Tradisi Budaya Maritim
Tradisi Budaya Maritim Indonesia

Budaya Maritim: Konsep, 7 Unsur, Hingga Contoh

Diposting pada

Budaya maritim di Indonesia, secara konsep telah mengalami berbagai macam pergeseran, seiring dengan mengikuti perkembangan zaman. Namun secara konsep, pengertian, unsur dan fungsinya tetaplah sama adanya.

Beritaku.id, Budaya Maritim- Alam semesta menciptakan laut bagi kepentingan manusia, agar dapat hidup dari laut tersebut. Sesungguhnya, hanya manusia yang bijaklah yang dapat menjaganya, sebagai pertanggung jawaban atas karunia-Nya

Oleh: Novianti Lavlia (Penulis Budaya Maritim)

Pengertian Konsep Budaya Maritim

KOnsep Budaya Maritim
Konsep Budaya Maritim

Budaya maritim merupakan suatu konsep berupa gagasan, ide, nilai, norma, pengetahuan, dan aturan yang terkait dengan bidang maritim. 

Selain itu, juga menjadi pedoman bagi perilaku ekonomi, jasa bisnis, politik individu maupun sekelompok masyarakat agraris dan non agraris. Adapun tujuannya adalah, untuk mencapai kepentingan sosial ekonomi, hingga menghasilkan suatu produk.

Dalam konsep Budaya Maritim, perbedaan definisinya sendiri dapat terlihat dari pecahan dua suku katanya, yaitu “Budaya” dan “Maritim”

Baca juga beritaku: Arti Budaya Maritim Sebagai Kekuatan Ekonomi Bangsa Indonesia

Budaya merupakan gagasan manusia, yang dapat menghasilkan suatu tindakan dan karya yang bermanfaat bagi manusia. Budaya juga  memiliki sifat kolektif atau kebersamaan, berupa sebuah nilai dari hasil kesepakatan bersama oleh sekelompok masyarakat. 

Maritim menggambarkan suatu aktivitas kelautan, yang tujuannya untuk perdagangan atau pencarian hasil budidaya kelautan. 

Budaya Maritim adalah keseluruhan gagasan, yang dapat menghasilkan perilaku dan tindakan bersama atau secara kolektif, oleh kelompok masyarakat kelautan.

Dalam definisi konsep tersebut, maka akan menggambarkan suatu kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir pantai.

Fungsi Budaya Maritim

Dalam fungsinya, Budaya Maritim merupakan landasan bagi berkembangnya kebudayaan dan tradisi dalam masyarakat pesisir.

Selain itu, bagi masyarakat tersebut, laut juga berfungsi sebagai objek budaya, seperti berbagai acara ritual di wilayah laut. Adapun tujuannya adalah, sebagai apresiasi dari rasa syukur masyarakatnya, atas anugerah yang mereka dapatkan dari laut.

Contoh Budaya Maritim

Kapal Pinisi Budaya Maritim
Kapal Pinisi Maritim Indonesia

Terciptanya berbagai macam perangkat kelautan seperti perahu, merupakan bukti dari salah satu karya pemikiran, dari budaya kelautan atau maritim.

Namun selain itu, terdapat juga berbagai jenis perahu, sebagai hasil dari budaya tersebut, yang beberapa diantaranya  seperti sampan, pinisi, tongkang, dan lain sebagainya.

Berbagai macam produk dari kapal tradisional, menandakan bahwa masyarakat pesisir cukup memiliki keterampilan, dalam menciptakan suatu karya maritim.

Bentuk lain dari budaya kelautan tersebut adalah, berupa metode cara penangkapan ikan, dari bentuk tradisional menjadi modern. Hal tersebut dapat terjadi, karena semakin berkembangnya, konsep dan kemampuan, dari para pelaku dan masyarakatnya.

Selain itu, kemajuan tersebut juga bertujuan, untuk dapat meningkatkan pendapatan para pelaku dan masyarakatnya. Contohnya seperti nelayan, dan penghasil industri kelautan.

Unsur Budaya Maritim

Unsur Navigasi Maritim
Perlengkapan Unsur Navigasi Maritim

Beberapa elemen yang menjadi unsur dari suatu Kebudayaan Maritim adalah:

Sistem Pengetahuan 

  • Pengetahuan kelautan mengenai cuaca, musim, suhu, kondisi air laut, dan beberapa pengetahuan yang berhubungan, berfungsi sebagai penentu kegiatan pelayaran.  
  • Semua pengetahuan, yang berhubungan dengan lingkungan dan sumberdaya laut. Termasuk juga pengetahuan yang terkait dengan populasi spesies, perilaku dan lokasi maritim.
  • Berbagai pengetahuan tentang lingkungan sosial kelautan, yang terkait dengan transaksi, hubungan kerjasama, perlindungan keamanan, dan aspek lainnya.

Bahasa  

Sistem bahasa yang terdapat dalam masyarakat maritim, cukup berbeda dengan masyarakat agraris, walaupun berasal dari suku yang sama. Perbedaannya terletak pada perbendaharaan dan pengertian setiap katanya.

Organisasi sosial 

Fungsi utama dari suatu organisasi sosial maritim adalah : 

  • Meringankan beban pekerjaan yang terbilang cukup berat dan sulit 
  • Merupakan mekanisme dalam memperoleh modal dan pemasaran. 
  • Sebagai wadah dan media pembelajaran, pengetahuan, keterampilan kerja, dan kebaharian. 
  • Menjadi wadah atau lembaga untuk saling memberikan pertolongan 
  • Mekanisme dalam hal distribusi risiko.

Teknologi Kebaharian 

Berbagai contoh dari tipe perahu tradisional milik sekelompok masyarakat maritim di Indonesia adalah : 

  • Perahu Patorani  dari Makassar 
  • Lambo dari Mandar 
  • Pinisi dan  Bagang dari Bugis  
  • Lambo dari Buton  

Baca juga beritaku: Ekonomi Maritim Dan Kelautan, Tujuan Serta Perbedaan Dari Keduanya

  • Janggolan dan  Perahu Jaring  dari Madura
  • Mayang dan Jukung  dari Jawa 
  • Nade dari Sumatra

Ekonomi Kebaharian 

Sistem Ekonomi Kebaharian terdiri dari : 

  • Sektor perikanan, seperti hasil tangkapan dan budidaya
  • Jasa pengangkutan, pengamanan wilayah laut, pendidikan, pemerintahan, pengerukan dasar laut, dan perdagangan.
  • Industri hasil laut, pertambangan, pembuatan garam, pembuatan kapal dan alat tangkap, jasa pariwisata serta barang kerajinan hasil laut.

Seni Kebaharian 

Kebudayaan maritim juga memiliki unsur kesenian, terutama dalam seni arsitektur, atau konstruksi kapal. Di dalam prosesnya, akan berkaitan dengan penentuan dalam segi estetikanya, seperti ukiran, motif, warna dan juga musik 

Sebagai contoh, beberapa kapal dari Jawa, Bali, India dan Cina, banyak memiliki banyak ukiran, dan gambar binatang di dalamnya. Ukiran dan gambar tersebut, selain berfungsi sebagai estetika seni, juga memuat makna akan gagasan dunia dan unsur religi.

Sistem Religi dan Keyakinan  

Kebanyakan dari nelayan Bugis, Bajo, Makassar, dan Madura, mereka menganut Agama Islam, yang  sangat percaya pada kekuasaan Allah. Pada prinsipnya mereka selalu percaya, bahwa seberapapun hasil tangkapan saat itu, merupakan takdir yang harus disyukuri.

Peradaban Budaya Maritim di Indonesia

Kerajaan Majapahit - Budaya Maritim
Kerajaan Maritim Majapahit

Indonesia dan kemaritiman, merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Secara geografis, negara ini terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Selain itu, juga menjadi penghubung antara Benua Asia dan Australia. 

Situasi Negara Indonesia yang merupakan suatu negara kepulauan, memiliki sekitar 17 ribu pulau, dan garis pantai lebih dari 99.000 km.Oleh karena itu, menjadikannya sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua, setelah Kanada.

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang sangat luas, membuat  Indonesia berpotensi besar dalam bidang kelautan. Terutama dalam peran sertanya, untuk memajukan perekonomian bangsa.

Keadaan yang menguntungkan ini, menyebabkan Indonesia menjadi menjadi jalur perdagangan utama hingga saat ini, terutama dalam perdagangan rempah-rempah dunia.

Kisah tentang armada Sriwijaya dan Majapahit, merupakan contoh dari kejayaan armada Nusantara di bidang maritim, yang terjadi pada abad 8 hingga 13. Pada masa itu, masyarakat Indonesia telah berhasil melintasi Pulau Madagaskar hingga Afrika. 

Setelah itu, kejayaan itu terus berlanjut pada abad 15 sampai 17, oleh beberapa armada kerajaan yang ada saat itu. Sejarah kejayaan tersebut membuktikan, bahwa rahasia kesuksesan perekonomian Indonesia saat itu, karena kemampuannya dalam memanfaatkan kemaritimannya. 

Namun seiring dengan jatuhnya kerajaan pesisir Indonesia, kejayaan tradisi maritim pun ikut memudar secara perlahan. Aktivitas perekonomian yang mulai berpindah tempat di daratan, seolah melupakan potensi kemaritiman yang sempat berjaya.

Beragam kekayaan Nusantara, seperti energi kelautan, bioteknologi kelautan, wisata bahari, pelayaran, serta industri maritim, sebenarnya masih menjadi potensi yang besar. Tapi sayang, harus terbagi dengan potensi lain yang ada di darat.

Cerita sukses tentang kejayaan maritim Indonesia sejak  zaman Sriwijaya dan Majapahit, kini hanyalah sebatas dongeng belaka. Kegagahan di zaman modern ini, semakin hilang tertelan zaman.

Pencurian ikan oleh kapal asing, rusaknya biodiversity laut, serta  hancurnya sebagian besar pesisir pantai, adalah beberapa hal yang menyebabkan matinya peradaban Budaya Maritim di Indonesia.

Pengaruh Negara Maritim Terhadap Kehidupan Ekonomi dan Sosial Masyarakat

Poros Maritim Dunia
Indonesia Poros Maritim Dunia

Situasi geografis Indonesia sebagai Negara Maritim, memiliki potensi yang besar dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan transportasi. Selain itu, semua potensi tersebut  juga dapat menjadi modal utama, untuk dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya

Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan, memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap tempat, mulai dari kondisi alam hingga sosial-budayanya.

Kondisi yang seperti tersebut, justru membawa keuntungan sendiri, bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Pasalnya, wilayah laut yang sangat luas tersebut telah mendapatkan pengakuan internasional, pada tahun 1982. 

Hal tersebut memberikan predikat sebagai Negara Maritim bagi Indonesia, sekaligus mendapatkan kewenangan, untuk memanfaatkan potensi sumber lautnya.

Baca juga beritaku: Benua Maritim Indonesia, Dengan Potensi Sumber Daya Alam Yang Kaya

Cakupan zona  wilayahnya yang sangat luas, mengandung kekayaan sumber daya laut yang sangat potensial. Beberapa dari jenis kekayaan tersebut, antara lain seperti terumbu karang, spesies Ikan dan kekayaan biologi yang bernilai tinggi.

Selain itu, terdapat juga wisata bahari, sumber mineral, energi minyak dan gas bumi, serta media transportasi antar pulau. Semua potensi alam tersebut, telah tersedia dalam jumlah besar, dan tersebar di seluruh Nusantara.

Begitu besarnya peluang ekonomi yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya laut tersebut, dapat berkontribusi bagi kehidupan ekonomi Negara. Dan pastinya, akan memberikan pengaruh positif juga, terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Kelompok masyarakat yang dapat merasakan langsung akan potensi dari kekayaan maritim tersebut, adalah masyarakat pesisir. 

Perbedaan Antara Laut, Kelautan dan Kemaritiman

Kemaritiman berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan laut. Atau dengan kata lain, titik pusat dari kegiatannya adalah ekonomi. Sebagai contohnya, seperti memancing, berlayar, menyelam, transportasi laut, kilang minyak, dan Navigasi.

Laut merupakan kumpulan air asin yang terdapat di permukaan bumi, dan memisahkan antara pulau dan benua. Contohnya seperti Laut Jawa dan  Lautan Atlantik 

Kelautan adalah sebuah wilayah yang memiliki fisik atau kata benda. Sebagai contoh, “Indonesia merupakan Negara Kelautan, karena wilayahnya yang sebagian besar adalah lautan yang luas”. Kalimat tersebut menjelaskan akan bentuk fisik dari Indonesia. 

Pengaruh Budaya Maritim Pada Masa Hindu Budha

Kerajaan Maritim  Sriwijaya
Relief Kerajaan Maritim Sriwijaya

Awal terbentuknya Kerajaan Hindu Budha di Nusantara, tidak terlepas dari keberadaan para pedagang mancanegara dari India dan Tiongkok. Mereka juga menyebarkan pengaruh agama secara bersamaan.

Berkembangnya Budaya Maritim, merupakan hal yang membuat para pedagang tersebut masuk ke Indonesia, dan juga menyebarkan agama Hindu dan Budha. Hingga pada akhirnya, membentuk berbagai kerajaan.

Dalam catatan sejarah, terdapat lima kerajaan Hindu Buddha, yang pernah berkembang  di Indonesia, dan berbentuk sebagai Kerajaan Maritim. 

Adapun definisi dari Kerajaan Maritim tersebut adalah, sebagai kerajaan yang menggantungkan ekonominya pada bidang perdagangan dan pelayaran. Umumnya, lokasi dari seluruh kerajaan tersebut, terletak di wilayah pantai atau sungai. 

Penutup

Perwujudan dari kewaspadaan nasional akan terwujud dalam bentuk Budaya Maritim. Langkah tersebut sangatlah penting, mengingat telah terjadinya pergeseran akan keberadaan dari budaya tersebut.

Budaya tersebut yang dahulu menjadi identitas Nusantara, saat ini hampir tidak terdengar lagi gaungnya. Budaya Agraris dan Industri saat ini, telah mengambil alih masa kejayaan, yang dahulu pernah eksis di Indonesia.

Hal tersebut memang terasa sangat ironis, mengingat Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, dan sangat kaya akan potensi bawah lautnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *