Organisasi Sebagai Sebuah suatu entitas formal, beragam aktivitas di dalamnya pun di bagi, di kelompokkan, dan di koordinasikan di antara para anggota.
Beritaku.id, Organisasi dan Komunikasi – Perbedaan struktur membagi organisasi ke dalam 5 bentuk berdasarkan garis komando, garis koordinasi, beserta batas kewenangan di dalamnya.
Oleh: Riska Putri (Penulis Organisasi Dan Komunikasi)
Setiap pagi, matahari terbit dari timur. Burung Gereja mulai bernyanyi, mengiringi serat-serta cahaya yang perlahan menyelimuti bumi.
Rembulan beranjak ke peraduan, bersembunyi sejenak sebelum kembali merajai angkasa nanti malam.
Matahari dan rembulan bergantian duduk di singgasana langit. Siklusnya berulang setiap hari, tak pernah luput sehari pun selama bermilenia. Terjadwal. Terorganisir rapi di jalinan takdir Illahi.
Pengertian Struktur Organisasi oleh Beberapa Pakar
Seperti halnya perputaran dunia, aktivitas manusia dalam berorganisasi berjalan secara terorganisir. Setiap unsur organisasi layaknya roda gigi, memiliki peran masing-masing, bekerja bersama demi mencapai satu tujuan.
Dalam menjaga jalannya roda gigi tersebut, suatu struktur perlu di tegakkan.
Secara sederhana, struktur dalam organisasi berfungsi untuk mengatur divisi tenaga kerja dalam menunaikan tugasnya, sekaligus mengkoordinasikan tugas-tugas tersebut.
Para ahli memiliki pandangan masing-masing mengenai pengertian struktur organiasi.
Misalnya, Wexley dan Yukl (1996) beranggapan bahwa struktur organisasi merupakan rumusan peran dan hubungan antar peran-peran tersebut.
Struktur organisasi berguna untuk mengalokasikan aktivitas, melalui pemisahan sub-sub unit organisasi. Selain itu, struktur organisasi juga berperan mendistribusikan kekuasan di antara pejabat administratif, berikut dengan jaringan komunikasi kerja yang formal.
Sedangkan, struktur orgnisasi menurut Steven P. Robbins (2001) berfungsi menentukan pembagian tugas, siapa melapor pada siapa, serta mekanisme koordinasi yang formal.
Robbins (2003) memiliki pendapat yang hampir serupa. Ia mendefinisikan sebagai “Bagaimana tugas di bagi secara formal, di kelompokkan, dan di koordinasikan dalam sebuah organisasi”.
Sementara itu, Mintzberg (2013) mengatakan bahwa “Struktur adalah cara membagi tenaga kerjanya kedalam tugas-tugas berbeda, kemudian mengkoordinasikan cara-cara penyelesaian tugas tersebut”.
Meskipun berbeda-beda, sejatinya pengertian dari para ahli tersebut memiliki benang merah yang sama. Keempatnya pun sejalan dengan pendapat Weber mengenai karakteristik rganisasi modern.
Menurut Weber, organization modern harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
- Divisi Tenaga Kerja dan Spesialisasi
- Orientasi Impersonal
- Hierarki Otoritas
- Aturan dan Regulasi
- Orientasi Karir
Selain itu, struktur organisazation juga berperan penting dalam menjaga budaya di dalamnya.
Sama seperti setiap segi kehidupan manusia, sebuah kelompok pun memiliki norma perilaku, asumsi, dan keyakinan yang harus di pegang teguh.
Baca Juga Beritaku: Organisasi Profesi Guru, Definisi, Sejarah, Golongan & Kode Etik
Organisasi Berdasarkan Bentuk Strukturnya
Rembulan telah naik, kembali bertahta di singgasana angkasa. Pendar keperakan berdenyar lembut, menggantikan terik keemasan sang mentari.
Rembulan tidak sendiri, ia mengarungi malam di temani bintang-bintang yang membingkai semesta. Ribuan, bahkan mungkin jutaan jumlahnya, berkerlip tenang menyelami pekatnya malam.
Banyaknya bintang mungkin tak terkira, variasinya bisa jadi tak terhingga. Namun bukan mustahil untuk mengenal mereka. Kategorikan saja! Mau itu berdasarkan ukuran, spektrum, atau temperatur, yang penting lebih mudah di pelajari.
5 Jenis Kelompok Organisasi
Jumlahnya yang bisa jadi menyaingi bintang di angkasa, tak jadi alasan mustahil mengkategorikannya. Berdasarkan bentuk struktur organisasinya, kita dapat mengelompokkan organisasi ke dalam 5 jenis, yaitu:
- Organisasi Lini
adalah salah satu bentuk organisasi yang sangat menekankan pada hierarki vertikal. Bentuk lini, arus perintah berasal dari atas ke bawah, dengan garis komando yang tegas.
Artinya, semua keputusan dan tanggung jawab berada pada satu tangan, dan tiap anggota hanya mengenal satu orang pimpinan langsung yang membawahinya.
2. Organisasi Staf
Sama-sama berada di alam modern, bentuk ini sejatinya merupakan bentuk organisasi sederhana. Bahkan, kita dapat melacak keberadaannya hingga ke zaman purba. Bentuk staf, tidak ada garis komando tegas dari atas ke bawah.
Karena itu, apa yang di sampaikan atasan pada anggota, bukan merupakan perintah, melainkan saran bagi anggota untuk menjalankan perannya dalam organisasi.
3. Organisasi Lini dan Staf
Merupakan fusi dari dua bentuk organisasi sebelumnya, struktur lini dan staf memiliki garis komando tegas, serta garis koordinasi antarstaf.
Artinya, terdapat pejabat yang tidak memiliki kewenangan memberi perintah, melainkan hanya berhak memberikan saran pada anggota organisasi.
4. Organisasi Fungsional
Berbeda dengan bentuk sebelumnya, organisasi fungsional tidak terlalu memberi penekanan pada hierarki struktural.
Fokus perhatiannya berada pada pembagian kerja dan spesialisasi. Garis-garis komando tegas bersisian dengan garis koordinasi, memberikan hak pada setiap unsur organisasi untuk saling memberi perintah dan saran satu sama lain.
5. Kombinasi Lini, Staf, dan Fungsional
Merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk sebelumnya. Memiliki struktur yang lebih kompleks, dengan garis komando dan koordinasi malang melintang di seluruh bagan strukturnya.
Bentuk Instansi besar, seperti Rumah Sakit, Institusi Pemerintahan, dan bisnis umumnya menggunakan bentuk struktur ini.
Garis Komando dan Garis Koordinasi
Manusia berada di dalam alam realitas yang bersinggungan dengan dimensi ruang dan waktu. Seluruh realitas manusia eksis dalam bingkai yang di ciptakan ruang dan waktu.
Simbol dan lambang, huruf dan angka, garis dan coretan, seluruhnya harus di letakkan pada bingkai itu.
Supaya mereka tidak hanya menjadi goresan tinta tanpa makna, namun menjadi petunjuk yang menggambarkan realita.
Dalam hal ini, bentuk dan makna garis yang tertoreh dalam bagan struktur organissi juga memiliki artinya tersendiri.
Merujuk pada bahasan sebelumnya, terdapat dua macam garis pada struktur organisas, yaitu garis komando dan garis koordinasi.
Garis lurus yang tegas menandakan garis komando untuk menciptakan hubungan hierarkis atasan-bawahan.
Garis ini dapat di gunakan untuk menghubungkan pejabat administratif instansi dengan anggota, maupun sesama pejabat berbeda tingkat.
Sebagai simbol hubungan vertikal, garis komando memiliki makna bahwa unsur yang lebih rendah posisinya, wajib menaati perintah atau instruksi atasannya.
Sedangkan garis putus-putus melambangkan garis koordinasi. Sama seperti garis komando, garis koordinasi dapat digunakan untuk menghubungkan seluruh unsur dari kelompok.
Bedanya, garis koordinasi menandakan hubungan yang setara secara prinsip. Artinya, perkataan atau instruksi bersifat saran semata.
Pihak-pihak yang terhubung garis koordinasi dapat saling memberikan saran dan mempertimbangkannya.
Namun tidak ada kewajiban untuk mengikuti saran itu. Di lakukan atau tidak bukan menjadi masalah, selama tujuan utama tetap bisa tercapai.
Baca Juga Beritaku: Komunikasi Organisasi: Pengertian, 16 Fungsi, 4 Jenis Arah & Contoh
Batasan Wewenang Koordinasi dan Komando
Kini simbol-simbol telah memiliki makna. Bentuk dan rupanya telah bisa di mengerti oleh akal pikiran manusia.
Sekarang saatnya untuk mengetahui sejauh mana makna tersebut menjangkau segi-segi kehidupan dalam organsasi.
Sesosok pemimpin, berdasarkan otoritas yang melekat pada jabatannya, memiliki hak memerintah bawahan atau menentukan suatu tindakan.
Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti seorang atasan dapat bertindak semaunya sendiri.
Garis komando memang berbentuk tegas, nampak congkak bahkan di bandingkan simbol lainnya dalam bagan.
Namun tegasnya garis tidak sama dengan kewenangan mutlak. Kewenangan tersebut tetap memiliki batasan, di antaranya:
- Kemampuan jasmaniah (fisik), artinya setiap perintah yang diberikan oleh atasan harus berada dalam batas kemampuan fisik manusia. Tentu bukan hal yang masuk akan untuk memerintahkan seseorang mengangkat barang seberat 2 ton, kan?
- Alamiah, artinya seorang atasan tidak dapat memberikan tugas yang menantang kodrat alam. Contohnya, memberi tugas kepada bawahan untuk mencegah matahari terbenam. Jim Carrey dalam film “Bruce Almighty” mungkin bisa melakukannya, tapi itu kan dalam alam fiksi. Mencegah matahari terbenam sama sekali tidak masuk akal untuk dilakukan dalam dunia nyata.
- Teknologi, artinya seorang atasan tidak bisa memberikan perintah untuk melakukan sesuatu, yang pelaksanaannya membutuhkan teknologi atau ilmu pengetahuan yang belum dicapai manusia. Elon Musk memang boleh bermimpi melancong ke planet Mars, tapi menyuruh bawahannya untuk membuka cabang perusahaan disana merupakan hal yang terlalu liar, bahkan untuk Elon Musk.
- Lembaga, artinya ketika atasan memberikan perintah, pelaksanaannya tetap harus berada dalam koridor Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga lembaga.
Selain AD dan ART, perintah tersebut juga harus patuh pada kebijakan, prosedur, dan citra oranisasi secara keseluruhan. - Hukum, artinya wewenang yang melekat pada jabatan dalam lembaga, tetapi dibatasi oleh hukum yang berlaku.
Selain dibatasi hukum negara, tindak-tanduk atasan juga dibatasi hukum agama, norma, dan hak azasi manusia.
Baca Juga Beritaku: Organisasi Olahraga Indonesia: Daftar, Tahun Berdiri Dan Alamat
Otoritas Staff Dan Otoritas Fungsional
Sementara itu, batas-batas kewenangan yang melekat pada garis koordinasi terbagi menjadi 2, yaitu otoritas staf dan otoritas fungsional.
Otoritas staf disimbolkan dengan garis putus-putus, yang membawa kewenangan hanya untuk memberikan saran, data, dan informasi.
Kewenangan ini bertujuan agar unsur instansi bisa menyediakan saran, data, dan informasi, yang mungkin meningkatkan efektifitas kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan garis putus-putus yang diselangi titik (-•-•-•-•-•-) menggambarkan otoritas fungsional. Simbol ini menerangkan kewenangan yang serupa serta tambahan kewenangan memberikan perintah secara terbatas.
Batasan tersebut adalah perintah hanya bisa diberikan oleh atasan langsung seseorang, hanya kepada bawahannya saja.
Pelaksanaannya pun terbatas pada proses, praktik, atau kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan secara langsung.
Contohnya, seorang atasan yang mendelegasikan pelaksanaan tugas, saat ia tidak bisa melakukan tugas tersebut karena sakit atau berhalangan.
Dibalik semua pernak-pernik dan strukturnya, satu hal yang harus kita ingat adalah tanggung jawab.
Setiap unsur harus mampu menjalankan fungsinya dengan penuh tanggung jawab. Tak peduli apapun jabatan atau posisinya.
Karena sebuah mesin tidak akan berjalan dengan baik, saat satu saja roda giginya macet.
Roda gigi terkecil sekalipun mengemban peranan penting dalam jalannya aktivitas secara keseluruhan. Semua harus berjalan, bergerak bersama dalam suatu harmoni.