Shahabiyah cerdas masa Rosulullah SAW
Shahabiyah yang cerdas (Foto: majalahhelnilein.com)

Sahabiyah Cerdas, 5 Kisah Inspiratif Zaman Nabi, Ada Istri Para Syuhada

Diposting pada

Adalah Rasul dengan Sahabat dan Sahabiyah, mereka tak sekedar berteman dengan jiwa, namun mereka juga cerdas dalam beberapa hal.

Oleh: Agustina, SE
Penulis Kisah Rasul dan Sahabat

Beritaku.id, Kisah Islami – Tidak hanya para sahabat yang menjadi perhatian kita di dalam mengambil pelajaran hidup setelah Rasul meninggal, kehidupan sahabiyah pun layak kita pelajari. 

Kegigihan di dalam perjuangan membela agama Allah menjadi hal yang mengiasi kehidupan para  Sahabiyah.

Namun demikian tak sedikit dari mereka yang Allah SWT anugrahkan  kecerdasan, dan berikut ini adalah kisah kecerdasan dari lima sahabiyah.

Baca juga Beritaku: 170 Urutan Shahabiyah dan Sahabat Rasulullah Nabi Muhammad SAW

Gaya Berpakaian Wanita Sholehah Dan Cerdas
Gaya Berpakaian Wanita Sholehah Dan Cerdas (Foto: Bersamadkwah)

Daftar Sahabiyah Cerdas Aman Nabi

Zaman terbaik adalah zaman Nabi, dengan demikian, orang cerdas zaman Nabi, juga memiliki kecerdasan terbaik, yakni:

Sahabiyah Mulia dari Bani Makhzum

Dia adalah salah satu sahabiyah yang menjadi bagian di dalam rumah tangga Rasul Saw, parasnya cantik jelita, soleh namun juga cerdas.

Rasul SAW berhasil mempersuntingnya setelah menjadi janda oleh suaminya di medan jihad fisabillah.

Dia adalah Hindun binti abu Umayyah bin Mughirah, yang lebih di kenal dengan Ummu Salamah.

Di kehidupannya dengan Rasul SAW Ummu Salamah mendapatkan kebahagian serta kasih sayang melebihi kehidupan sebelumnya.

Ini merupakan jawaban dari sebuah doa oleh seorang suaminya yang sholeh. Bahwa sepeninggalannya nanti Ummu Salamah harus menikah dengan seorang laki-laki yang lebih baik darinya.

Baca juga: Nama Bayi Dari Sahabat Yang Disukai Rasulullah, Variasi Laki-laki dan Perempuan

Kecerdasan Ummu Salamah di Hudaibiyyah

Selanjutnya Sahabiyah yang cerdas.
Ummu salamah terkenal dengan kecerdasannya. Namun demikian dia tetap memposisikan rendah dihadapan suaminya. Karena suami secara fitrahnya adalah pemimpin bagi istri.

Salah satu Kecerdasan Ummu Salamah bisa kita dapatkan pada saat perjanjian hudaibiyyah .

Perjanjian Hudaibiyyah terjadi pada tahun ke-6 Hijrah antara kaum muslimin dengan kafir qurays di hudaibiyyah kota mekah. 

Para sahabat kala itu mengangap bahwa perjanjian ini penuh ketidakadilan karena kaum muslimin merasa rugi karenanya.

Ada satu pasal yang menyatakan bahwa tatkala kaum qurays masuk ke Kota Madinah maka dia akan dikembalikan ke kota asalnya.

Namun sebaliknya bagi kaum muslim yang masuk kota mekah dia tidak boleh di kembalikan dan menetap selama 10 tahun di kota mekah.

Pasal inilah yang mengakibatkan para sahabat menolak isi perjanjian Hudaibiyyah tersebut, termasuk di dalamnya Umar bin Khatab.

Selesainya perjanjian hudaibiyah diakhiri dengan mencukur rambut dan penyembelihan seekor kambing.

Namun tak ada satu sahabatpun yang mengikuti perintah tersebut walaupun terulang perintah tersebut selama tiga kali.

Melihat gelagat sahabat seperti itu Rasul SAW masuk ke Kemah dan menemui Ummu salamah untuk meminta pendapat.

Rasul SAW menjelaskan kejadian tersebut kepada Ummu salamah. 

Daya nalar yang tinggi serta ketajaman analisa Ummu Salamah mengawali percakapan dengan Rasul Saw dengan sebuah pertanyaan.

Kecepatan Berpikir Ummu Salamah

Ummu salamah bertanya kepada Rasul “Apakah Anda menginginkan mereka untuk bisa mengikuti perintah Anda mencukur dan menyembelih seekor kambing?”

Rasul Muhammad SAW menjawab “iya”. Kalau begitu Anda keluar tanpa bersuara dan tanpa respon  sebelum Anda bercukur dan menyembelih seekor kambing”.

Kemudian Rasul saw melakukannya, tak lama dari  itu di susul oleh para sahabat melakukan hal yang sama.  

Sikap diam tanpa bersuara Rasulullah SAW bermakna oleh para sahabat sebagai sebuah kemarahan dari Rasulullah. Hal ini yang paling ditakuti oleh para sahabat.

Masukan yang di berikan oleh Ummu Salamah menyelamatkan para sahabat dari ketidaktaatan kepada Rasul SAW.

Akhir dari perjanjian hudaibiyyah adalah sebuah kemenangan terbesar. Yang pernah di raih oleh kaum muslimin yaitu penaklukan kota mekah yang di kenal dengan peristiwa Fatul Mekah.

Baca juga: 3 Sahabat Rasul Energik dan Semangat Beribadah, Tapi Dilarang

Shahabiyah Pakar Pengobatan Ruqyah

Sahabiyah dengan tingkat kepintaran (cerdas) berikutnya adalah Asy-Syifa Al-Adawiyah. Kesehatan adalah salah satu aspek penting yang dimiliki oleh manusia. Tanpa sehat semua yang kita miliki nyaris tanpa arti. Melalui lisan yang mulianya Rasul SAW memerintahkan kepada kita untuk meminta kesehatan.

Karena setelah manusia beriman tidak ada pemberian yang lebih baik dari kesehatan.

di zaman permulaan Islam tak banyak dari kalangan sahabat maupun sahabiyah yang menguasa ilmu tentang pengobatan (tabib).

Hanya beberapa saja yang menguasa ilmu kesehatan, dan yang paling menonjol adalah Asy-Syifa Al-Adawiyah.

Asy-Syifa Al-Adawiyah adalah sahabiyah yang memiliki keterampilan, kecerdasan di bidang kedokteran. Dan keahlian yang dimilikinya adalah tentang pengobatan ruqyah.

Keahliannya di dalam meruqyah berdampak pada kemasyurannya pada kaumnya. 

Segala penyakit mampu ia sembuhkan. Oleh Asy-Syifa Al-Adawiyah yakni penyakit yang pada waktu itu beredar adalah  eksim kulit, gigitan karena binatang buas atau serangga.

Dapat Izin Ruqyah dari Rasul SAW

Di dalam penuturannya Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa Asy-Syifa Al-Adawiyah mulai meruqyah sejak zaman jahilliyah terutama untuk penyakit eksim.

Kemudian ikut hijrah dan bertemu dengan Rasul SAW. Pada pertemuannya Asy-Syifa Al-Adawiyah hendak menunjukan kepada Rasul Saw tentang keahlian meruqyah seraya berkata;

“Wahai Rasulullah aku bisa meruqyah sejak zaman jahiliyah untuk penyakit eksim, sekarang aku akan menunjukkannya kepada mu tentang cara meruqyah ku”.

Asy-Syifa Al-Adawiyah mulai menunjukkan bagaimana cara meruqyah orang yang sakit, mulai dari tatacara, kemudian doa-doa yang dipanjatkan di tunjukan kepada Rasulullah saw sampai akhir proses ruqyah.

Dirasa tak ada yang melanggar syariah. Rasulullah SAW pun mengizinkan Asy-Syifa Al-Adawiyah. Untuk meruqyah dan memperbolehkan untuk mengajarkannya kepada orang lain yakni Hafshah.

Asy-Syifa Al-Adawiyah dengan kemurahan hatinya mengajari cara meruqyah kepada siapapun yang ingin belajar. Karena hidupnya di dekasikan untuk dunia kesehatan dan pengobatan dengan metode ruqyah.

Sahabiyah Ibunda Anas bin Malik

Siapa yang tak kenal Anas bin Malik, seorang sahabat salah satu dari 7 sahabat periwayat hadist paling masyur sampai abad ini.

Yang kelak di doakan oleh Rasul SAW sebagai sahabat yang kaya,  keturunannya banyak, serta panjang umurnya.

Bekal dari doa Rasulullah ini lah yang menghantarkan Anas bin Malik memiliki keluasan ilmu.  

Terlahirnya ulama-ulama besar seperti Umar bin Abdul Aziz, Abu Qilabah, Tsabit Al-Bunani, Ibnu Shihab Al-zuhri.

Dalam sebuah riwayat di tuturkan bahwa anas bin malik wafat pada usia 103 tahun melebihi batas usia umat Muhammad pada umumnya.

Hal ini kita dapati dari hadist yang di sampaikan Rasulullah saw “Bahwa rata-rata umur umatku adalah 60 tahun”

Namun demikian kehebatan Anas bin Malik tidak muncul dengan tiba-tiba. Ada pepatah yang mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ada peran yang hebat yang menyertai Anas bin Malik yaitu seorang Ummu Sulaim ibunda Anas bin Malik.

Apa Kecerdasan Ummu Sulaim?

Dalam suatu riwayat  ketika Rasulullah saw hendak berkunjung ke rumah Ummu Sulaim.

Mengetahui hal itu Ummu Sulaim langsung bergegas menyiapkan jamuan berupa kurma dan minyak samim.

Namun demikian Rasullullah SAW memerintahkan untuk memasukannya kembali karena Rasulullah sedang puasa. 

Kemudian Rasulullah SAW sholat dua rakaat disalah satu ujung rumah Ummu Sulaim.

Sehabis sholat kemudia Ibunda Anas langsung menawarkan hadiah istimewa yang tak akan diberikan oleh kaum Anshar.

Yaitu seorang pembantu berusia delapan tahun yaitu Anas bin Malik,  kemudian Rasulullah mendoakan kebaikan kepada Ibunda Anas bin malik. Dan semenjak di doakan Rasulullah maka tidak ada yang lebih kaya kecuali Ummu Sulaim.

Ini kecerdasan yang di miliki oleh Ummu Sulaim ibunda Anas bin Malik, menjadikan Anas bin Malik pembantu Rasulullah.

Merupakan salah satu ketajaman berpikir yang di miliki Ummu Sulaim, Anas bin Malik mendapatkan langsung tarbiyah dari Rasulullah.

Bahkan bukan hanya itu kasih sayang Rasulullah kepada Anas bin Malik tak bedanya orang tua kepada anaknya.

Hal ini lah yang mengakibatkan Anas bin Malik termasuk salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist Rasulullah SAW.

Sahabiyah Ahli Syair Istri Para Syuhada

Adalah Atiqah binti zaid bin amar bin nufail, seorang istri yang menjadi dari syahid oleh suaminya di medan jihad.

Tercatat ada beberpa sahabat yang menjadi suaminya yakni: suami pertamanya adalah putra dari Abu Bakar yaitu Abdullah bin Abu bakar. Kemudian di susul oleh Umar bin khatab, Zubair bin Awwam, dan terkahir adalah Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang semuanya meninggal dalam keadaan syahid.

Atiqah adalah seorang sahabiyah yang memiliki faras cantik, dan memiliki kecerdasan, cerdas dengan seni. Dan salah satunya adalah kecerdasan di dalam membuat syair dan puisi.

Walaupun sepanjang hidupnya di tinggal syahid oleh suaminya. Atiqah tidak pernah mengosongkan hatinya dari Allah SWT.

Keyakinan akan janji Allah swt lah yang selama ini dia pegang, bahwa akhirat nanti kita akan berkumpul dengan orang yang kita cintai.  Inilah yang mengakibatkan mulia di hadapan Allah SWT.

Shafiyah Binti Huyay

Sahabiyah Cerdas
Kisah Sahabiyah Cerdas di Zaman Rasul Muhammad SAW (Foto; Muslimah.or.id)

Sebelum masuk Islam Shafiyah adalah keturunan Yahudi Bani Khaibar.  Shafiyah adalah putri dari seorang pemimpinan Bani Khaibar yang sangat membenci Rasullullah saw dan kaum muslimin.

Kebencian yang begitu mendalam mengakibatkan kebenaran yang terdapat di dalam Taurat tentang nabi akhir zaman mereka dustakan.

Shafiyah binti huyay merupakan salah satu tahanan perang yang sebelumnya bersama ayahnya mengikuti perang bersama Bani Khaibar.

Sebagaimana ayahnya meninggal pada peperangan tersebut.  Sehabis kekalahan yahudi bani khaibar di tangan kaum muslimin tidak ada lagi orang terkasih yang dimiliki oleh Shafiyah.

Hidup sebatang kara mengharuskan Shafiyah berpikir cerdas dan tanggap di dalam menentukan pilihan hidupnya.

Sahabiyah Shafiyah adalah seorang wanita yang cerdas. Meyakini kebenaran yang disampaikan Rasulullah SAW adalah sebuah kebenaran.

Walupun hanya menyembunyikannya di dalam hati. Pengingkaran terhadap Rasulullah SAW nabi akhir zaman. Bukan karena apa yang tersampaikan Rasulullah SAW adalah sebuah kesalahan, melainkan karena kedengkian semata.

Pilihan Cerdas Shafiyah bin Huyay

Di dalam penahanan nya sebagai tahanan perang, Shafiyah di berikan pilihan oleh Rasulullah SAW.

Apakah mau di merdekakan dan kembali ke kaum yahudinya atau memeluk Islam kemudian menikah dengan Rasulullah dengan mahar kebebasan.

Shafiyah memilih untuk menikah dengan Rasulullah saw dengan mahar kemerdekaan sebagai harta rampasan perang.

Hal yang melatarbelakangi kenapa memilih menikah dengan Rasulullah SAW adalah sebuah keyakinan.

Bahwa apapun yang di sampaikan Rasulullah SAW adalah sebuah kebenaran, hal ini dia yakini jauh sebelum Shafiyah memutuskan untuk menikah denga Rasulullah saw.

Kecerdasan Shafiyah di dalam menetapkan pilihan adalah kunci kebahagian, keharmonisan serta kemulyaan hidup. Yang dia raih sehabis menikah dengan Rasulullah saw.

Ada hikmah di balik sebuah kisah yang seyogyanya mampu menginspirasi. Dan masuk kedalam relung hati kita, karena pada dasarnya manusia hanya bisa berikhtiar menuju pintu kesuksesan dengan di sertai ridho Ilahi.

Semoga kisah Cerdas 5 sahabiyah cerdas ini mampu membangkitkan asa kita untuk menuju kesuksesan yang hakiki yaitu kebahagian dunia dan akhirat.

Referensi:

  1. Salam,
  2. Muslimahnews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *