Budaya Maritim
Budaya Maritim Mengkaji Tentang Kegiatan Penduduk Dalam Pemanfaatan Hasil Laut

Arti Budaya Maritim Sebagai Kekuatan Ekonomi Bangsa Indonesia

Diposting pada

Arti Benua Maritim Berbeda Dengan Budaya Maritim, Dari Segi Nama dan Definisi, Namun Kajian dan tempatnya Sama. Yakni Kajian Maritim.

Beritaku.Id, Budaya Maritim – Pengertian Budaya Maritim bisa diambil dengan mengurai dua kata. Yakni Budaya dan Maritim.

Artikel yang berhubungan : Benua Maritim Indonesia, Dengan Potensi Sumber Daya Alam Yang Kaya

Allah menciptakan laut, dan di jinakkannya untuk manusia bisa hidup dari laut tersebut. Seperti pada artikel Lautan Dalam AlQuran, Mengungkap Rahasia Ke Permukaan.

Indonesia kaya raya dengan budaya yang dimiliki. Diseluruh Indonesia memiliki beragam kebudayaan. Dalam seluruh elemen dan sendi kehidupan masyarakat.

Budaya yang dimaksud, mulai dari budaya ketika berurusan penikahan, kelahiran, hubunga sosial, kehidupan sampai pada budaya perlakuan orang meninggal.

Semua yang dilakukan akan beradaptasi dengan budaya yang ada dan berlaku.

Arti Budaya Maritim

Budaya adalah produk atau hasil dari dipta, karsa dan rasa. Guru Geografi saya mengajarkan itu. 3 kata saja Cipta, Karsa dan Rasa. Penggabungan ketiganya. Menghasilkan budaya.

Sementara maritim, ini kata yang banyak kita jumpai, namun menjadi sangat tren pasca reformasi. Atau diatas tahun 1998.

Tepatnya di Indonesia setelah tahun 2000 di atas tahun millenial, gagasan dan konsep kemaritiman mulai digalakkan.

Maritim adalah seluruh aktifitas yang ada kaitannya dengan laut dan dilakukan diatas laut.

Sehingga budaya maritim adalah Membahas masalah pekerjaan, transportasi, interaksi, pengelolaan alam laut yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya laut.

Konsep budaya maritim mengalami pergeseran atau mengikuti perkembangan teknologi. Dari tradisional menjadi teknologi.

Budaya diakui dan dilaksanakan menjadi sebuah kebiasaan. Menciptakan perbuatan atau prilaku. Human behavior.

Untuk yang tinggal dipesisir pantai, masing-masing memiliki budaya maritim yang berbeda. Namun pada konteksnya sama. Mencari hidup di laut.

Pekerjaan, memanfaatkan laut dan sumber daya yang ada didalamnya. Apakah nelayan tradisional maupun konvensional. Dengan memanfaatkan ikan dan sumber daya lainnya yang menghampar dilautan.

Membuah usaha, penyeberangan antara pulau dengan perahu atau moda transportasi laut, Fery atau Pelni. Menghubungkan antara pulau.

Konteks pulau dipisahkan olah lautan. Membuat manusia tinggal didaratan yang berjarak dengan pulau lainnya.

Memanfaatkan laut untuk tujuan wisata dengan berbagai sumberdaya yang bisa dimanfaatkan.

Hasil Karya Budaya Maritim

Kalau bukan karena hasil cipta dengan menggunakan pikiran, perasaan maka Perahu tidak akan mampu diciptakan.

Bukan hanya produk Perahu oleh Nabi Nuh As yang terdampar di gunung Judi. Tapi Indonesia memiliki beragam produk perahu. Sebutlah Jolloro, Sampan, Pinisi, Pacalang, Sandek, Kora-kora dan pledang.

Beragam produk kapal tradisional menandakan bahwa semua pulau ada masyarakat pesisir, memiliki instink untuk menciptakan perahu.

Menjadikannya budaya dalam hal pembuatan perahu. Cipta Budaya Maritim.

Metode menangkap ikan, dari cara tradisional yang selama ini dilakukan oleh para nelayan. Dikembangkan menjadi metode menangkap ikan secara modern.

Pengembangan budaya kemaritiman tersebut dilihat dengan pengembangan konsep keilmuan yang semakin berkembang.

Semua tujuannya untuk menciptakan iklim kebudayaan maritim berkembang dalam tujuan meningkatkan pendapatan para nelayan.

Aktifitas berlayar, merupakan budaya yang ada sejak dulu kala, oleh nenek moyang orang Indonesia. Aktifitas tersebut merupakan budaya maritim.

Aktifitas memanah ikan, menangkan dengan menjala dan memancing, masuk dalam kategori Budaya Maritim.

Pengembangan Budaya Maritim

Konsep yang dilakukan oleh para nelayan di zaman sebelumnya. Merupakan kebudayaan maritim secara tradisional.

Negara Indonesia sedang gencar pada sebuah peradaban baru pengembangan budaya Maritim. Dengan memberikan fasilitas yang terbuka luas bagi para nelayan.

Berkembang untuk mengembangkan usaha baru dengan permodalan.Termasuk fasilitas pendidikan untuk anak-anak usia sekolah yang berasal dari pesisir.

Disamping itu pengembangan transportasi laut yang saat ini gencar di galakkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Penelitian dilakukan oleh berbagai kalangan dan Pakar untuk melakukan pengembangan di laut Indonesia.

Pesisir hingga kepalung samudera. Ikan Kecil hingga ikan besar. Pasir pantai hingga karang dilautan dalam.

Pengembangan perahu tradisional hingga kapal pelayaran skala besar. Pariwisata, Pendidikan, ekonomi Perbankan. Tertarik dalam pengembangan budaya keMaritiman Indonesia.

Sebab belakangan ini kita sadar, bahwa Indonesia memiliki suber daya luar biasa di lautan. Yang belum terjamah secara maksimal.

Dengan tidak tersentuh secara maksimal tersebut, maka dilakukan upaya maksimalisasi pegembangan.

Di laut ada emas merah seharga Lamborgini, seperti tulisan Prof. Sudirman. Pakar Ilmu Perikanana Keluatan Dari Indonesia Timur.

Seketika mata kita terbuka, sebab selama ini kita hanya mengenal harga ikan maksimal seharga puluhan juga.

Kenyataannya Mencapai Milyaran Rupiah

Ikan yang dilelang dijepang tersebut adalah ikan yang berasal dari Indonesia.

Dalam satu aspek tersebut, apa yang salah?

Ternyata metode menangkap Ikan kita masih bermasalah, menggunakan budaya lama. Dengan tingkat perawatan dan ketahanan ikan.

Para pakar berupaya untuk melakukan pegembangan disisi tangkap ikan tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Itu baru satu aspek, belum membahas aspek yang lain. Seperti udang, pengembangan hasil laut lainnya.

Budaya prilaku nelayan akan di tingkatkan, untuk mendpatkan income yang cukup buat para nelayan.

Sehingga gambaran para nelayan, tidak lagi tergambar kehidupan yang terbelakang.

Tapi mereka harus memiliki panghasilan yang luar biasa dan seperti menjalankan suatu profesi pekerjaan dengan hasil dan keuntungan yang memuaskan.

Seperti itulah pengembangan dan arti dari budaya maritim Indonesia untuk melakukan upaya dan tsrategi ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Khususnya masyarakat pesisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *