Nabi termulia, Muhammad SAW
Kaligrafi Muhammad SAW (Foto: kaligrafi4islam.blogspot.com)

Nabi Termulia Muhammad SAW: Kisah, Kepemimpinan, Garis Keturunan

Diposting pada

Nabi Termulia, Muhammad SAW. Merupakan Nabi dengan segala kelebihan yang ada dalam dirinya. Bahkan beliau memiliki sifat dan teladan yang baik dalam kepemimpina, serta turun temurun hingga pada garis keturunan beliau.

Beritaku.id- Kisah Para Nabi dan Rosul_Kiranya Tuhan telah menyelipkan cahaya rahmat kepada bumi. Yang menuntut manusia untuk berprasangka kepadanya. Hingga ketika rahmat itu turun, manusia senantiasa berdusta kepadanya, dan membuat rahmat itu tinggal, dan abadi di bumi.

Oleh: Ayu Maesaroh (Penulis Kisah Para Nabi dan Rosul)

Dalam Al-Qur’an sudah sangat jelas bahwa Nabiyullah Muhammad SAW, adalah Nabi dengan gelar sebagai penutup dari semua Nabi. Hal tersebut tidak bisa kita bantah, apalagi kita sanggah.

Allah telah mengaruniakan beliau berbagai mukjizat, serta sifat yang sangat mulia. Beliau memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menjalankan amanah Allah untuk menyeru pada kebenaran.

Beliau menjadi suri tauladan bagi Ummat Islam di dunia, yang mana semuanya berkiblat kepada semua petuah beliau. Dan rasanya, begitulah kiranya Allah memberikan karunia, serta kemuliaan pada Nabi Muhammad SAW, hingga kematian datang kepada beliau.

Kisah Singkat Nabi Muhammad SAW

Tahun gajah menjadi kelahiran Nabi Muhannad SAW (Foto: kabarmakkah.com)

Dalam kelahirannya, Nabi Muhammad SAW merupakan seorang bayi yang memiliki kerahmatan yang sangat berlimpah, di dalam dirinya. Meski begitu, nyatanya hal tersebut tidak dengan keadaan hari lahirnya.

Nabi Muhammad lahir pada tahun 570 Masehi. Tepatnya, tahun terebut diberi nama sebagai tahun gajah. Yang mana kala itu, pasukan gajah ingin meruntuhkan Ka’bah dengan segala cara mereka.

Hingga terciptalah sebuah kisah yang mana Allah melindungi Ka’bah dengan meluncurkan pasukan burung yang membawa batu dari neraka, lalu melemparkan kepada mereka, yang akhirnya tumbang, dan memilih untuk tidak lagi mencoba menghancurkan Ka’bah.

Saat yang bersamaan, lahirlah Nabi Muhammad, yang keluar dari rahim Ibu yang mendapat karunia besar dari Allah, yakni Aminah, serta ayahnya bernama Abdullah.

Sayangnya, saat masih dalam kandungan, yang mana usianya masih 3 bulan. Ayahnya meninggal karena sudah tua dan lelah berdagang. Hingga saat Nabi Muhammad lahir, Allah memberikan cobaan lagi kepada Aminah.

Yang mana air susu tidak keluar dari payudaranya. Ia merupakan orang yang berada dalam cluster tidak berkecukupan, hingga seorang wanita datang kepada mereka berdua, dan bersedia menjadi ibu yang menyusui Nabi Muhammad.

Baca juga beritaku: Model Pelacuran Zaman Nabi Muhammad SAW Dan Bentuk Perkawinan

Kemudian Allah melihat kejadian tersebut. Maka saat itu juga, ibu yang rela menyusui Nabi Muhammad, Halimah, mendapatkan rahmat dari Allah berupa keledai yang ia pelihara akhirnya berisi, serta ASI yang melimpah pada dirinya.

Lalu dalam masa hidupnya, Nabi Muhammad saat kecil tidak bisa hidup bersama ibunya lebih lama. Mengingat ibunya meninggal dunia setelah Nabi Muhammad berusia 6 tahun.

Lalu, Nabi Muhammad pun beralih asuh. Ia tinggal bersama kakenya. Namun hal tersebut bernasib sama saat bersama dengan sang ibu. Kakenya tidak bisa hidup lebih lama, dan akhirnya meninggal dunia.

Hingga pada akhirnya, Nabi Muhammad beralih asuh kembali. beliau tinggal bersama dengan pamannya, yakni Abu Thalib. Dari sana, Nabi Muhammad paham mengenai cara menggembala, berdagang, dan sebagainya.


Prinsip Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

Saat Nabi berperang (Foto: esqtraining.com)

Dalam kisah, sudah tertuang betapa Nabiyullah Muhammad SAW, menjadi seorang pemimpin yang patut kita tauladani sifatnya. Beliau begitu adil, saat beliau menjadi hakim, pengambil keputusan dalam setiap permasalahan.

Tak lupa juga beliau selalu menyertakan Allah dalam segala keputusan yang akan beliau ambil. Suri tauladan beliau dalam memimpin juga memiliki nilai-nilai yang mulia.

Prinsip beliau dalam memimpin ummat Islam kala itu, ialah tidak menggunakan otot, namun lebih kepada pola pikir. Tidak terlalu lembut namun juga tidak terlalu menekan.

Nabiyullah tidak pernah berbicara kecuali kepada hal yang penting, dan membutuhkan pembahasan yang mendalam. Rosul juga memiliki empati yang kuat saat memimpin ummat.

Sehingga beliau selalu mendoakan orang-orang yang sakit, meski ia adalah orang-orang yang kafir, dan tidak mau beriman kepada Allah. Dari hal itu saja, kita sudah bisa melihat bagaimana Rosul memisahkan antara sifat dan orang.

Yang tidak baik adalah sifatnya, dan bukan orangnya. Jadi, perangi sifat yang kejinya, namun tetap memiliki empati dan rasa tolong-menolong kepada orang tersebut.

Hingga kemudian sifat dari Nabiyullah, memberikan imbas bagaimana orang-orang non muslim, mengapresiasi atas segala konsep kepemimpinan beliau, sehingga Nabi Muhammad menjadi orang yang paling berpengaruh sampai detik ini.

Baca juga beritaku: 170 Urutan Shahabiyah dan Sahabat Rasulullah Nabi Muhammad SAW

Yang mana kita ketahui, sampai detik ini, berbagai ajaran beliau dari hal-hal kecil sekalipun, masih kita ingat dan kita terapkan di keseharian kita para ummat manusia.

Bahkan dalam Al-Qur’an sudah jelas, bagaimana nilai-nilai tauladan yang Nabi torehkan atas kepemimpinannya. Bagaimana caranya menjadi seorang pemimpin yang baik, dan sebagainya.

Ayat tersebut artinya: Maka rahmat Allah, sebab engkau bersikap lemah lembut kepada mereka. Jika engkau bersikap kasar (dalam ucapan serta perbuatan), maka mereka akan meninggalkanmu (tidak mau berdekatan denganmu). Maka, maafkanlah mereka Mohonlah ampunan untuk mereka. Ajaklah mereka bermusyawarah (mendengarkan pendapat mereka), dalam segala perkara (yang dikerjakan). Dan jika engkau telah menetapkan hati, maka tawakal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakal… (Qs. Ali-Imran: 159).

Ketauladanan Nabi Muhammad dalam Memimpin

Maka dari ayat itu, kita bisa mengambil beberapa ketauladanan beliau, yakni:

1. Lemah lembut

2. Tidak pernah menggunakan kekerasan ataupun lainnya secara frontal

3. Memohon ampun atas segala dosa yang mereka perbuat

4. Mendengarkan aspirasi dari berbagai orang yang ada dalam musyawarah

5. Selalu bertawakal atas ketetapan hati dalam pengambilan keputusan kepada Allah SWT.

Maka tidak heran, jika Nabi Muhammad tergolong sebagai makhluk Allah yang Termulia. Dari kepemimpinannya saja, Nabi sudah mengajarkan secara tidak langsung, bahwasannya kita memimpin manusia.

Sehingga, kita juga harus memperlakukan mereka seperti manusia juga. Mendengarkan aspirasi yang mereka lontarkan, saling maaf-memaafkan atas sesama manusia, dan sebagainya.


Nabi Muhammad Merupakan Nabi Termulia

Nabi Muhammad adalah Nabi termulia (Foto: minews.id)

Hingga pada akhirnya, dalam Al-Qur’an yang berisikan firman-Nya, menjadi saksi bagaimana Nabi berevolusi menjadi Nabi yang Termulia, di antara Nabi lainnya.

Hal tersebut tergambar bagaimana Nabi selalu sabar dalam menghadapi ummatnya, yang selalu membangkang, dan selalu menyiksa ummat lain yang masuk ke agama Islam.

Hingga ketika Nabi sudah pindah ke Madinah, berbagai perang dan lainnya. Beliau selalu sabar dalam menghadapi kaum kafir Quraisy kala itu.

Dalam Al-Qur’an tergambar jelas bagaimana Nabi Muhammad SAW, menjadi Nabi yang termulia, ialah ditandai dengan semua para Nabi dan lainnya, Allah menyuruh mereka bershalawat kepada Nabi Muhammad.

Hal tersebut tercantum dalam firman Allah yang artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! bershalawatlah engkau kepada Nabi dan ucapkan dengan penuh hormat kepadanya … (Qs. Al-Ahzab: 56).

Baca juga beritaku: Berita Nabi Muhammad SAW Dengan Nuzulul Quran

Dialah makhluk Allah, dengan segala kemuliaan yang ada pada diri beliau. Bahkan beliau selalu mendapat penjagaan dari Allah. Hal ini merujuk kepada ayat Al-Qur’an, yang mana Nabi Muhammad menjadi salah satu rahmat bagi seluruh Ummat di dunia.

Ayat tersebut artinya: Dan Kami mengutusmu (Muhammad) sebagai rahmat bagi seluruh alam … (Qs. Al-Anbiya: 107). Hal tersebut menjadi bukti bahwasannya, Nabi Muhammad merupakan Nabi yang termulia kedudukannya.


Garis Keturunan Nabi Muhammad

Terdapat garis keturunan Nabi termulia, Muhammad SAW
Garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW (Foto: akurat.co)

Terlepas dari hal tersebut, ada baiknya juga kita mengenal bagaimana garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Yang mana kita sudah paham bahwa beliau adalah makhluk Tuhan yang sangat mulia, memiliki sifat serta kesabaran yang di atas rata-rata.

Beliau selalu taat kepada Allah, bahkan dalam memegang teguh agama Islam, beliau menjadi orang yang amanah, terus menerus menyeru kepada kebaikan, dan sebagainya.

Hingga beliau menjelma menjadi sesosok pemimpin yang dapat kita tauladani sifat serta sikap beliau dalam memimpin.

Dan pada akhirnya, Nabi Muhammad memiliki silsilah keluarga. Yang mana ternyata sangat banyak jika dirincikan berbagai keturunannya.

Dari Nabi Muhammad dan Khadidjah

Dalam berbagai literasi yang ada, keturunan Nabi Muhammad berawal dari Nabi Muhammad bersama dengan Khadijah, yang mana melahirkan keturunan bayi perempuan bernama Fatimah, lalu putri keduanya adalah Zainab.

Lalu dari Fatimah, lahirlah cucu dari Nabi yang termulia, yang mana kala itu anaknya menikah dengan Ali. Anak mereka pun diberi nama Muhsin bin Ali, Hasan bin Ali, Husein bin Ali, Ummu kultsum binti Ali, dan Zainab binti Ali, dan sebagainya.

Baca juga beritaku: Kisah Nabi Muhammad SAW, Lahir Hingga Wafat, Untuk Seluruh Umat

Meski begitu, dalam permasalahan silsilah ini masih banyak yang memperdebatkan, bahkan beberapa jumhur ulama juga demikian. DAlam sebuah kitab yang ditulis oleh Ibn Abbas r.a, mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah makhluk Allah yang berasal dari keturunan yang Allah jaga.

Yang mana artinya: Dari Ibn Abbas r.a: Sesungguhnya Nabi Muhammad adalah cahaya yang sudah Allah jaga selama 2000 tahun, sebelum terciptanya Nabi Adam a.s,. Dan ketika Allah menciptakan Nabi Adam as., Allah meletakkan cahaya tersebut ke tulang sulbi Nabi Adam a.s,.

Namun, perbincangan demikian, sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi terdahulu. Yang mana kaum Yahudi mempertanyakan garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW.

Mereka meragukan tentang Nabi Muhammad yang menjadi utusan Allah, serta sebagai Nabi penutup semua Nabi yang ada. Hingga kaum Quraisy kala itu menjawab hal tersebut.

Yang mana kaum Quraisy tersebut menjawab bahwasannya Nabi Muhammad juga merupakan keturunan Nabi Ibrahim a.s, Serta membeberkan berbagai urutan silslah dari Nabi yang termulia tersebut.

Hingga membuat kaum Yahudi seketika diam, tidak berkutik, serta tidak bisa membalas atas pernyataan dari kaum Quraisy tersebut.

Penutup

Seketika segala permasalahan mengenai garis keturuna, seolah rumit dan harus membutuhkan ahli dalam hal tersebut.

Namun pada dasarnya, yang harus kita ketahui adalah keteladanan dan sikap dari Nabi Muhammad yang bisa kita ambil hal positifnya. Dengan merujuk berbagai penjelasan yang ada dalam al-Qur’an.

Yang mana menjadi mukjzat dari Nabi Muhammad, yang sampai detik ini masih ada, dan masih digunakan oleh ummat Islam di seluruh dunia.

Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *