaitu Halimah As-Sa’diyah. Beliau tinggal di Kampung Bani Sa’id. Kala itu Nabi Muhammad masih berusia empat tahun. Tiba-tiba malaikat Jibril mendatangi Nabi yang sedang bermain bersama teman-temannya.
Malaikat Jibril kemudian membelah dada Nabi lalu meletakkan hatinya di bejana emas. Setelah mencucinya dengan air zam-zam, hati beliau kemudiakn dikembalikan lagi oleh Malaikat Jibril.
Baca juga beritaku: Raja Hirodus Dan Perselisahannya Dengan Nabi Yahya
Teman-teman Nabi Muhammad terkejut mendapati pemandagan itu dan menghampiri ibunda Rasulullah. Halimah Sa’diyah lalu memeluk putra angkatnya yang syok dengan kejadian itu.
Terlepas dari sadisnya kejadian itu, banyak hikmah yang ada dari kisah tersebut. Salah satunya adalah peristiwa tersebut menandakan bahwa Nabi Muhammad memiliki hati yang kuat dan bersih saat menerima wahyu.
Alasan Rasional Bahwa Dada Rasul Telah Di Belah
Banyak pendapat yang menolak kejadian ini walaupun telah banyak hadist yang menjelaskan. Sebelum mendapatkan wahyu, tentu Nabi harus mempersiapkan hati dan dirinya. Bahkan sebagai nabi yang mendapat julukan ‘maksum’, sangat penting bagi beliau untuk menjaga diri dari dosa.
Adanya kejadian Isra’ Mi’raj merupakan contoh bagaimana sebelum terjadi kejadian itu, Jibril kembali membelah dada nabi dan membersihkan hatinya. Dengan kesucian hati itulah Nabi dapat memperoleh wahyu.
Menurut riwayat, saat proses pembedahan itu, Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad dan membersihkannya dari sifat iri dan dengki kemudian meletakkannya lagi dan menjahit dada beliau.
Hal ini telah tercantum dalam surat Al Insyirah ayat pertama. Namun seorang pakar Islam menyebutkan jika itu bukanlah kejadian nyata dan dengan tafsiran berbeda.
Berapa Kali Dada Nabi Di Belah?
Menurut sebuah kisah, Nabi Muhammad mengalami pembedahan hati sebanyak empat kali di usia yang berbeda-beda. Setiap pembedahan mengandung makna.
Pertama, pembedahan terjadi saat beliau masih kecil. Kala itu beliau berada di pangkuan Halimah. Malaikat meletakkan hati beliau di suatu wadah yang merupakan bagian dari setan. Bagian ini merupakan tempat setan menjerumuskan manusia. Diriwayatkan dari Anas ra:
Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Saw yang sedang bermain dengan anak-anak lainnya. Jibril membawa Muhammad dan membuat beliau tidak sadarkan diri. Setelah itu, dia membelah dada beliau, mengeluarkan hatinya, lalu mengeluarkan segumpal darah darinya.
Jibril berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada di dirimu.” Kemudian Jibrilmeletakkannya di nampan dari emas, lalu membasuhnya dengan air zamzam.
Kedua, Pembedahan dada Rasulullah saat beliau berumur 10 tahun. Hikmah pembedahan kedua ini adalah bahwa umur 10 merupakan usia mendekati taklif (menjadi mukallaf). Malaikat membersihkan hati beliau sehingga tidak tercampur dengan hal yang membuatnya cacat.
Ketiga, pembedahan saat Jibril mendatangi beliau dengan membawa wahyu dan risalah kenabian. Sebagaimana pendapat para ulama, hikmah pembedahan ini agar menambah kemuliaan, persiapan beliau menjadi seorang nabi, pertolongan, dan kekuatan.
Baca juga beritaku: Kisah Nabi Muhammad SAW: Lahir Hingga Wafat
Harapannya adalah agar beliau bisa menerima wahyu dengan hati yang kuat dalam kondisi yang sempurna, bersih dan diridhai.
Keempat, pembedahan pada saat malam isra’ mi’raj sebagaimana tersebut dalam hadis Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Hikmah pembedahan ini untuk menambah kemuliaan, bermunajat, keagungan, pertolongan dan persiapan beliau menghadap Allah, menyaksikan nur (cahaya), jalal (keagungan), sirr (rahasia), dan jamal (keindahan) Nya.
Keempat peristiwa ini merupakan ungkapan Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya yang berjudul Muhammad shalallahu ‘alai wa sallam al-Insan Al-Kamil.
Hadist Yang Mendasari Tentang Pembelahan Dada Nabi
Firman Allah أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu” [Alam Nasyrah : 1]
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : … فَبَيْنَمَا أَنَا مَعَ أَخٍ لِي خَلْفَ بُيُوْتِنَا نَرْعَى بِهِمَا لَنَا إِذْ أتَانِي رَجُلاَنِ – عَلَيْهِمَا ثِيَابٌ بِيْضٌ- بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مَمْلُوْءٍ ثَلْجًا ثُمَّ أَخَذَانِي فَشَقَّا بَطْنِي ثُمَّ اسْتَخْرَجَا قَلْبِي فَشَقَّاهُ فَاستخْرَجَا مِنْهُ عَلَقَةً سَوْدَاءَ فَطَرَحَاهُ ثُمَّ غَسَلاَ قَلْبِي وبَطْنِي بِذَلِكَ الثَّلْجِ حَتَّى أَنْقَيَاه ُ…
Makna dari sabda Nabi tersebut adalah beliau menceritakan bagaimana kedua malaikat membelah dada beliau dan membersihkannya.
Imam Ahmad juga menegaskan dalam hadist
فَأَقْبَلاَ يَبْتَدِرَانِي فَأَخَذَانِي فَبَطَحَانِي إِلَى الْقَفَا فَشَقَّا بَطْنِي ثُمَّ اسْتَخْرَجَا قَلْبِي فَشَقَّاهُ فَأَخْرَجَا مِنْهُ عَلَقَتَيْنِ سَوْدَاوَيْنِ
Beberapa syubhat menjelaskan mengenai kejadian ini. Bahkan salah seorang teman nabi bernama Anas juga melihat kejadian ini dan mengatakan melihat dada Nabi yang terjahit.
Sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud menyebutkan:
Sesungguhnya Allah Swt memandang dalam hati seluruh hamba-Nya. Kemudian Dia menemukan hati Muhammad Saw sebagai hati terbaik. Allah memilih hati tersebut untuk diri-Nya dan mengutus Muhammad sebagai rasul. Kemudian Dia kembali melihat hati seluruh hamba. Ditemukan-Nya hati para sahabat sebagai hati terbaik. Maka Dia memilih mereka sebagai wazir atau menteri Nabi Saw yang berkenan berperang untuk agamanya. Orang Islam melihat perkara sebagai perkara baik maka menurut Allah baik, dan Orang Islam melihat perkara sebagai perkara buruk maka menurut Allah buruk.
Dada Dibelah, Mitos Atau Fakta?
Berbagai alasan terucapuntuk menolak kebenaran kejadian ini. Minimal kata-kata itu membuat kaum muslimin menjadi bimbang dan ragu. Ada di antara orientalis yang menyuarakan dengan lantang jika peristiwa itu hanya dongeng belaka.
Para orientalis menyebut syubhat itu tidak jelas. Mereka menganggap peristiwa itu hanyalah pengalaman ruhani dan bukan sebuah fakta dalam dunia nyata.
Bahkan seorang ahli menyatakan bahwa umat muslim tidak dapat berlapang dada menerima pendapat jika ini hanya mitos. Hadits ini sanadnya lemah.
Ada juga yang mengatakan bahwa hadits ini mursal. Kisah ini merupakan kisah anak kecil usia dua tahun dan belum memasuki masa tamyiz. Masa itu adalah belum bisa membedakan antara yang baik dan buruk.
Terlepas dari itu semua, hendaknya sebagai umat mulim mempercayai adanya kuasa Allah. Begitu banyak hal-hal yang tidak masuk akal terjadi karena kuasa Allah. Tugas kita adalah mengimaninya.
Pentingnya Iman Menyikapi Kejadian Pembelahan Dada Rasulullah
Sebagai umat muslim, kit amengenal adanya iman. Beberapa hal yang tidak nampak tetap merupakan sesuatu yang harus kita tegakkan dalam iman. Sebagai contoh iman kepada Allah. Kita tidak dapat melihat Allah namun tetap harus mengimani jika Allah itu ada.
Sama halnya dengan kejadian pembelahan dada Rasulullah. Terdapat beberapa syubhat dan salah satunya adalah mengenai Keabsahan Riwayat Dan Hal-Hal Yang Berkait Dengannya.
Pendapat yang menyatakan bahwa sanad riwayat ini lemahtentu tidak dapat menjadi hujjah. Penilaian tersebut bersifat global. Sebaiknya mereka yang memiliki pendapat demikian lebih memerinci hal-hal terkait.
Mereka yang telah melontarkan kritik terhadap suatu permasalahan yang sudah teruji keabsahannya oleh mayoritas kaum muslimin ternyata juga mencakup para ulama besar. Mereka telah menguasai ilmu tentang al jarh wa at ta’dil (studi kritis perawi hadits). Kisah pembedahan dada ini sebagaimana riwayat Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya.
Sedangkan sebagian sanad yang lainnya, meskipun tidak shahih, tetapi mencapai derajat hasan. Oleh sebab itu dapat menjadi hujjah (pegangan). Peristiwa pembedahan dada beliau pada malam Isra’ (sebagaimana dalam kitab Shahih al Bukhari dan Shahih Muslim, serta kitab hadits lainnya) menurut sebagian ulama ahli hadits menilainya sebagai hadits mutawatir.
Baca juga beritaku: Kisah Nabi Zakaria: Kisah Kenabian, dan 5 Hikmah Keteladanannya
Al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah menyebutkan jika semua riwayat yang menjelaskan peristiwa pembedahan dada, pengeluaran hati beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berbagai peristiwa luar biasa lainnya, merupakan hal-hal yang wajib umat Muslim imani.
Hadits-hadits tentang peristiwa pembedahan dada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu shahih. Tidak ada yang meragukannya, kecuali orang-orang yang lemah iman, atau sama sekali tidak memiliki (iman). Kemudian mengenai tuduhan kerancuan yang terdapat dalam hadits ini, hanyalah bualan belaka. Itu hanyalah alasan agar banyak orang menolak riwayat tersebut.
Sikap Rasulullah yang Patut Diteladani
Nabi Muhammad memiliki hati yang bersih dan sifat yang terlindung dari sdosa. Itulah mengapa beliau mendapat sifat ma’sum. Dengan demikian, Allah telah benar-enar membuat Nabi menjadi manusia sempurna tanpa rasa benci kepada orang lain maupun sombong. Semua yang terbaik ada pada beliau.
Sudah sepantasnya sebagai umat muslim kita mnejadikan beluiau sebagai suri tauladan. Bagaimana sucinya hati mnegantarkan hidup pada ketenangan dan keberkahan. Hendaknya kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan karen aitu mengotori hati kita.
Di jaman modern ini, kesucian hati sangat sulit untuk dimiliki. Hasutan demi hasutan, tontonan yang kurang baik, serta kemegahan dunia membuat manusia lalai. Mereka tidak segan untuk saling menjatuhkan demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri.
Inilah yang semakin membuat miris. Tuntunan dari Nabi Muhammad kerap hanya dongeng pengantar tidur. Hanya sedikit yang merefleksikannya dalam kehidupan nyata. Tentu tidak ada dalam benak kita jika setan akan sangat tertawa melihat ini semua.
Kemana pengikut Muhammad? Begitulah kurang lebih apa yang setan pikirkan. Tidak ada ajaran dalam Islam yang menyesatkan. Bahkan banyak hal kecil yang telah diatur. Jika kita mampu mengikutinya sesuai ajaran, maka tidak hanya ketenangan hati yang terjadi dalam diri melainkan juga surga.
Demikian artikel mengenai pembelahan dada Nabi Muhammad. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut. Semoga pula hal itu dapat menambah iman dan ketakwaan kita. Wallahu a’lam. Semoga Allah meningkatkan iman kita sehingga kita mnejadi hamba yang bersih hatinya.