Bukan Hanya Di Gunung, Tempat Untuk Menambang Emas, diLautan Menyiapkan Emas Merah Yang bernama Ikan Tuna.
Prof.Dr.Ir.H.Sudirman, MP (Guru Besar Bidang Perikanan Tangkap FIKP, Kepala Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Unhas)
Beritaku.Id, Budaya Maritim – Tuna adalah salah satu komoditas andalan Indonesia, khusunya di Sulsel.
Indonesia dengan laut yang luas, sumberdaya alam yang melimpah, emas merah dilautan, berupa ikan tuna.
Tuna dikenal sebagai ikan yang berdaging merah merupakan komoditas ekspor perikanan dunia dengan harga yang sangat fantastis, karena harganya yang mahal, maka tidak salah kalau disebut sebagai emas merah.
Pasar utama tuna dunia berada di pasar Tsukiji, Tokyo Jepang.
Di pasar ini, tuna datang dari berbagai belahan dunia, termasuk berasal dari Indonesia.
Emas Merah Dilautan Seharga Lamborgini
Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa seekor tuna jenis blue fin tuna pernah dilelang pasar Tsukiji dengan harga sebesar 15,6 Milyar rupiah.
Yang dibeli oleh seorang pengusaha Restoran Sushi Internasional di Tokyo bernama Kiyosi Kimura.
Berat tuna ini mendekati 300 Kg. Pada tahun sebelumnya (2012) rekor harga ikan tuna tertinggi dinilai dengan harga Rp 6,63 Milyar.
Dengan berat 269 Kg, atau senilai Rp 24,6 juta/Kg atau setara dengan harga 40 Gr emas/Kg ikan tuna. Tahun 2017.
Harga ikan tuna dilelang dengan harga Rp 8,5 Milyar dengan berat ikan 212 Kg, atau senilai Rp 40 juta/Kg.Sekali lagi sangat fantastis.
Jadi harga seekor ikan tuna sirip biru harganya lebih mahal dari sebuah mobil lamborgini, harga emas dilautan melebihi emas merah yang kita kenal semalam ini.
Pada tahun 2019 harga ikan tuna termahal di dunia, kembali tercatat di di pasar Tsukiji, Tokyo Jepang.
Harga satu ekor ikan tuna sirip biru dengan bobot 278 Kg mencapai harga 42,6 Milyar atau setara 153,2 juta/Kg. Harga yang sangat pantastis
Pertanyaan yang timbul adalah, mengapa komoditas ini begitu fantastis harganya..?
Ikan Tuna, Terutama di pasar Jepang?.
Berdasarkan hasil penelitian, khususnya kandungan gizi ikan tuna. Ditemukan bahwa disamping mengandung banyak Omega-3 yang merupakan zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh khususnya otak manusia.
Kandungan protein ikan tuna menyamai daging sapi, paling tidak jika dilihat dari struktur asam aminonya, yang membuat tubuh manusia sehat.
Daging tuna relatif mudah dicernakan karena kadar jaringan pengikatnya rendah, dan juga mengandung trace element berupa mineral yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti yodium dan flour.
Daging tuna mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B complex yang terdiri dari asam nicotina t, pyridoxine, riboflavin, asam pantothenat dan biotin serta vitamin D (Lassen 1965, dalam Burhanuddin, 1984).
Ikan Tuna di Indonesia dan Sulawesi Selatan
Di Indonesia khususnya di kawasan Timur Indonesia, tuna merupakan salah satu jenis komoditi andalan yang perlu dimanfaatkan secara optimal.
Di duga bahwa perairan Indonesia Timur merupakan salah satu alur migrasi ikan tuna. Kontribusinya Ikan Tuna Indonesia sebesar 16% dari 7,7 juta metrik ton ikan tuna dunia.
Beberapa jenis yang terkenal di Indonesia adalah tuna madidihan, tuna mata besar, dan albakora. Indonesia merupakan negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia.
Tercatat, total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun, dengan nilai transaksi bisa mencapai Rp 6,3 triliun rupiah per tahun (Kanal Satu Com). Sayang sekali bahwa jenis bluefin tuna, jenis yang sangat mahal tidak banyak tertangkap di Indonesia
Di Sulawesi Selatan ikan tuna sudah dikenal luas oleh nelayan di sepanjang Teluk Bone dan Selat Makassar.
Sentra-sentra nelayan tuna berada di Basokeng, Turungan Beru di Bulukumba, Lappa di Sinjai, Bajoe di Bone, Bone Pute di Luwu, serta di Pare-Pare, Barru dan Suppa di Selat Makassar.
Nelayan menangkap di Teluk Bone, Laut Flores, Laut banda dan Selat Makassar. Hasil tangkapan nelayan dihargai sebesar Rp 35 ribu rupiah/Kg. Nelayan pengumpul akan menjualnya ke eksportir dengan harga rata-rata Rp 90 ribu/Kg. Eksportir akan mengirim keluar negeri, tententu dengan harga yang lebih tinggi lagi.
Prospek dan Masalahnya
Ditengah melonjaknya nilai dollar terhadap nilai rupiah, maka memacu ekspor tuna sangatlah penting.
Seperti pada sebuah tulisan akan kekayaan alam, lautan dalam Alquran, bahwa kekayaan kita sangat luar biasa.
Berdasarkan hasil pengamatan saya, ikan tuna yang ditangkap oleh nelayan akan terserap oleh pasar ekspor. Harga akan dibedakan dari kualitas ikan tuna yang tertanggkap.
Baik Sashimi, Sushi ataupun tuna kaleng, akan bermutu baik dengan harga yang sangat tinggi apabila disajikan dalam bentuk segar.
Dengan demikian untuk mempertahankan kondisi kesegaran ikan maka di atas kapal dibutuhkan pendingan yang bisa memenuhi kualitas ekspor. Biasanya dibutuhkan pendingan -30 derajat C.
Kondisi ini sulit dipenuhi oleh para nelayan Indonesia, yang pada umumnya hanya membawa es ke laut.
Gubernur Sulsel Prof.Dr.Ir.H.Nurdin Abadullah, M.Agr. akan menjadikan Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan, termasuk pangan dari laut.
Ikan tuna merupakan salah satu komoditas andalan, yang akan dikembangkan, dan menjadi devisa negara.
Insya Allah Sulsel akan menjadi eksportir tuna andalan Indonesia dimasa mendatang, dan tuna akan menjadi emas merah di lautan, yang menjanjikan kesejahteraan masyarakat.
Dari Redaksi: Tulisan yang Berhubungan dengan Tulisan Pakar:
- Lautan Dalam AlQuran, Mengungkap Rahasia Ke Permukaan
- Paradoksal Kelimpahan Sumberdaya Laut Dan Kemiskinan Nelayan
- Analisa Ikan Yang Menelan Nabi Yunus AS, Berdasarkan Ilmu Perikanan Modern