Nabi Harun memiliki teladan berupa kefasihan bicara, sedang Nabi Musa memiliki tongkat ajaib. Kelebihan-kelebihan tersebut untuk mendakwahkan ajaran tauhid untuk kaumnya. Lalu, apa saja keteladanan lain yang bisa kita ambil dari mereka?
Beritaku.id, Kisah Nabi dan Rasul – Setiap Nabi yang Allah turunkan di dunia memiliki teladan masing-masing, termasuk Harun dan Musa. Mereka bagaikan sepasang yang saling melengkapi dalam usaha menaklukkan hati kaumnya. Utamanya pada Firaun Mesir.
Oleh: Ulfiana(Penulis Kisah Nabi dan Rasul)
Nabi Musa memiliki urutan Nabi ke 13 dalam 25 Nabi dan Rasul. Sedangkan Nabi Harun, berada tepat di bawah Nabi Musa yaitu urutan ke 14. Keduanya hidup dalam lini masa yang sama.
Mereka berdakwah pada kaum yang sama, yaitu bani israil. Juga, harus menghadapi Firaun Mesir yang terkenal akan kebengisannya.
Bagaimana kisah selengkapnya?
Berikut ini mari kita bahas hubungan antara kedua Nabi yang juga merupakan saudara tersebut.
Baca juga beritaku: Silsilah 25 Nabi & Rasul: Asal Usul, Lokasi Dakwah Dan Sejarah Singkat
Tulisan Tentang Kisah Teladan Nabi Harun
Sosok teladan Nabi Harun adalah seorang yang begitu sabar. Suatu hari kesabarannya itu di uji oleh kaum serta saudaranya sendiri, Musa as.
Saat itu Nabi Musa akan pergi beruzlah. Ia mengatakan akan pergi selama 30 hari saja. Namun, di tengah uzlahnya itu ia menambah waktu 10 hari lagi agar bisa menerima lauh Taurat untuk kaumnya.
Ketika beruzlah, Nabi Musa menyerahkan kepemimpinan Bani Israil kepada Nabi Harun as. Ia begitu khawatir, jika kaumnya tak memiliki pemimpin untuk membimbing mereka, mereka akan melakukan syirik.
Bahkan bisa melakukan murtad. Untuk itu, Nabi Musa yakin Harun bisa membimbing Bani Israil selama Musa tak ada.
Nabi Harun di kenal akan kelembutan sikapnya. Berbeda dengan Nabi Musa yang keras dan tegas sehingga Bani Israil takut kepadanya. Sikap yang berbeda dari pemimpin sebelumnya itu membuat Bani Israil tidak takut pada Nabi Harun as.
Di tambah lagi, Nabi Musa tak kunjung kembali setelah 30 hari. Kaumnya itu mengira Musa tak akan kembali.
Mengetahui situasi Bani Israil yang seperti itu, datanglah samiri kepada mereka.
Samiri memanfaatkan kesempatan itu untuk mengajak bani israil menyembah berhala. Ia mengeluarkan patung anak sapi yang terbuat dari emas. Di dalamnya terdapat lubang kecil.
Jika lubang itu tertiup angin, maka patung tersebut mengeluarkan sebuah bunyi. Seakan-akan patung itu sedang bicara.
Sebagian besar dari mereka menganggap itu adalah sebuah keajaiban. Maka, masuklah mereka dalam perkara syirik. Mereka memuja-muja patung anak sapi tersebut.
Mengetahui hal itu Nabi Harun marah. Ia memperingatkan kaumnya agar tidak melakukan kesyirikan. Nabi Harun berusaha mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang lurus.
Namun, karena terbuai dengan bujukan setan melalui samiri, mereka tak mau mendengarkan Nabi Harun. Mereka marah dan bahkan mengancam akan membunuh Nabi Harun.
Baca juga beritaku: Kisah Singkat Nabi Zulkifli AS
Kepulangan Nabi Musa Dari Uzlah
Ketika Nabi Musa pulang dari uzlahnya, ia mendapat informasi bahwa kaumnya telah berpaling. Saking marahnya, Nabi Musa melemparkan lauh-lauh taurat yang ia dapat.
Ia memegang rambut Nabi harun dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya, menarik janggut Nabi Harun hingga memutih.
Ia meminta pertanggung jawaban Nabi Harun. Bagaimana bisa hanya ditinggal sebentar, Bani Israil telah melakukan kesesatan?
Harun yang diperlakukan seperti itu oleh Nabi Musa, justru membalas dengan kelembutan sikapnya. Ia berkata “wahai anak ibu ku”, sebuah perkataan yang begitu lembut. Sedangkan, sebanrnya Nabi Harun bisa saja tak terima dengan perlakuan Nabi Musa.
Ia kemudian mengatakan kejadian sebenarnya. Ia juga berkata ia telah mengingatkan mereka, namun mereka justru mengancam untuk membunuhnya. Maka Harun berkata, janganlah Nabi Musa memperlakukannya demikian. Karena, hal itu hanya akan membuat kaumnya yang membangkang merasa senang pada apa yang menimpanya.
Kesabaran Nabi Harun itu menjadi teladan kepada kita semua. Dalam kondisi yang sebenarnya kita bisa marah, namun kita memilih untuk bersikap baik.
Baca juga beritaku: Urutan Lengkap 25 Nabi dan Rasul, Daftar Wajib Diketahui dan Kisahnya
Kisah Mukjizat Tongkat Nabi Musa
Salah satu mukjizat dari Nabi Musa adalah tongkatnya. Berikut ini adalah sedikit kisah tentang mukjizat tongkat Nabi musa:
Saat itu Nabi Musa telah Allah perintahkan untuk berdakwah kepada firaun. Dalam dakwahnya tersebut, pernah ada sebuah masa firaun menantang Nabi Musa. Ia mengumpulkan seluruh penyihir yang ada di penjuru negeri untuk di adu dengan kekuatan musa.
Penyihir-penyihir itu firaun perintahkan mereka untuk membuat Nabi Musa ketakutan akan sihirnya.
Ketika penyihir itu telah berkumpul, satu persatu dari mereka melemparkan tongkatnya. Mereka membuat tipuan yang seolah-olah tongkat itu menjadi ular. Tongkatnya bergerak kesana kemari menakut-nakuti siapa saja yang hadir termasuk Nabi musa.
Ketika melihat itu, Nabi Musa mendapat wahyu agar ia melemparkan tongkatnya juga. Ketika ia melemparkan tongkatnya, tongkat tersebut benar-benar menjadi sebuah ular besar. Ular besar tersebut kemudian memakan semua tongkat kecil milik seluruh penyihir penjuru negeri seketika itu juga.
Para penyihir itu sangat tau, bahwa apa yang tongkat Nabi musa lakukan bukan sebuah tipuan. Mereka tau, ada ular sungguhan di hadapan mereka. Mereka begitu takjub dengan mukjizat yang Allah tunjukkan melalui Nabi musa.
Sesaat saat itu juga, mereka mengatakan beriman kepada Tuhannya musa. Tentu hal itu bukan akhir yang firaun inginkan.
Mukzizat yang muncul itu begitu nyata. Sebuah keajaiban yang jika hati seseorang bersih maka akan mudah menerima kebenaran. Hal itulah yang di rasakan oleh para penyihir itu.
Kelebihan Nabi Harun yang Menjadi Teladan
Nabi Harun memiliki kelebihan berupa kefasihan bicara. Ia merupakan seorang yang pandai berkomunikasi. Juga, ia pandai menyampaikan sesuatu dengan sederhana dan mudah di terima.
Bahasa yang ia gunakan juga jelas dan membuat orang lain mudah paham.
Selain itu, cara penuturannya juga lembut. Hal itu membuat orang yang bertemu dengannya betah berlama-lama mendengarnya. Pembawaannya juga tenang tidak menghentak-hentak.
Selain itu, sosok Nabi Harun adalah sosok yang pandai dalam berdebat. Termasuk, kepada fir’aun.
Semua kelebihan itu, begitu menarik perhatian dan menimbulkan simpati. Banyak Bani Israil yang kemudian berbondong-bondong ikut dalam ajaran tauhid.
Kelebihan Nabi Musa
Kelebihan terbesar yang Nabi Musa miliki salah satunya adalah kemampuan yang Allah berikan untuk tongkatnya. Tongkat itu mampu untuk membelah lautan.
Ketika itu, ia bersama kaumnya sedang lari dari kejaran firaun dan pasukannya. Firaun dan pasukannya sangat ingin menangkap Nabi Musa beserta Bani Israil agar tak meninggalkan negerinya.
Dalam pengejaran itu, Nabi Musa beserta kaumnya menemui jalan buntu. Hanya ada laut merah yang membentang luas di depan. Sedangkan, tentara firaun semakin mendekat kepada mereka. Tak ada jalan lain, selain melewati laut tersebut.
Kemudian, datanglah perintah Allah agar Nabi Musa memukulkan tongkatnya pada pasir lautan tersebut.
Seketika, lautan yang semula membentang biru begitu jauh, membelah sesaat setelah hentakan tongkat musa. Mengetahui hal itu, Nabi Musa dan umatnya berlarian menyebrangi laut yang sudah menjadi dua tersebut.
Para tentara firaun yang tertinggal, melihat hal itu langsung bergegas mengikuti mereka. Mereka menembus lautan. Namun, ketika berada pada tengah laut, Allah menenggelamkan mereka semua. Ombak laut menggulung satu persatu tentara firaun, termasuk firaun sendiri.
Baca Juga: Kisah Nabi Musa
Penemuan Tongkat Nabi Musa
Nabi Musa tentu terkenal akan mukzizat tongkatnya. Bagaimana tidak? Tongkat itu Allah izinkan mampu untuk membelah lautan serta menjadi ular yang besar.
Bahkan, banyak kelebihan-kelebihan lain yang tongkat tersebut keluarkan. Meski sebenarnya, tongkat tersebut tidak mampu melakukan semua itu melainkan atas izin Allah.
Berbicara soal tongkat Nabi musa, hingga hari ini belum ada sumber yang jelas dimana tongkat itu berada.
Dari Dr. Rasyid Jarrah mengatakan bahwa bukti yang jelas tentang keberadaan tongkat tersebut saat ini belum ada. Entah itu teks eksplisit maupun bukan.
Beberapa sumber bahkan mengatakan tongkat itu telah tidak ada. Hal ini karena tongkat tersebut ikut terbakar ketika Nabi Musa membakar berhala sapi miliki samiri.
Ada museum di turki yang mengatakan memiliki tongkat tersebut. Tongkat yang pernah membelah laut merah itu memiliki panjang 1,2 meter. Bentuknya seperti sebuah patahan dari ranting pohon.
Tongkat tersebut di simpan dalam wadah kaca dengan penerangan yang bagus.
Namun, bisa jadi itu hanya sebuah replika yang di buat oleh manusia sendiri.
Lagi-lagi, hingga hari ini masih banyak orang yang penasaran. Dimana letak tongkat Nabi Musa tersebut? Hanya Allah yang mengetahuinya.
Baca juga: Tongkat Nabi Musa
Benarkah Nabi Harun Adalah Jubir Nabi Musa
Ketika itu, Allah mengangkat Nabi Musa menjadi seorang Rasul. Allah kemudian memerintah kan Nabi Musa untuk berdakwah pada kaumnya, dan juga pada firaun.
Nabi Musa yang mengetahui hal tersebut kemudian berdoa kepada Allah. Ia meminta agar Allah mengangkat saudaranya, Harun sebagai Nabi juga. Musa ingin agar Nabi Harun mendampinginya dalam menyebarkan ajaran tauhid.
Allah kemudian mengabulkan permintaan Nabi musa tersebut dan menjadikan Harun sebagai partner dakwahnya.
Nabi Musa begitu tau siapa yang akan ia hadapi. Firaun adalah ayah angkatnya dan tentu Nabi Musa hafal bagaimana perilaku firaun.
Firaun terkenal akan kekejamannya. Ketika kecil, ia pernah memakan bara api demi terhindar dari hukuman firaun. Jadilah ketiak dewasa lidahnya tidak dapat berbicara sefasih orang kebanyakan.
Hal itu juga yang membuat Nabi Musa memilih Harun sebagai pendampingnya dalam berdakwah. Harun adalah seorang yang fasih dalam berbicara.
Nabi Musa yakin bahwa Harun mampu menjadi juru bicaranya terutama ketika menghadapi fir’aun.
Nabi Harun juga menjadi sosok yang bisa tampil di depan kaumnya bersama Musa. Ini karena sewaktu dulu, Nabi Musa pernah terlibat perkelahian yang akhirnya menewaskan seorang Qibti.
Hubungan Kekerabatan Antara Nabi Musa Dan Harun
Nabi Harun merupakan saudara dari Nabi musa. Menurut berbagai sumber, hubungan kekerabatan diantara keduanya adalah sepupu. Orang tua dari mereka berdua memiliki hubungan kakak dan adik.
Itu sebabnya selain sebagi partner dakwah, mereka juga dekat dalam pertalian darah.
Namun, ada juga sumber yang mengatakan bahwa mereka memiliki orang tua yang sama. Ini di dasarkan pada sebutan “wahai anak ibuku” dari Harun pada musa.
Terlepas dari fakta apakah mereka memiliki hubungan kandung atau bukan, mereka merupakan saudara seiman. Sama-sama menyembah Allah dan mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT.
Demikianlah sedikit kisah tentang Nabi Musa dan Nabi harun. Sesungguhnya di dalam mereka terdapat banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Salah satunya adalah mengetahui bahwa dalam berdakwah itu akan lebih ringan jika di lakukan bersama-sama.
Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.
Sumber: eramuslim, news.detik, jpnn.com, republika, akurat.co