Kisah Nabi Ya’qub dengan segala cobaan dan perjuangannya dalam mengatasi masalah yang ada menjadi cerita menarik yang wajib dipelajari sebagai sarana pembelajaran sekaligus inspirasi dalam bersikap dalam kehidupan
Beritaku.id, Kisah Para Nabi Dan Rasul – Nabi Ya’qub merupakan anak dari Nabi Ishaq ‘alaihis salam dan cucu dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Sebutan apa keturunan dari nabi Yaqub? Sebagaimana perdebatan beberapa agama berbeda dalam hal sebutannya.
Oleh :Umu Latifah (Penulis Kisah Para Nabi Dan Rasul)
Nabi Ya’qub Yang Merupakan Anak Dari Nabi Ishaq
Perihal kelahiran nabi Ishak yang istimewa (yang berikutnya memiliki keturunan nabi yakub).
Telah di sampaikan langsung melalui perantara malaikat Jibril yang mendatangi Sarah Istri pertama nabi Ibrahim.
Saat itu Sarah sudah berusia sangat tua untuk bisa mengandung dan melahirkan sehingga ia tertawa ketika mendengarkan kabar ini.
Kisah Nabi Yakub ini terabadikan dalam Quran Surat Hud ayat 71 yang berbunyi:
“Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub.” (Q.S: Huud: 71)
Nama Nabi Ya’qub dan kisahnya di sebut setidaknya sebanyak 18 kali di dalam alquran, yaitu dalam surat Al baqoroh ayat 132-133, 136, 140, Q.S Al Imron ayat 84, Q.s An nisa ayat 163, Q.S Al An’am ayat 84, Q.S Hud ayat 71, Q.S Yusuf ayat 6, 38, 66-68, Q.S Maryam ayat 6 dan 49, Q.S Al An biya ayat 72, Q.S Al ankabut ayat 27, dan Q.S ayat 45.
Kisah Nabi Ya’qub Menikahi Dua Perempuan
Nabi Ya’qub lahir dari istri nabi Ishak yang bernama Rifqah binti A’zar. Ketika beranjak dewasa, Nabi Yakub menikahi dua perempuan kakak adik.
Mereka bernama Laela (Lea) dan Rahel yang merupakan putri Laban saudari sepupunya sendiri.
Untuk dapat menikahi kedua putri dari pamannya tersebut, Nabi ya’qub saat itu berhijrah dari negeri Kan’an menuju Faddan Aram sebelah utara Irak, dan tinggal di Harran dalam waktu yang cukup lama.
Laban, pamannya saat itu memberi syarat kepada nabi Ya’qub untuk menggembala hewan-hewan ternaknya yang sangat banyak selama tujuh tahun.
Setelah masa tujuh tahun, Ya’qub menikahi Laela putri pertama Laban.
Lantas, Laban menawarkan kembali untuk bekerja tujuh tahun lagi bagi Ya’qub mengurus ternak-ternaknya sebagai mas kawin, agar ia dapat menikahi putri keduanya.
Syarat itupun di terima dan akhirnya tujuh tahun berikutnya ya’qub menikahi putri ke dua Laban.
Nabi Ya’qub ‘alaihi salam juga menikahi masing-masing budak perempuan istrinya dan dari ke empat istrinyalah lahir dua belas putra.
Dua di antaranya adalah Nabi Yusuf ‘alaihis salam dan Benyamin anak dari istri kesayangan nabi ya’qub yaitu Rahil.
Ketika dewasa kelak, Yusuf akan menjadi seorang nabi dan pejabat penting (Bendarawan) di Mesir serta memiliki Mu’jizat sebagai ahli tafsir mimpi.
Baca Juga Beritaku: Kisah Nabi Isa Secara Singkat, Dalam Al Quran, Lahir Hingga Di Angkat Kelangit
Kisah Nabi Ya’qub Dan Saudara Kembarnya
Nabi Ishaq ‘alahis salam di anugrahi dua orang putera oleh Allah SWT. Mereka adalah saudara kembar Aisy dan Ya’qub.
Sejak kecil nabi Ishaq sangat menyayangi Aisy karna Dia adalah putera tertua, sedangkan istrinya, mengetahui hal itu menjadi lebih menyayangi Ya’qub.
Dalam sebuah riwayat, di gambarkan sifat saudara nabi Ya’qub tersebut memiliki perangai yang buruk.
Ia adalah seorang yang Iri dan pendengki kepada nabi Ya’qub. Namun begitu, nabi Ishaq yang menyayanginya selalu memerintahkan Aish untuk memenuhi kebutuhan dan menghidangkan makanan untuknya.
Setiap kali Aisy menghidangkan makanan untuk nabi Ishaq, beliau selalu mendoakan Aisy agar ia menjadi anak yang baik.
Kisah Aish Saudara Kembar Nabi Ya’qub Yang Punya Perangai Buruk
Pada suatu hari, ketika nabi Ishaq sudah berusia lanjut dan penglihatannya memburuk, ia memerintahkan kepada Aisy untuk berburu rusa. Aish pun bergegas ke hutan untuk memenuhi keinginan ayahnya tersebut.
Istri nabi Ishaq yang ikut mendengar permintaan itu memerintahkan kepada Ya’qub untuk menyembelih binatang dan memasakan seperti permintaan bapaknya.
Sang Ibunda melakukan ini karena sangat ingin nabi Ya’qub mendapat banyak do’a kebaikan dari suaminya.
Akhirnya, Nabi Ya’qub yang berpakaian seperti saudaranyapun datang menghidangkan makanan.
Singkatnya, nabi Ishaq yang tidak mengetahui itu adalah Ya’qub mendoakan padanya “Mudah-mudahan engkau menurunkan nabi dan raja-raja.”
Aish yang tau kalau ia di dahului oleh saudaranya kemudian di rundung Iri kepada nabi Ya’qub. Ia marah dan bahkan bertekad untuk membunuh Ya’qub setelah bapaknya meninggal nanti.
Perlakuan Aish Kepada Nabi Ya’qub
Tidak hanya itu, Aish yang memiliki sifat dengki kepada Ya’qub juga terang-terangan memusuhinya dan seringkali mengungkapkan kata-kata yang menusuk.
Nabi Ya’qub yang sudah lama bersabar pada Sikap dingin dan sindiran-sindiran kaka kembarnya tersebut, merasa sangat sedih. Iapun lama kelamaan tidak tahan dan menghadap ayahnya untuk meminta nasehat.
Nabi Ya’qub mengeluhkan: “Wahai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kepadaku bagaimana harus aku mengahadapi saudaraku Aish yang membenci dan mendendam dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku.
Sehingga menjadi hubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang. Tidak ada saling cinta mencintai saling sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah memberkahi dan mendoakan aku agar memperoleh keturunan soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta mewah.”
“Dia menyombongkan diri dengan kedua orang istrinya dari suku kan’an dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak di dalam mencari penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang mencemaskan dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku fikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini.”
Nasihat Nabi Ishaq Kepada Nabi Ya’qub
Berkatalah nabi Ishaq “wahai anakku, karena usiaku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua.
Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok raut mukaku sudah kisut berkerut dan sudah di ambang perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini.
Aku kuatir bila aku sudah menutup usia gangguan saudaramu Aish kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaanmu dan kebinasaanmu.”
Ia dalam usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan saudara-saudara iparnya yang berwibawa dan berpengaruh di negeri ini.
Maka jalan terbaik bagimu, menurut fikiranku engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan Araam di daerah Irak, dimana bermukim bapak saudaramu saudara ibumu Laban bin Batuil.
Engkau dapat mengharap di kawinkan dengan salah seorang putrinya dan dengan demikian menjadi kuatlah kedudukan sosialmu di segani dan di hormati orang, karena kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarakat.
Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa daripadaku semoga Allah memberkahi perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah sehingga serta kehidupan tenang yang tenang dan tentram.”
Dengan hati yang ridho, nabi Ya’qub pun mengikuti nasehat ayahnya dan berangkatlah dari Kan’an menuju Fadan Araam.
Meskipun hatinya sangat sedih harus berpisah dari kedua orang tua yang sangat di cintainya, namun ia tetap melakukannya untuk menghindari konflik yang berkepanjangan dengan saudara kembarnya.
Baca Juga Beritaku: Kisah Nabi Yahya AS dan Wasiat Kepada Kaumnya Bani Israil
Nama Anak Nabi Yaqub yang menjadi Nabi
Setelah menetap lama di Fadan Araam dan menikahi kedua putri Laban, paman dari ibunya, serta dua orang budak perempuan dari masing-masing istrinya, Nabi Ya’qub memiliki dua belas putera.
Di antara mereka salah satunya menjadi seorang nabi yaitu nabi yusuf yang kisahnya di abadikan dalam surat Yusuf dan ayat-ayat quran dalam surat lainnya.
Nabi yusuf adalah nabi tertampan setelah nabi Muhammad SAW. Ia merupakan anak nabi Ya’qub paling taat kepada orang tuanya. Sewaktu kecil, Yusuf pernah bermimpi melihat sebelas bintang dan matahari dan rembulan semuanya bersujud kepadanya. (dikisahkan dalam Q.S Yusuf ayat 4 ).
Ayahnya yang mendengar itu, memahami tafsir mimpi anaknya. Ya’qub yang mengetahui sifat iri ke sepuluh saudara yusuf yang lain menjadi cemas. Iapun memberi nasehat untuknya tidak menceritakan perihal mimpi tersebut.
“Hai anakku! Janganlah kamu menceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, nanti mereka akan memperdayakan kamu dengan segala tipu daya. Karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Q.S Yusuf ayat 5)
Sayangnya, percakapan ini di dengar oleh salah satu saudaranya dan merekapun menjadi semakin dengki terhadap Yusuf. Sepuluh di antara saudaranya pun berkumpul dan menyusun siasat jahat. Hanya satu saudaranya yang tidak turut serta yaitu Bunyamin.
Yusuf yang sangat penurut di ajak saudaranya untuk berburu di hutan, dan di sanalah ia di dorong ke dalam sumur tua dan di tinggalkan.
Sepulangnya mereka dari hutan, mereka hanya membawa baju Yusuf yang telah di lumuri darah hewan untuk mengelabui Ya’qub yang sudah tua dan rabun.
Anak Nabi Yaqub yang paling ia sayangi
Nabi Yusuf merupakan anak yang paling disayangi oleh nabi Ya’qub Bersama Benyamin adiknya.
Mereka lahir dari istri yang paling dicintainya Rahel dan merupakan anak paling taat dan patuh.
Kabar duka yang dibawa putra-putranya yang lain merundung Ya’qub dalam kesedihan mendalam.
Ia menagisi putera tercintanya setiap hari sampai menjadi buta matanya. Setelah bertahun-tahun kemudian, nabi Yusuf yang ternyata masih hidup, dan dibawa musafir ke negeri mesir menjadi seorang pembesar istana di sana.
Ia sudah beranjak dewasa dan memiliki kuasa. Mendengar kabar ayahnya yang buta karena meangisi kepergiannya, Yusuf memberikan gamisnya untuk kemudian diusapkan ke wajah nabi Ya’qub hingga sembuhlah ia dari kebutaannya.
Setelah terpisah bertahun-tahun lamanya, akhirnya nabi Ya’qub dapat dipertemukan kembali Bersama putera yang paling dicintainya di mesir dan tinggal disana dengan keluarganya yang lain.
Yusuf yang menjadi seorang bendarawan besar di kerajaan Mesir adalah perwujudan mimpinya ketika kecil.
Derajatnya Allah angkat dari pada Ke sebelas saudaranya yang lain. Subhaanallah! Allah maha berkehendak mengangkat derajat siapa saja yang dikehendaki-NYA.
Baca Juga Beritaku: Kekeringan dan Kisah Nabi Ilyasa Bagi Kaum Bani Israil Penyembah Berhala
Hikmah Kisah nabi Ya’qub
Dari kisah nabi Ya’qub yang harus berhijrah dari kan’an untuk menghindari konflik dan di buangnya nabi Yusuf oleh saudara-saudaranya, ada banyak hikmah yang bisa kita peroleh.
Kedua kisah tersebut menggambarkan bagaimana kekejian yang bisa timbul akibat dari rasa dengki yang di simpan orang lain kepada kita.
Ibn Katsir dan beberapa ahli tafsir mengutip sebuah tafsir riwayat Ibn Abbas dan Muadz ibn Jabal:
اِسْتَعِيْنُوْا عَلَى قَضَاءِ الْحَوَائِجِ بِكِتْمَانِهَا، فَإِنَّ كُلَّ ذِيْ نِعْمَةٍ مَحْسُوْدٌ
“berusahalah memperoleh kebutuhanmu dengan cara menyembunyikannya. Sesungguhnya setiap nikmat memiliki pendengkinya tersendiri.” (H.R At Thabrani dan At Tirmidzi)
Hadits ini memerintahkan kita untuk berhati-hati dan atau menyembunyikan nikmat yang akan didapat sampai itu benar-benar kita dapatkan.
Untuk menghindari dari rasa iri orang lain yang tidak bisa kita ketahui.
Adapun dalil lain untuk mengabarkan berita nikmat yang kita peroleh hendaknya itu kita kabarkan hanya kepada orang-orang yang memiliki kecondongan lebih menyukai kita.
Adapun kepada orang-orang yang kita ketahui memiliki sifat pendengki sebaiknya kita menyembunyikannya. Wallahu a’lam bis showab.
Referensi Bacaan:
Kisahmuslim, Darunnajah, Jalansirah, Tafsirquran.
terimakasih artikelnya
Sukses selalu Karawang Portal