Hutan Rawa Indonesia
Hutan Rawa Di Indonesia (Foto: Ilmugeografi)

Hutan Rawa: Definisi, Sebaran, dan 10 Karakteristik Jenis Pohon

Diposting pada

Hutan rawa merupakan hutan yang mendominasi kehutanan di Indonesia. Ia tersebar di berbagai wilayah dan memiliki banyak jenis pepohonan yang hidup di dalamnya. Masing-masing pohon itu memiliki karakteristik khusus yang membuatnya istimewa.

Beritaku.id, Lestari – Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan. Tentulah memiliki segala macam kekayaan alam yang begitu melimpah.

Oleh: Riska Putri (Penulis Lestari)

Bahkan di setiap pulau besar di Indonesia kebanyakan memiliki hutan yang sangat luas. Oleh karena itu Indonesia memiliki julukan sebagai Negara Megabiodiversity yang berarti mempunyai keanekaragaman hayati sangat tinggi.

Hutan merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Berperan sebagai rumah bagi ribuan jenis flora dan fauna endemik Indonesia.

Dan seluruh insan jiwa masyarakat Indonesia juga sangat bergantung pada keberadaan hutan.

Salah satu jenis hutan tersebut adalah hutan rawa. Sebagai pemilik hutan rawa terbesar di dunia, tentulah banyak sekali pepohonan yang tumbuh dan hidup di dalamnya.

Baca juga beritaku: Kenali Hutan Indonesia: Nama, 5 Jenis, Ciri Dan Pohon

Hutan Rawa

Hutan rawa memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral karena selalu tergenang air tawar.

Meranti Bakau
Meranti Bakau. Sumber Woodstock

Terbentuk karena suatu wilayah yang tergenang luapan air sungai ketika musim hujan. Hutan rawa meliputi daerah rawa-rawa dengan berbagai jenis tumbuhan seperti beluntas, pandan, dan ketapang.

Jenis hutan ini banyak terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Hutan rawa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Selalu Tergenang Air

Ciri paling utama pada rawa adalah Air yang tergenang jumlahnya sangat banyak, hal ini menyebabkan terbentuknya kolam dangkal yang luas sekitar hutan

Beralaskan Lapisan Gambut

Selain dari genangan air maka ciri yang juga melekat pada rawa adalah Lapisan gambut dapat membentuk lumpur yang menjadi alas hutan

Akar Khas

Untuk mempertahankan kondisi batan maka Akar tumbuh Secara khas, akar lutut dan tunas yang terendam air

Akar dari pepohonan hutan rawa memiliki cengkeraman tidak begitu kuat. Selain itu tunasnya juga berada di bawah air karena rendaman air rawa

Lumpur

Karena tergenang air, maka ciri berikut yang akan kita jumpai adalah Jenis tanah berlumpur dan becek

Hal ini dapat kita lihat dan bedakan secara langsung dengan hutan lainnya. Endapan tanah yang terbentuk pada dasar rawa, sebagian besar berasal dari kayu dan dedaunan yang lapuk.

Pohon Tinggi

Selanjutnya hutan jenis ini Terdiri dari pepohonan yang memiliki tinggi lebih dari 40m

Pepohonan ini tumbuh dengan sangat baik dan memiliki kemampuan adaptasi dengan kondisi rawa.

Tidak terpengaruhi oleh iklim

Air adalah sumber kehidupan. Rawa menyediakan sumber air dan zat hara dengan ketersediaan yang cenderung tetap dan tersedia terus menerus.

Terlihat selalu hijau

Karena tidak terpengaruhi oleh iklim dan selalu tergenang air, hutan rawa akan selalu terlihat hijau meskipun musim kemarau.

Air Berwarna Gelap

Air berwarna kehitaman atau kemerahan

Warna air pada hutan terbentuk karena adanya endapan lumpur sebagai alas hutan. Sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati dan membusuk juga mempengaruhi warna air tersebut. Inipun menjadi unsur hara penting bagi pepohonan

Baca jga beritaku: Warning Atas Kerusakan Hutan Bawah Laut, Sebagai Kekayaan Bahari

Sebarannya Di Indonesia

Karena sifat hutan rawa yang selalu tergenang air, maka hutan ini tumbuh di daerah-daerah yang memiliki dataran rendah dan memiliki sungai-sungai yang besar.

Di Indonesia kita dapat menemukan bahwa hutan rawa paling banyak tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Rawa hutan di ketiga wilayah tersebut meliputi 95% dari seluruh wilayah hutan rawa di Indonesia.

Selain itu, hutan ini juga dapat kita temukan di Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara. Salah satunya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon yang menjadi habitat terakhir badak jawa.

Pada tahun 1993, Indonesia tercatat memiliki hutan rawa dengan jumlah luas mencapai  ±103 juta hektar.

Namun pada 2006 tercatat bahwa luas hutan rawa yang tersisa hanya sekitar 23 juta hektar.

Hutan rawa juga memiliki tanah yang subur serta unsur hara yang mendukung sector perikanan.

Sehingga menyebabkan banyak orang melakukan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan perikanan.

Jenis Pohon

Banyak sekali spesies-spesies pohon yang dapat tumbuh di dalam hutan rawa, antara lain adalah sebagai berikut:

Palaquium Leiocarpum

Jenis pohon pertama dalam Rawa, Tanaman yang memiliki ukuran kecil hingga besar dengan kisaran tinggi 35m.

Pohon ini dapat menghasilkan getah berwarna putih seperti susu cair. Getah tersebut lebih sering kita kenal dengan nama hangkang gum.

Harganya termasuk tinggi jika kita bandingkan dengan jenis getah lainnya. Hal ini karena air yang terkandung dalam kayu tidak berlebihan.

Penggunaan getah hangkang banyak kita temukan di berbagai macam industri.

Palaquium Leiocarpum Pada HutaN Rawa
Jenis Palaquium Leiocarpum

Berperan sebagai pencampur karet pembungkus kabel di bawah laut, pelapis tahan air bagian-bagian, pencampur getah permen karet, bahan pembantu kedokteran gigi dan lain-lain.

Selain getah, pohon ini juga menghasilkan kayu yang mendapatkan julukan kayu jongkang.

Kita dapat memanfaatkan kayu tersebut menjadi papan lantai rumah. Biasanya kayu memiliki berbagai macam warna seperti coklat kuning, coklat muda, coklat ungu, coklat merah sampai coklat  atau merah tua.

Eucalyptus degulpta

Selanjut jenis pohon yang menjadi ciri hutan ini adalah Pelangi ternyata tidak hanya kita temukan sehabis turun hujan. Pelangi juga dapat kita temukan sebagai tanaman.

Pohon pelangi merupakan nama lain dari Eucalyptus degulpta. Batang dari pohon ini memancarkan berbagai spektrum warna-warni yang cantik.

Hal ini terjadi karena getah yang keluar akan mengenai kulit pohon dan membentuk sebuah lapisan warna.

Terkenal sebagai pohon yang dapat bertahan hidup pada musim kering dan dapat tumbuh dengan cepat.

Eucalyptus degulpta Pada Rawa
Jenis Pohon Eucalyptus degulpta Dalam Hutan Rawa (Foto: Portal Jabar)

Tumbuhan ini banyak terdapat di beberapa wilayah Indonesia seperti Palu, Pulau Seram, Maluku dan Papua.

Pada umumnya berukuran kecil hingga besar dengan tinggi rata-rata 40m. Permukaan kulit kayu pohon ini licin dan memiliki serat berbentuk papan catur.

Ketika permukaan kulit batangnya terkelupas, akan terlihat warna hijau. Seiring waktu, rona hijau cerah berubah menjadi biru, kemudian ungu, berganti oranye, lalu merah.

Kulit kayu dan batang pohon pelangi dapat kita manfaatkan sebagai bahan baku dalam industri bubur kertas (pulp). Sedangkan Batang kayunya dapat kita olah sebagai bahan baku konstruksi bangunan.

Baca lengkap Beritaku: Palaquium dan Eucalyptus Deglupta: 5 Ciri, Jenis dan Kegunaan

Shorea uliginosa

Kemudian Pohon jenis Shirea Uliginosa yang memiliki nama lain yaitu meranti bakau. Pohon ini begitu terkenal dan berada lindungan pemerintah. Dapat menghasilkan etanol sangat bermanfaat, terutama sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Meranti Bakau
Shorea uliginosa Atau Meranti Bakau (Foto: Flikr)

Selain itu, pohon ini juga dapat menghasilkan kayu berkualitas sangat baik, keras dan ringan.

Bermanfaat sebagai   bahan   baku   untuk   membuat mebel, plywood dan  vinir.

Kelebihan dari kayu ini adalah mudah kering, awet, dan memiliki struktur yang keras.

Garcinia spp

Pohon kecil hingga sedang, kadang-kadang berupa semak. Jarang berbentuk pohon besar.

Apabila kita melukai bagian tumbuhan maka akan mengeluarkan getah kental dan lengket berwarna putih atau kuning.

Kayu pohon ini terkenal sebagai kayu kandis. Kayu ini cukup keras hingga amat keras, berserat lurus, bertekstur halus dan merata. Yang biasa kita kenal dengan Garcinia.

Garcinia spp
Garcinia spp (Foto:Weki)

Papua Nugini tercatat telah melakukan ekspor kayu tersebut sejak dahulu.

Getah dari tanaman bermanfaat sebagai bahan pewarna. Selain itu pohon ini dapat menghasilkan buah yang dapat kita makan.

Daun muda miliknya juga dapat kita makan sebagai sayuran atau pemberi rasa masam pada masakan. Beberapa jenis tertentu menghasilkan bahan obat tradisional.

Campnosperma macrophylla

Jenis pohon selanjutnya adalah Campnosperma macrophylla: Teren Putih atau Terentang adalah nama yang sering kita kenali dari tanaman ini.

Campnosperma macrophylla
Campnosperma macrophylla: Terentang Putih (foto: Wikipedia)

Memiliki kayu berwarna putih dengan permukaan kulit yang mulus. Dapat tumbuh dengan mencapai diameter sebesar 80cm.

Pohon ini menghasilkan kayu yang biasa kita gunakan untuk penggunaan kayu lunak dan ringan seperti untuk kotan korek api, laci, papan gambar, peti mati dll.

Baca juga Beritaku: Mengenal Pohon Saga Rambat Dengan 8 Manfaat

Canarium spp

Salah satu pohon yang termasuk kedalam jenis ini adalah pohon Madang Merpalam. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter mencapai 50 cm.

Kayu hasil pohon ini terkenal dengan nama Kayu Tayi. Memiliki bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis.

Jenis Canarium spp Dalam Hutan Rawa
Canarium spp

Kulitnya berlapis agak tebal berwarna coklat kemerahan. Bagian dalam kulit berserat berwarna coklat kemerahan. Selain itu kayu ini juga menghasilkan getah berwarna merah.

Kita dapat memanfaatkan kayu ini untuk konstruksi ringan, pembangunan rumah, interior finishing, pintu dan jendela. Sedangkan untuk konstruksi luar ruangan tidak dapat kita gunakan.

Selain pohon Madang Merpalam, jenis lainnya adalah pohon Kenari. Berukuran sedang hingga berdiameter 1m. Memiliki bentuk batang silindris dengan permukaan kulit berlapis, tebal dan halus serta berwarna agak kehijauan. Cabang pohon ini dapat mengeluarkan getah berwarna putih.

Kayu pohon ini terkenal dengan nama lain yaitu Kayu Damar. Kayu ini sering kita gunakan untuk pembuatan kapal.

Eugenia spp

Pohon Kelat Jambu atau Jambu-jambu adalah salah satu pohon yang termasuk jenis pohon Eugenia Spp.

Berukuran sedang hingga berdiameter 60 cm. Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus hingga bersisik tipis berwarna coklat, tetapi memiliki akar nafas. Buahnya seperti jambu biji berukuran kecil.

Selain itu, pohon Kelat Putih juga merupakan jenis lain dari Eugenia Spp. Berukuran sedang dengan ukuran diameter mencapai 50 cm.

Eugenia spp
Contoh Eugenia spp

Bentuk batang silindris, Kulit bersisik tipis warna keputihan, kayu agak keputihan. Kayu dari pohon jenis Eugenia Spp dapat kita gunakan sebagai kayu racuk atau campuran.

Calophyllum spp

Pohon Gula-gula merupakan salah satu jenis pohon ini. Berukuran tinggi mencapai 45 m, serta memiliki diameter batang mencapai 160 cm.

Bentuk batang silindris dengan permukaan Kulit berwarna agak coklat dan berlapis. Kayu serta getah hasil pohon ini keduanya berwarna kuning.

Buah yang berasal dari pohon Gula-gula dapat kita makan. Buahnya berbentuk bulat dan sebesar duku. Memiliki kulit yang halus dan berwarna kuning ketika mencapai waktu matang.

Sedangkan kayunya dapat kita manfaatkan untuk konstruksi bangunan dan furniture. Sebagian orang ada juga yang menjadikannya kayu bakar.

Nangoi atau yang sering kita kenal dengan nama Bunut Jangkar, termasuk kedalam salah satu jenis pohon ini.

Calophyllum spp
Calophyllum spp Atau Bintangur

Berukuran besar dengan tinggi mencapai 36-45 m serta diameter mencapai 80-95 cm. Sebagian memiliki akar nafas, ada juga yang memiliki akar lutut.

Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis, berwarna agak merah.

Menghasilkan getah dan kayu yang berwarna kuning atau agak kekuningan. Kayu dapat kita pergunakan sebagai kayu konstruksi, papan rumah dan perahu.

Koompassia spp

Berikutnya, Kompassia, jenis Pohon ini memiliki nama lain yaitu Menggris. Beberapa daerah mengenalnya dengan nama keranji, impas dan lainnya.

Berukuran besar dengan tinggi mencapai 60 m dengan diameter mencapai 210 cm. Kulit sangat halus berwarna abu-abu gelap atau kehitaman hingga cokelat kemerahan.

Jenis Pohon Koompassia spp
Pohon Koompassia spp

Kayu pohon ini berwarna merah dan sangat keras. Sehingga sering menjadi tempat bersarang lebah madu.

Kayunya cocok untuk semua penggunaan konstruksi luar ruangan, untuk bantalan rel kereta api, untuk balok kayu, kayu bakar, dan sebagai bahan arang.

Xylopia spp

Jangkang adalah nama lain yang sering kita temukan dari jenis Xylopia. Ukuran pohon bisa mencapai 60 cm.

Bentuk batangnya silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang berwarna kemerahan. Kayu dari pohon ini dapat kita gunakan sebagai kayu untuk konstruksi rumah dan furniture.

Baca juga beritaku: Pohon Andalas & 3 Benda Adat Asal Pulau Sumatera

Daftar Pustaka:

Anonim. 2012. Kayu Jongkang, Eksotisme yang Semakin Pudar.  Riaupos.jawapos.com

Djajapertjunda, IR. S. 2001. Hasil Hutan Non Kayu: Gambaran Masa Lampau Untuk Prospek Masa Depan. Makalah untuk Kongres Kehutanan Indonesia III.

Hidayat, S. 2005. Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Megumi, S.2020. Pohon Pelangi Indonesia Bernama Eucalyptus deglupta. Greeners.co

Putra, C. dkk. 2011. Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang. Merang REDD Pilot Project – German International Cooperation. Palembang.

Setiawan, A. 2020. Pohon Pelangi, Terindah di Dunia Ada di Hutan Indonesia. Indonesia.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *