Teater

Teater: Sejarah, Jenis, Unsur, Fungsi Teknik dan Contohnya

Diposting pada

“Teater merupakan salah satu ragam seni pertunjukan yang tak pernah lekang oleh waktu. Keberadaannya sudah ada sejak zaman dahulu hingga saat ini. Berikut ini adalah serba-serbi Theatre yang wajib kita tahu.”

Beritaku.id, Budaya – Dengan nada dan mimik yang khas, kita bisa menyaksikan para pemain (aktor dan artis) sebuah pementasan Theatre.

Oleh: Veronika (Penulis Budaya)

Sejarah Theatre

Teater berasal dari bahasa Yunani “theatron” (θέατρον) yang berarti tempat atau suatu gedung pertunjukan.

Dalam bahasa Inggris, teater disebut “theatre” dan “théâtre” dalam bahasa Prancis.

Theatre merupakan salah satu ragam seni bermain peran atau drama yang menampilkan suatu cerita kehidupan nyata di atas suatu pagelaran atau pentas. 

Orang-orang kerap menyamakan Theatre dengan drama, padahal keduanya berbeda.

Drama merupakan salah satu karya sastra hasil dari penggambaran tingkah laku manusia melalui gerak tubuh, sementara tteater adalah semua tontonan yang ditampilkan di depan banyak orang.

Alur cerita drama cenderung melukiskan realita suatu kehidupan, watak dan tingkah laku manusia.

Sedangkan alur cerita theater  dapat terbentuk dari suatu drama yang terkenal dengan sebutan proses theater atau berteater.

Sejarah Drama di dunia

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa teater berasal dari kata “theatron” dari bahasa Yunani. Ternyata theatron terbentuk dari kata lain, yaitu “theaomai” yang memiliki arti “melihat”. Oleh sebab itu, teaterr berarti suatu gedung tempat menyaksikan pertunjukkan.

Theatre ternyata bermula dari zaman Yunani Kuno yang terbukti setelah adanya penemuan arkeologi dan berbagai catatan sejarah.

Banyak lukisan dinding, artefak, dekorasi dan hieroglif tentang beragam adegan, salah satunya adalah upacara keagamaan, festival dan nyanyian sebagai penghormatan kepada dewa.
Masa Theatre Yunani Kuno berlangsung sekitar tahun 534 Sebelum Masehi.

Pada tahun 1.500 Masehi hingga 1.700 Masehi, terjadi perkembangan Theatre Zaman Reneisance di Inggris dan Zaman Renaisance di Prancis.

Pada Zaman Renaisance di Inggris, banyak para dramawan yang lahir dengan karya-karya yang luar biasa.

Karya yang lahir dan besar pada zaman itu merupakan hasil pikiran Wiliams Shakespeare, seperti Romeo and Juliet, Hamlet, Machbeth dan masih banyak lagi.

Di Prancis, Zaman Renaisance banyak mengambil hikmah dari teatir zaman Yunani Kuno yang berjaya kala itu.

Masyarakat di sana menamainya sebagai Neo Klasik atau Klasik Baru dengan ciri khas gaya yang lebih lembut, anggun dan mewah.

Salah satu pengarang yang terkenal era tersebut adalah Moliere dan karyanya yang berjudul Tartuffe, The Misanthrope dan masih banyak lagi.

Baca Juga Beritaku: Keunikan Teater : Definisi, Sejarah, Ciri Serta 3 Teknik Latihan Pra Pentas

Sejarah Theatre di Indonesia

Di Indonesia, kemunculan teaterr berawal sejak Zaman Hindu. Pelaksanaan upacara adat agama tersebut kemudian menjadi mula theater sebagai seni pertunjukan spontanitas.

Keberagaman suku dan budaya serta keinginan masyarakat ingin melepaskan diri dari unsur Theatre dalam pelaksanaan upacara adat merupakan tonggak lahirnya pertunjukkan tradisional Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah lenong, ludruk, wayang kulit, ketoprak, arja, dan masih banyak lagi.

Masuknya pengaruh budaya lain ke Indonesia berhasil melahirkan theater transisi atau theater moderen. Sentuhan teknik barat dari para penjajah Belanda pada tahun 1805 turut mewarnai Theatre transisi.

Perkembangan theater transisi juga terus berlangsung, terbukti dengan adanya pembangunan Gedung Kesenian Jakarta, Komedie Stamboel dan Sandiwara Dardanella hingga zaman penjajahan Jepang.

Pada masa itu, terdapat Sandiwara Orion dan Komidi Bangsawan.

Pada tahun 1920-an, Indonesia memiliki banyak Pujangga Baru yang menulis banyak kisah penjajahan dan penindasan. Penggunaan bahasa Indonesia pada bentuk dialog antar tokoh dan sajak terpakai pada unsur Theatre periode ini.

Berikutnya, sekitar periode tahun 1930-an, theater yang berkisah penindasan masih ada namun bertambah warna dengan sentuhan kisah mistis dan cerita kerajaan.

Iman Supriadi, Mr, Singgih, Dr, Satiman Wirtosandjojo dan Ir. Soekarno menjadi tokoh penulis cerita pada periode tersebut.

Periode tahun 1940-an theater berkembang selama penjajahan Jepang. Berlanjut hingga periode tahun 1950-an sebagai perkembangan Theatre pada masa awal kemerdekaan.

Periode tahun 1960 hingga 1970-an kreasi theater dengan tarian, dagelan dan unsur etnis lain mulai menarik minat masyarakat.

Dua periode terakhir perkembangan theater di Indonesia terbagi menjadi periode tahun 1980 hingga 1990-an dan theater kontemporer Indonesia.

Pada periode tahun 1980-1990-an, theater berkembang dan mulai berdiri lembaga khusus untuk seni tersebut.

Sementara theater kontemporer Indonesia memberikan unsur theater konvensional dan eksperimental dengan jangkauan ekspresi lebih luas.

Jenis Teater Dalam Pementasan

Di dalam pementasan, Theatre setidaknya terbagi menjadi empat macam. Berikut ini merupakan penjelasan dari jenis-jenisnya:

Teater dramatik

Theatre dramatik adalah pertunjukan yang mementaskan drama yang diperankan para pemainnya. Pada theater dramatik, perubahan karakter secara psikologis, situasi cerita dan latar belakang harus mendetail.

Teater gerak

Theater gerak adalah pertunjukan yang menggunakan gerak serta ekspresi wajah dan tubuh pemainnya sebagai unsur utama. Nyaris seperti pertunjukan pantomim, tteater gerak juga membatasi atau menghilangkan dialog.

Drama musikal

Drama musikal adalah pertunjukkan hasil dari gabungan seni musik, tari dan akting. Unsur musik, nyanyian dan gerak lebih utama dibandingkan dengan dialog para pemainnya. Pertunjukan kabaret adalah istilah drama musikal yang terkenal di panggung Broadway.

Teater boneka

Ternyata, Theatre boneka sudah ada sejak zaman dahulu. Terbukti dari peninggalan di makam-makam India Kuno, Yunani dan mesir.

Theater boneka merupakan pertunjukan yang menggunakan ragam boneka sebagai visualisasi para pelaku. Boneka yang kerap digunakan adalah boneka tangan, boneka tongkat dan boneka tali.

Unsur Utama Dalam teater

Teater
Unsur-unsur yang terdapat dalam pertunjukkan

Agar theater terselenggara dengan baik maka unsur-unsur di dalamnya harus lengkap dan terorganisir. Di dalam Theatre terdapat dua unsur utama, yaitu unsur internal dan eksternal.

Unsur internal pada pertunjukkan adalah segala sesuatu yang mendukung pertunjukan dari dalam. Unsur internal terdiri dari sutradara, pemain, naskah, properti dan penataan.

Sutradara

Sutradara adalah orang yang memimpin sekaligus mengatur pembuatan Theatre secara teknis dan pementasannya.

Pemain

Pemain merupakan orang yang berperan di dalam pertunjukan sebagai tokoh tertentu. Selanjutnya Pemain terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pemeran utama, pemeran pembantu dan pemeran tambahan. Pemain di dalam Theatre menghasilkan unsur gerak dan suara sesuai dengan jenis theater yang dimainkannya.

Naskah

Naskah adalah teks berisi kisah lengkap dengan nama tokoh serta dialognya.

Properti

Properti berupa perlengkapan yang mendukung pementasan Theatre. Di dalam gelaran theater, biasanya properti bisa berupa kursi, meja, hiasan ruang dan masih banyak lagi.

Penataan

Di dalam theater, penataan mengarah para seluruh pekerja yang mendukung terwujudnya pertunjukan itu. Beberapa di antaranya ialah, tata busana, rias, lampu, dan suara.

Baca Juga Beritaku: Tulisan Yang Merangkum, Tanya Jawab Seputar Drama Teater, Pementasan

Unsur Eksternal Dalam Teater

Unsur eksternal theater adalah bagian yang bertanggung jawab untuk mengurus segala sesuatu di luar pementasan. Beberapa unsur staf eksternal theater, yaitu direktor, produser, stage manager, desainer, crew dan sutradara.

Direktor

Direktor adalah orang yang bertugas untuk memimpin koordinasi pelaksanaan pertunjukan theater, membawa naskah, serta mempersiapkan para aktor.

Produser

Produser dalam theater adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengurus produksi secara keseluruhan serta menetapkan berbagai anggaran, program kerja, serta mengurus kepanitiaan dan posisi di dalamnya.

Stage manager

Stage manager atau manajer panggung adalah orang yang bertugas untuk memimpin panggung dan membantu direktor atau sutradara.  

Desainer

Desainer adalah orang yang bertugas untuk mempersiapkan aspek visual dalam pertunjukan thtetheater, seperti setting, properti, perlengkapan dan tata suara musik.

Crew

Crew atau kru adalah orang yang membantu menyelenggarakan theater sesuai dengan bagiannya. Beberapa kru penting yang harus ada di dalam theater, yaitu pentas, tata lampu, tata suara musik, dan lain-lain.

Asisten sutradara

Asisten sutradara adalah orang yang membantu sutradara dalam memilih naskah, aktor dan semua hal yang diperlukan oleh sutradara atau direktor. 

Fungsi Teater

Dalam praktiknya, theater memiliki empat fungsi utama. Berikut ini adalah fungsi theater

Theatre sebagai media ekspresi

Sebagai wujud suatu karya seni, theater berfungsi sebagai media ekspresi melalui gerak-gerik atau perilaku serta dialog atau percakapan.

Teater sebagai media pendidikan

Theater sebagai media pendidikan merupakan wujud seni kolektif sehingga pertunjukannya harus melibatkan banyak orang. Di dalam pertunjukan theater, pesan positif dari suatu cerita akan tersampaikan kepada penonton melalui permainan para pemainnya.

Theatre sebagai sarana hiburan

Penonton yang terhibur di dalam pertunjukan theater merupakan salah satu wujud dari fungsi theater sebagai sarana hiburan. Oleh sebab itu, semua elemen di dalam theater harus bekerja keras untuk memberikan penampilan yang maksimal selama pertunjukan.

Teater sebagai keperluan upacara

Theater sebagai keperluan upacara biasanya berhubungan erat dengan persembahan kepada dewa tertentu. Di Indonesia, fungsi tersebut lekat dengan theater tradisional tanpa penonton, Hal tersebut karena peserta upacara adalah bagian dari anggota theater.

Teknik Bermain Theatre

Teknik bermain Theatre terbagi menjadi tiga, yaitu olah tubuh, olah suara dan olah rasa.

  1. Olahh tubuh adalah latihan yang berguna untuk mendukung kemampuan pemain theater dalam mewujudkan penampilan akting yang baik.
  2. Olah suara adalah latihan yang berguna untuk mengolah suara para pemain theater sehingga penguasaan intonasi, diksi dan artikulasi dalam dialog dapat terucap dengan baik.
  3. Olah rasa adalah latihan yang berguna untuk  mencapai keindahan dan keterampilan pemain theater dalam mewujudkan berbagai emosi, perasaan dan pikiran dari sosok yang diperankannya. 

Contoh Theatre Tradisional dan Modern

Teater
Contoh pertunjukkan theater

Theatre tradisional

Di Indonesia, theater tradisional punya istilah lain, yaitu theater daerah. Theater tradisional adalah suatu pertunjukan theater yang pemainnya berasal dari daerah itu dan mengisahkan tentang cerita zaman dahulu atau suatu keprihatinan masyarakat di sana.

Pertunjukannya juga sesuai dengan adat dan mencirikan daerah serta kebudayaan lingkungannya. Beberapa contoh Theatre tradisional antara lain:

  1. Wayang merupakan theater tradisional yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali.
  2. Drama gong merupakan theater di Bali yang mencampurkan unsur Theatre modern Barat dan theater tradisional dari Bali.
  3. Randai merupakan theater tradisional masyarakat Minangkabau yang dipentaskan secara beregu dan menceritakan tentang cerita rakyat dari Sumatera Barat.
  4. Mamanda merupakan theater tradisional dari Kalimantan Selatan yang berasal dari Kesenian Badamuluk pada tahun 1897.
  5. Longser merupakan theater tradisional dari Sunda yang menekankan pada tarian ogel atau doger.
  6. Ketoprak merupakan theater tradisional yang populer di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
  7. Ludruk merupakan theater tradisional dari Jawa Timur yang semua pemainnya berjenis kelamin laki-laki.
  8. Lenong merupakan theater tradisional dari Betawi yang berasal dari Lien Ong, seorang saudagar dari Cina.
  9. Ubruk merupakan theater tradisional dari Pandeglang.

Baca Juga Beritaku: Senam Akrobatik: 4 Teknik, Manfaat Dan Sensualisme

Theatre modern

Teater modern adalah pertunjukan theater yang berkembang di kota dan terpengaruh oleh teori dari dunia Barat. Berikut ini merupakan contoh Theatre modern.

  1. Theater Koma adalah grup theater milik Teguh Karya.
  2. Theatre Populer adalah grup theater yang berdiri atas prakarsa Nano Riantiarno.
  3. Theater Kecil adalah grup Theatre milik Arifin C. Noer.
  4. Theater Mandiri adalah grup theater milik Putu Wijaya.

Demikian pembahasan tentang sebuah hasil karya budaya tradisional yang masih ada hingga kini. Meski keberadaannya kini mulai tergerus oleh zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *