Dari Surga Ke Bumi
Nabi Adam AS bersama Hawa Dari Surga Ke Bumi

Dari Surga Ke Bumi, Surga yang Mana Yang Ditempati Nabi Adam AS dan Hawa?

Diposting pada

Dikeluarkan ataupun diturunkan. Dari Surga Ke Bumi, Nabi Adam AS dan Hawa tidak Hanya Mendekati buah Khuldi, Tapi juga Memakannya.

Beritaku.Id, Kisah Islami – Nabi Adam AS Dari Surga Ke Bumi, Surga Yang Mana? Apakah Surga Hari Pembalasan Akhirat?

Atau Kenikmatan Dunia? Ataukah Pula Bumi adalah Surga itu sendiri?

Jauh dari kenikmatan surga menuju ke Bumi seperti yang kita tempati saat ini. Ataukah sebenarnya tidak ada perpindahan, seperti makna keluar atau turun dari syurga menuju alam semesta.

Melainkan kenikmatan “surga” yang tercabut darinya, yang pada saat itu adalah kenikmatan yang terhamparkan di bumi.

Awalnya Nabi Adam AS dan St Hawa, tercipta di Surga, menikmati surga.

Artikel mengenai penciptaan Adam dan Hawa di Syurga, banyak kita bahas dalam berbagai Artikel. Ketika saja di Google nama Nabi Adam AS, maka seketika keluar banyak hasil pencarian.

Dari Surga kemudian turun kebumi, banyak yang bertanya apakah surga yang yang kita maksud adalah surga akhirat atau bukan.

Nabi Adam AS, dan Nabi Idris AS serta Nabi Muhammad SAW dari 25 Nabi dan Rasul. Yang mendapatkan kesempatan Oleh Allah SWT untuk “merasakan dengan melihat” Syurga. Nabi Idris melalui perantaraan malaikat pencabut nyawa, dan Rasulullah dalam peristiwa Isra Miraj. Serta Nabi Adam sendiri pada asal mula penciptaannya.

Dari Surga Ke Bumi, Ulama Berbeda Pendapat

Dalam penyebutan ini, ulama memiliki pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Pendapat Pertama, Surga Di Bumi

Pendapat ini menyebutkan, bahwa kenikmatan yang menjadi Nabi Adam AS, adalah Bumi itu sendiri, atau Bumi yang ada sekarang. Yang memiliki taman atau kebun luas. Yah yang kita rasakan sekarang ini. Ini Syurga.

Rasionalnya, penciptaan Surga adalah tempat untuk membalas perbuatan baik manusia. Setelah melewati proses hizab, untuk menimbang perbuatan mereka.

Menimbang perbuatan baik atau buruk, yang selanjutnya, ketika perbuatannya baik, maka dia akan mendapatkan balasan Surga.

Rasionalitas kedua adalah ketika seseorang masuk kedalam Surga (akhirat), maka akan tinggal selamanya atau kekal dalam syurga. Sehingga jika yang dimaksud Surga sebagai tempat penciptaan Nabi Adam AS adalah Surga pembalasan hari akhir, terbantahkan dengan pendapat ini.

Alasan lain bahwa bukan pembalasan di akhirat tampat Nabi Adam AS. Adalah tempat di akhirat tersebut adalah dengan adanya aturan atau larangan. “Tidak boleh mendekati buah Khuldi”.

Sementara di hari pembalasan kenikmatan, sudah tidak adalagi batasan untuknya. Seseorang akan menikmati isi Surga, menikmati fasilitas Surga apapun yang ada dalam Surga.

Maka dengan pembatasan tidak boleh mendekati buah khuldi menunjukkan bahwa, bukan Surga akhirat, rasionalnya demikian adanya.

Rasional lainnya yang mengatakan bahwa kenikmatan tersebut adalah bumi, jika benar bahwa kenikmatan yang kita maksud adalah Surga yang berada pada langit.

Bagaimana proses keluarga Nabi Adam AS dan Hawa dari atas Surga, apakah dengan di lemparkan? Di jatuhkan ataukah di terbangkan?

Kalau di jatuhkan, maka hancurlah tubuh Nabi Adam dan Hawa.

Tidakkah penciptaan Nabi Adam AS, adalah penciptaan yang sangat istimewa. Mengenai bermulanya satu mahluk Allah yang akan menjadi khalifah atau pemimpin di Bumi Allah SWT.

Jika peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, adalah sebuah peristiwa dengan waktu 8 jam. Melakukan perjalanan bolak balik, Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu ke Sidratul Muntaha, dan kembali lagi.

Sebagai peristiwa mendapatkan perintah Sholat, bagaimana dengan proses pengiriman fisik Nabi Adam AS dan Hawa, dari Surga kebumi?

Maka pendapat ulama ini berkesimpulan bahwa Surga yang tersebut adalah kenikmatan di Semesta Alam.

Sebagaimana Nabi Adam AS dan Hawa mendapatkan tabir untuk menikmati Surga. Namun Karena melakukan pelanggaran, maka kenikmatannya hilang oleh Allah SWT.

Pendapat Kedua, Surga Yang Di Akhirat

Pendapat ini mengenai terusirnya Nabi Adam AS dari kenikmatan Allah SWT ke Bumi. Adalah, Surga yang mereka maksud itu adalah kenikmatan pembalasan, atau Surga yang di akhirat tersebut.
“Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan tertimpa panas matahari di dalamnya” (Surah Thaha 118 – 119)

Tidak akan tertimpa matahari, bermakna yang menyinari Surga adalah bukan matahari yang ada pada Semesta Alam saat ini.
Selanjutnya, Allah SWT berfirman:
”Maka, keduanya memakan buah tersebut. Lalu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga. Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.” (Surah Thaha Ayat 121).

Lalu tampak atau kelihatanlah auratnya, bermakna bahwa di Surga seluruh manusia yang ada di dalamnya, auratnya di jaga, dan terjaga.

Dengan memakan buah khuldi tersebut, maka pelanggaran pertama manusia Nabi Adam AS dan St Hawa.

Nabi Adam AS Akan Kembali Ke Surga

Alasan lain dari kelompok Ulama ini adalah “Allah menjanjikan kepada Adam untuk dikembalikan ke surga”

Bahwa ini bermakna, Nabi Adam AS sebelumnya adalah menikmati suasana Surga. Dan suatu waktu Nabi Adam AS akan kembali atau masuk kedalam Surga.

Dari kenikmatan milik Allah ke Bumi dalam pandangan ulama ini menyumpulkan. Bahwa Surga Allah yang dalam Al-Quran tersebut adalah Surga akhirat. Yang menjadi idaman untuk semua orang hidup kedalamnya, dan menikmati hasil perbuatan baik selama di Bumi.

Argumentasi lain yang kuat bahwa Surga tempat Nabi Adam AS adalah Surga akhirat adalah pertanyaan.

“Kemanakah ada atau kita Pohon Khuldi di Bumi?”

Jika pendapat pertama di atas menyebutkan bahwa surga Nabi Adam di ciptakan adalah Surga. Berupa sebuah lahan luas dan taman di Bumi, maka pohon khuldi tersebut, sekarang ada di mana?

Jawaban pertanyaan ini adalah tidak ada pohon khuldi di Bumi. Berarti Surga Nabi Adam AS adalah surga yang memang surga akhirat.

Berikutnya, bantahan terhadap pendapat pertama di atas adalah jika Surga tempat Nabi Adam AS adalah Semesta Alam ini. Maka berarti kedepan manusia juga akan di bangkitkan dan kembali menikmati Surga Bumi (yang sempit ini).

Jika seandainya kenikmatan syurga adalah bumi ini, maka tida perlu ada skenario kiamat. Sebab pada akhirnya semua akan kembali ke surga bumi.

Selanjutnya, jika surga Adam adalah Semesta Alam, maka jika hari pembalasan dengan Surga juga bumi. Maka betapa sempitnya bumi ini, jika saja ½ manusia dari penciptaan Adam sampai ke kita sekarang ini.

Bukankah, Surga terendah untuk umat yang masuk kedalamnya. Akan memiliki istana dengan luas pekarangan kurang lebih 70 km untuk satu orang muslim.

Nabi Adam AS kembali ke Surga, maksudnya adalah surga akhirat yang luas tersebut.

Pendapat Ketiga, Bukan di Surga Akhirat, bukan pula di Semesta Alam.

Kemudian Pendapat ketiga ini, lebih sedikit di bandingkan yang menganut 2 pendapat sebelumnya.

Pendapat ketiga ini, mengambil pendapat, bahwa Syaitan tidak akan masuk kedalam Surga. Kemudian Surga tidak ada larangan apapun di dalamnya, sementara itu di Bumi tidak ada buah Khuldi.

Maksudnya, pendpat ketiga ini melakukan uji rasional dengan pendapat pertama. Bahwa kalau Surga itu ada diBumi, tapi tidak ada satupun manusia yang pernah melihat buah khuldi.

Namun juga tidak pernah sependapat dengan pendapat kedua yang menyebutkan bahwa Surga itu adalah surga akhirat yang sesungguhnya.

Sebab adannya larangan, yang menjadi batasan buat Nabi Adam AS dan Hawa.

Sehingga pendapat ini menyimpulkan bahwa ketika Nabi Adam AS dari Surga turun ke Semesta Alam. Maka surga yang dimaksud disini adalah Surga lain, yang diciptakan Allah SWT, sebagai Zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa.

Turunnya Adam Dan Hawa Dari Surga ke Neraka, adalah bentuk hukuman untuk tidak menikmati lagi apa yang ada di Surga.

Selanjutnya menjadi Khalifah yang ada di Bumi, karena kepadanya diberikan hasrat atau nafsu dalam pengertian lebih luas.

Yang menghasilkan Cipta, Rasa dan Karsa, untuk sebuah budaya, meskipun dengan pengetahuan tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan di muka Bumi.

Dan sangat jelas bahwa yang merusak hanyalah manusia itu sendiri di Bumi ini.

Tidak ada kerusakan yang disebabkan oleh mahluk lain selain manusia, baik kerusakan di laut dan gunung.

Sebagai penutup, dari tiga pendapat diatas, oleh beberapa pendapat alim ulama, semua memiliki argumentasi.

Memiliki kebenaran pada rasionalitas masing-masing.

Namun Memiliki Pendapat Sepakat

Soal bertanya Nabi Adam dari Surga dikeluatkan ke dunia bumi, dan tafsiran surga yang berbeda. Para Ulama memiliki persamaan pendapat.

Namun ketiganya sepakat tanpa berbeda, bahwa ada Allah SWT sebagai Maha Pemilik. Ada Nabi Adam AS sebagai manusia ciptaan Allah SWT, serta ada Surga yang memberikan kenikmatan-kenikmatan.

Soal dimanakah sebenarnya Surga sebagai sumber atau tempat dari Nabi Adam AS diciptakan sebelum ke Bumi, boleh berbeda argumen.

Membahas Mengenai Khuldi

Sebaiknya kita kaji secara singkat kalimat mendekati buah khuldi yang dimakan oleh Nabi adam AS.

Semua petaka di keluarkannya Nabi Adam AS dan Hawa dari Surga, adalah melanggar aturan “mendekati”.

Allah mempersembahkan semua kepada Nabi Adam AS dan Hawa. Dengan memberikan kebebasan untuk memakan atau menikmati Surga dan Isinya, namun keduanya dilarang mendekati (tidak menyebutkan kalian berdua jangan makan”.

Kita ingat ayat Alquran tentang jangan mendekati Zina, sebab Zina adalah perbuatan keji
Sebagaimana Firman Allah SWT

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Tertejemahkan dengan: “Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’: 32)

Mendekati saja jangan, apalagi melakukannya. Ini aturan yang rasional, dan dapat diterima secara akal.
Nabi Adam AS dan Hawa, bukan hanya mendekati. Tapi telah memakannya, akibat godaan Syaitan, yang berhasil membuat Nabi Adam AS melakukan pelanggaran di Surga.

Tidak cukup jika kita hanya membahas mengenai perpindahan Nabi Adam dan St Hawa dari Syurga ke Bumi. Namun juga harus kita ketahui secara mendasar, bagaimana itu Buah Khuldi.

Buah Khuldi Dan Organ Wanita

Ada yang menyebutkan bahwa buah khuldi adalah payudara dan menstruasi bagi wanita. Lalu bagaimana ceritanya?

Pada beberapa Mitos menyebutkan bahwa Buah tersebut dikonsumsi oleh St Hawa, hingga masuk kedalam pencernaannya, kemudian sebagian tingga di dada, sehingga membentuk payudara. Sementara yang masuk kedalam pencernaan menyisakan ampas, dan hal itulah yang menyebabkan terjadinya menstruasi.

Lalu kenapa Adam juga tidak tumbuh payudara seperti waita, dan tidak menstruasi seperti Hawa?

Nah pada cerita berikutnya, Nabi Adam bukanlah yang pertama memakan buah tersebut, melainkan Siti Hawa, sehingga lebih duluan buah tersebut mencapai pencernaan. Sementara itu Nabi Adam hanya sampai dileher menghasilkan Jakun.

Ini seperangkat mitos mengenai buah terlarang tersebut, sebagai penanda dan kelengpakan organ tubuh manusia. Hingga adam di turunkan ke Bumi oleh Allah SWT.

Dalam Kajian buah khuldi menurut tasawuf, Buah tersebut bukanlah seperti buah aple, mangga, pisang dan sebagainya, namun lebih kepada nafsu atau keinginan.

Nafsu maksudnya tidak mensyukuri yang ada dan selalu ingin meraih yang lebih termasuk melanggar larangan dari Allah SWT. Sehingga pada pengertian ini, Khuldi tidak berbentuk buah sepeti gambar yang beredar dan sebagainya.

Maka demikianlah kajian Khuldi dalam ilmu Tasawuf, yang memberikan kita pemahaman bahwa nafsu serakah adalah keinginan kita untuk memakan khuldi. Yang menurunkan derajat manusia. Bahwa mereka yang mempertururkan hawa nafsu tidak akan menemukan derajat yang tinggi dalam kajian tasawuf ini.

Demikian Artikel ini.

Sebagai bagian dari ibadah pada konteks perbedaan pendapat mengenai turunnya Nabi Adam dan Kajian Khuldi, sepanjang yang berbeda tersebut mengakui bahwa Allah SWT. Yang maha kuasa atas segalanya. Wallau A’lam!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *