Kehidupan Masyarakat Pesisir, 3 Ciri dan Karakteristik

Diposting pada

Mengenal lebih dekat Kehidupan Masyarakat Pesisir Nusantara, ciri-ciri dan karakteristik yang ada di dalamnya. Mengulas berbagai perspektif dalam setiap wilayah atau daerah yang ada di Indonesia.

Beritaku.id, Budaya Maritim – Deburan ombak menghempas karang, mendesis dengan suara gesekan pasir. Ini Indonesia, tanahnya para pelaut ulung, dengan kekhasan budaya yang menyelimutinya, termasuk penduduk pesisir yang ramah dalam sapa. Dan Senyum manis anak gadisnya.

Oleh: Sri Damayanti (Penulis Maritim)

Kajian Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Nusantara

Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa dan keunikan budaya (adat istiadat) yang sangat menarik untuk diketahui.

Dan salah satunya adalah kehidupan masyarakat pesisir, dengan ciri dan karakteristik yang sangat khas dari setiap wilayahnya.

Masyarakat pesisir merupakan kumpulan atau kelompok orang yang menggantungkan hidupnya atau mata pencahariannya di wilayah pesisir.

Usaha yang paling potensial untuk wilayah pesisir adalah usaha di bidang perikanan seperti petani tambak dan nelayan.

Karena letak wilayahnya yang berdekatan dengan laut membuat sebagian besar masyarakatnya lebih cenderung memilih mata pencaharian sebagai nelayan.

Kehidupan Masyarakat Pesisir
Potret seorang nelayan yang sedang mencari ikan di laut, sumber : Pexels.com by Toms Fiks

Dengan luas perairan kurang lebih 2/3 dari luas negara, tidak mengherankan jika Indonesia disebut sebagai negara kepulauan atau maritim.

Dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara setelah Kanada yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia.

Dan karena hal ini, Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, terutama sumber daya alam maritim (kelautan).

Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga memiliki potensi keunggulan pada sumber daya manusia.

Dengan jumlah penduduk yang mencapai kurang lebih 220 juta jiwa, menempatkan negara kita di posisi ke 5 besar di dunia.

Adapun 60 % dari jumlah penduduk pesisir, diantaranya menjalani kehidupan sehari-hari dan tinggal di wilayah pesisir.

Masyarakat pesisir cenderung menunjukkan suatu budaya yang folk, yaitu budaya yang memiliki ciri atau tanda seperti terisolasi, kecil, homogen dan buta huruf serta memiliki jiwa solidaritas yang kuat di dalam kelompok.

Oleh karena itu, masyarakat pesisir memiliki sikap tunduk pada alam, bahkan ada yang berusaha selaras dengan alam.

Bagi sebagian besar masyarakat pesisir meyakini jika alam itu mempunyai suatu kekuatan magis, salah satu contohnya adalah Sedekah Laut, Sasi dari daerah Maluku dan awig-awig dari daerah Lombok.

Baca juga beritaku: Pulau Kecil Di Indonesia Tidak Berpenghuni, Daftar 10 Terpencil

Karakteristik Masyarakat Pesisir

Pada umumnya masyarakat pesisir merupakan bagian dari masyarakat yang pluralistik, namun masih memiliki rasa solidaritas yang tinggi.

Artinya masyarakat pesisir merupakan suatu gabungan dari karakteristik antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan.

Karena adanya karakter plural inilah yang menghasilkan sistem dan juga nilai budaya dari masyarakat pesisir.

Baca juga beritaku: Ekonomi Maritim Dan Kelautan, Tujuan Serta Perbedaan Dari Keduanya

Kehidupan Masyarakat Pesisir
Menangkap ikan di laut dengan alat tradisional, sumber : pexels.com by Amy Chandra

Masyarakat pesisir memiliki karakteristik yang sangat unik, dan karakteristik ini berkaitan erat dengan usaha di bidang perikanan.

Dalam kehidupan masyarakat pesisir, rasa solidaritas yang tinggi sangat di junjung tinggi.

Hal ini terlihat ketika sedang bersama-sama menarik pukat dari tengah laut menuju ke daratan, mereka saling membantu satu sama lain dalam menarik jaring pukat tersebut.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi usaha perikanan di masyarakat pesisir, diantaranya lingkungan, musim dan pasar.

Ketiga faktor ini memegang kendali dan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir, berikut beberapa penjelasannya :

1. Memiliki Ketergantungan Terhadap Lingkungan.

Kondisi lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu usaha perikanan, dan memiliki peranan penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat pesisir.

Dengan potensi sumber daya alam yang ada, akan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan tepat dan benar.

Merupakan suatu hal yang sangat membanggakan tentunya bagi kita masyarakat Indonesia, dan menjadi kewajiban kita juga untuk menjaganya.

Selain itu, perlunya menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di alam, agar terciptanya lingkungan sehat, bersih dan mendapatkan hasil alam yang berlimpah.

Dengan adanya keterkaitan tersebut membuat kehidupan masyarakat pesisir nusantara bergantung kepada kondisi lingkungan dan juga sangat rentan akan kerusakan lingkungan.

Adapun kerusakan lingkungan seperti pencemaran bisa menyebabkan terganggunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Kerusakan lingkungan yang disebabkan karena tercemarnya bagian wilayah pesisir dan laut, dapat berakibat terganggunya ekosistem laut serta lingkungan sekitarnya.

2. Memiliki ketergantungan terhadap musim.

Kehidupan masyarakat pesisir khususnya nelayan memiliki ketergantungan terhadap musim terutama bagi nelayan kecil, nelayan akan sibuk pergi ke laut untuk mencari ikan pada saat musim penangkapan.

Akan tetapi, saat masuk musim paceklik para nelayan banyak yang menganggur karena kegiatan melaut berkurang, ini sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat pesisir.

Anak-anak dan wanita berperan penting dalam membantu mencukupi kehidupan sosial ekonomi keluarga mereka, dengan cara membantu suami dan orang tuanya dengan ikut bekerja.

Bahkan banyak dari kaum wanita dan anak-anak tersebut turun langsung mencari rejeki bagi keluarganya.

Pada umumnya, para wanita dan juga anak-anak di wilayah pesisir ikut membantu mencari nafkah.

Bahkan para wanita, baik itu dewasa ataupun anak-anak berkerja menjual ikan, sedangkan anak laki-laki terkadang juga ikut melaut.

Sehingga mengakibatkan anak-anak tersebut tidak bersekolah, bahkan terkadang sampai putus sekolah karena harus membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Tuntutan ekonomi yang memaksa para wanita dan juga anak-anak turut andil dalam menyokong perekonomian keluarga mereka.

Sungguh miris melihat anak-anak yang seharusnya menikmati masa mudanya dengan bermain dan belajar, tapi harus ikut menanggung beban ekonomi.

3. Memiliki ketergantungan terhadap pasar.

Masyarakat pesisir juga memiliki ketergantungan terhadap pasar, yang mana mereka juga menggantungkan kehidupan ekonominya pada harga jual beli di pasar.

Keadaan atau kondisi pasar sangat berpengaruh bagi petani tambak dan nelayan, karena dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka harus menjual komoditas yang mereka hasilkan.

Berbeda dengan petani padi yang dapat bertahan hidup tanpa harus menjual hasil panennya atau hanya menjual sedikit hasil panennya.

Beberapa karakteristik pada kehidupan masyarakat pesisir di atas memiliki implikasi yang penting, mereka peka terhadap harga yang sedang ada di pasaran.

Maka perubahan pada harga perikanan akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kehidupan masyarakat pesisir, yaitu sosial ekonomi masyarakatnya.

Kajian Kehidupan Pesisir dalam Perspektif Pariwisata

Kehidupan Masyarakat Pesisir
Penjual ikan wanita di pasar, sumber : pexels.com by Ishay Botbol

Selain menonjol dalam bidang sosial budaya dan ekonominya, kehidupan masyarakat pesisir juga memiliki daya tarik wisata tersendiri.

Banyak terdapat potensi pariwisata yang bisa kita temui di dalam kehidupan masyarakat pesisir nusantara.

Rutinitas tradisional para nelayan di pesisir dapat menarik minat para wisatawan domestik maupun manca negara untuk datang dan menyaksikan keunikan proses dalam mencari ikan.

Kegiatan masyarakat pesisir dalam melestarikan alam sekitarnya adalah Awig-awig (Lombok timur, Lombok Barat dan Bali), Sasi (Maluku), Seke (Tapanuli Utara), Rompong (Sulawesi Selatan), Punggawa Sawi (Sulawesi Selatan), Panglima Laut (Aceh), Hak Ulayat Laut (Jayapura).

Semua tradisi atau budaya penangkapan ikan tradisional tersebut memiliki satu tujuan, yaitu untuk menjaga kelestarian alam sekitarnya.

Sehingga kehidupan dan lingkungan di bawah laut Indonesia dapat terjaga kelestarian dan juga ekosistem yang ada di dalamnya.

Keunikan dari tradisi kehidupan masyarakat pesisir dapat menarik perhatian para turis domestik maupun turis dari manca negara.

Tradisi dari setiap wilayah tersebut berpusat pada hukum atau peraturan dalam mengambil ikan di laut, agar kelestarian laut tetap terjaga.

Merupakan suatu hal yang sangat membanggakan tentunya bagi kita masyarakat Indonesia, dan menjadi kewajiban kita juga untuk menjaganya.

Sanksi yang diberikan bagi pelanggar pun beragam, sesuai dengan aturan adat atau norma yang telah di sepakati oleh masyarakat setempat dan juga pemerintah daerah masing-masing wilayah.

Baca juga beritaku: Pulau Di Indonesia Yang Mirip Maldives, Ada Pula Bollangi Empat

Dengan terbentuknya kelembagaan di masyarakat pesisir, menjadikan tradisi serta kearifan lokal diharapkan akan meningkatkan modal sosial sebagai pintu masuk dalam menunjang suatu program dari pemerintah setempat.

Hal ini nanti diharapkan akan meningkatkan taraf hidup para nelayan dan juga dapat memberikan keberhasilan dalam peningkatan pemanfaatan di wilayah pesisir terutama dalam bidang perikanan.

Luas Pantai Indonesia

Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki jumlah pulau terbesar di dunia hingga mencapai kurang lebih 17.500 buah, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Karena banyaknya pulau yang tersebar di setiap wilayah sehingga menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, yang kaya akan keberagaman flora, fauna dan endemik.

Sebagai negara maritim (kepulauan), maka tidak heran kurang lebih 2/3 wilayahnya terdiri dari perairan, dengan luas hingga kurang lebih 5,8 Km².

Garis pantai di Indonesia mencapai ± 81.000 Km, dan merupakan garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada.

Kehidupan Masyarakat Pesisir
Keindahan alam di perairan hijau tampak dari atas, sumber : pexels.com by Nick Wehrli

Jumlah penduduk Indonesia mencapai 220 juta jiwa, sekitar 60 % dari jumlah penduduk yang tinggal atau menetap di wilayah pesisir.

Masyarakat pesisir sebagian menggantungkan hidup mereka dengan memanfaatkan sumber daya alam pesisir dan lautan, salah satunya menjadi nelayan.

Maka tidak mengherankan jika sebagian besar dari mereka beraktivitas di sekitar sumber daya alam lautnya.

Kementrian Koordinator Bidang Maritim sejak tahun 2015 telah merilis data resmi terbaru tentang kelautan nasional, adapun data tersebut adalah sebagai berikut :

  • Luas perairan pedalaman dan juga perairan di kepulauan Indonesia mencapai 3,11 juta Km².
  • Laut teritorial di Indonesia mencapai luas 290 ribu km².
  • Zona tambahan di Indonesia mencapai 270 ribu Km².
  • Luas dari zona ekonomi eksklusif di Indonesia mencapai 3 juta km².
  • dari landas kontinen di Indonesia mencapai 2,8 juta Km².
  • Luas dari total perairan di Indonesia mencapai 6,4 juta Km².
  • Luas total dari Indonesia (terdiri dari daratan dan perairan) mencapai 8,3 Km².
  • Panjang dari garis pantai di Indonesia mencapai 108 ribu Km.
  • Pulau yang ada di Indonesia berjumlah sekitar 17.504 buah dan yang telah dibakukan serta disubmisi ke PBB berjumlah 16.056 buah.

Mari saling menjaga kelestarian alam agar nantinya alam juga menjaga kita, dan agar anak cucu kita kelak bisa menikmati hasilnya.

Baca juga beritaku: Optimalisasi Pemanfaatan Pulau Kecil Di Batas Teritorial RI

Gambar Gravatar
Merupakan Penulis Tetap Berpengalaman Dalam Berbagai Kategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *