Cleopatra
Cleopatra Ratu Mesir Terakhir

Kisah Cinta, Kekuasaan Dan Kematian Cleopatra Dan Kendedes

Diposting pada

Cleopatra adalah salah satu wanita, yang telah berhasil menorehkan namanya, dalam tinta emas sejarah. Bukan hanya karena kecantikan dan kecerdasannya, namun juga karena cerita hidupnya yang kontroversial.

Beritaku.id, Budaya – Ratu mesir ini terlahir sebagai wanita, yang pesonanya mampu merubah peradaban dunia. Cerita hidupnya sangat berwarna, karena ada cinta, kekuasaan, dan kematian di dalamnya.

Oleh: Novianti Lavlia (Penulis Budaya)

Penguasa Mesir terakhir ini, memiliki  sosok yang begitu populer. Terutama, sebagai penakluk pria yang ulung dalam sejarah. Sosok kuat seperti  Julius Caesar pun berhasil takluk di hadapannya. 

Paras cantiknya yang melegenda, bahkan sudah menjadi inspirasi bagi banyak wanita di zaman modern ini. Kecintaan nya terhadap kehidupan yang glamour, bahkan telah menjadi inspirasi, dalam dunia fashion dan kosmetik saat ini.

Namun bukan hanya sekedar berparas menawan, dia juga terkenal akan kecerdasan, keberanian, dan jiwa kepemimpinannya.

Hubungan cintanya dengan para pria tersohor seperti Julius Caesar dan Mark Antony, semakin membuat kisah hidupnya semakin menarik. 

Tapi sayangnya, tidak ada yang abadi di dunia ini. Dari semua kisah kesuksesannya, terselip juga cerita tentang perselingkuhan dan pengkhianatan, yang akhirnya berujung dengan kematian tragis.

Apa sajakah fakta hidup yang terjadi pada Ratu Mesir kuno ini? Yuk, kita ikuti ulasan lengkapnya berikut ini.

Siapakah Cleopatra?

Ratu Mesir Kuno Cleopatra
Cleopatra Ratu Mesir Kuno

Siapakah sebenarnya Cleopatra, dan secantik apakah dia?

Pada umumnya, masyarakat dunia lebih mengenal dirinya sebagai seorang Ratu Mesir di zaman kuno. Namun faktanya, dia bukanlah orang Mesir asli, walaupun telah lahir di negara tersebut, dengan nama  Cleopatra VII Philopator.

Walaupun lahir di Mesir pada sekitar 69 SM, keluarga besarnya justru berasal dari Negara Yunani Macedonia. Dia memiliki garis keturunan dari  Ptolemy I Soter, yaitu jenderal Alexander The Great. 

Namun, Saat Alexander The Great wafat di tahun 323 SM, Ptolemy I Soter mengambil alih kekuasaan atas Mesir.

Meskipun secara etnis, ratu tersebut bukanlah orang Mesir, namun dia telah melabuhkan hatinya untuk negara tersebut. Dengan komitmennya, dia mencoba untuk dapat beradaptasi di sana, hingga mempelajari bahasanya.

Fantasi Kecerdasan Cleopatra

Seorang penulis yang  berasal dari Yunani mengatakan, bahwa daya tarik dari Ratu Mesir ini, bukanlah bukan dari kecantikannya. Dia lebih banyak mendapat pujian karena kecerdasan, dan kemampuannya dalam mengambil kendali atas penampilannya. 

Atau dalam pengertian lain, dirinya mampu menjadi dirinya sendiri, sehingga berbeda dengan gadis lainnya. Walaupun, dia melakukannya atas nama politik semata.

Dalam setiap acara seremonial dia akan tampil dengan busana layaknya Dewi Isis. Sementara itu, wajahnya yang tercetak dalam koin uang di Mesir, dia justru tidak ingin menunjukkan sisi kecantikannya. 

Dirinya memilih untuk lebih menunjukkan sisi wajahnya yang kuat, agar menyerupai garis wajah ayahnya. Tujuannya adalah, untuk menunjukkan, bahwa dirinya patut mendapat hak waris sebagai pemimpin kerajaan.

Dibalik benaknya, dia selalu menyadari, bahwa suatu penampilan sangatlah penting bagi seorang wanita, terutama saat dia memegang jabatan sebagai Ratu. 

Dia pun berpendapat, bahwa dengan penampilan yang elegan,akan membuatnya dapat lebih mendapatkan kehormatan dari rakyat, serta pemimpin kerajaan lainnya. 

Karena pemikiran tersebut, Ratu Mesir ini selalu memperhatikan busananya, ketika tampil dalam tugas kerajaan, dan saat tampil di hadapan publik.

Ratu cantik ini akan selalu memilih gaun panjang, dengan hiasan Mesir yang berkilau. Sedangkan saat berdiam di istananya, dia lebih suka bergaya khas Yunani, dengan bahan linen maupun sutra yang halus.

Fantasi Kecantikan Cleopatra

Fantasi Kecantikan Cleopatra
Kecantikan Cleopatra

Dan dalam hal perawatan dan kebersihan tubuh, wanita cerdas ini rajin menggunakan sabun serta berbagai wewangian setelah mandi. Hal tersebut merupakan rutinitas wajib, yang tidak boleh terlupakan.

Ramuan wewangian tersebut, terbuat dari bahan yang natural, seperti bunga lily, kayu cedar, kayu manis, henna dan madu. Dan faktanya, kebiasaan ritual kecantikan tersebut masih terus berlanjut  hingga saat ini, oleh para wanita Mesir dan di seluruh dunia.

Sedangkan untuk wajahnya, dia menyukai riasan lengkap, seperti  lipstik, bedak, blush on, eye shadow,  dan kelengkapan lainnya. Jadi intinya, make up bukanlah sesuatu hal yang baru bagi dirinya. Walaupun bahan dasarnya masih bersifat alami.

Uniknya lagi, cermin untuk keperluan merias diri, juga sudah ada pada era itu. Memang bukan bukan terbuat dari kaca, melainkan dari logam. 

Selain itu, Ratu juga mengenakan wig rambut, untuk melengkapi penampilannya, dengan hiasan kobra sebagai mahkotanya. Pasalnya, Cobra merupakan simbol Dewa Pelindung bagi seorang pemimpin.

Cleopatra, Cantik, Cerdas Dan Pemberani

Bukan hanya terkenal akan wajahnya yang dapat membuat kaum Adam jatuh cinta, namun saat itu, dirinya juga terkenal karena kecerdasannya. Bukan hanya tampil sebagai seorang Ratu yang berkuasa, dia juga ahli dalam berpolitik dan berdiplomasi.

Kejeniusannya yang luar biasa, terlihat dari kemampuannya dalam menguasai lebih dari tujuh bahasa asing, selain Bahasa  Mesir dan Yunani. Selain itu, dia juga menguasai ilmu matematika, astronomi fisika, dan filsafat.

Cleopatra Menikahi Kedua Saudara Kandungnya

Sama dengan keluarga bangsawan lainnya di era tersebut, keluarga Ratu menyukai pernikahan antar keluarga. Tujuannya adalah, agar keturunan mereka tidak kehilangan darah bangsawannya. 

Saat itu dia menikah di usia muda, dengan kedua saudara laki-lakinya, Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV. Namun pernikahan dengan kakak kandungnya tersebut harus berakhir, karena Ptolemy XIII tewas dalam pertempuran perang saudara di Sungai Nil.

Setelah kejadian tersebut, perempuan cantik ini menikahi adik kandungnya sendiri, yaitu Ptolemy XIV. Dan dalam waktu yang singkat pula, Ptolemy XIV  tewas di tangan sang kakak, yang juga merupakan isterinya. 

Selain itu, Ratu yang ambisius ini, juga melakukan intrik, untuk mengeksekusi adik perempuannya sendiri, yang bernama Arsinoe. Dirinya menganggap, bahwa sang adik adalah saingannya dalam mendapatkan kekuasaan Mesir Kuno.

Cleopatra Menjadi Selir Julius Caesar

Julius Caesar - Cleopatra
Julius Caesar

Setelah  terjadinya krisis politik, antara Cleopatra dengan adiknya Ptolemy XIV, telah menarik perhatian Julius Caesar, seorang penguasa Romawi kala itu. Dia mendatangi Mesir, dengan maksud untuk menaklukan sang Ratu.

Namun saat tiba di Mesir, dia malah mendapatkan potongan kepala Pompey, yang telah terbunuh. Pompey sendiri, sebenarnya merupakan musuh politik Caesar. Namun, karena dia adalah seorang konsulat Roma, maka keberadaannya tetap mendapatkan kehormatan.

Melihat hal tersebut, tersulutlah kemarahan Julius Caesar. Dan kesempatan itu, justru menjadi kesempatan bagus bagi dirinya, untuk memikat penguasa tersebut.

Usahanya membuahkan hasil, Julius Caesar pun jatuh hati padanya, bahkan memutuskan untuk hijrah ke Mesir selama setahun. Dari hubungan selir tersebut, lahirlah seorang anak bernama Ptolemeus Caesar.  Dirinya meminta Caesar, untuk mengangkat anak mereka menjadi putra mahkota. Namun Caesar menolaknya dengan tegas.

Pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM oleh para pesaing politiknya, membuat Ratu cantik ini berada dalam kondisi yang membahayakan. Akhirnya, dia tinggal di sebuah istana, yang berseberangan dengan kediaman Caesar.

Sebagai bukti cintanya yang besar, mendiang Caesar menempatkan patung berlapis emas wajah istrinya, di kuil Venus Genetrix. 

Cleopatra Istri Mark Antony Dan Keturunannya

Mark Antony
Mark Antony

Setelah kematian Julius Caesar, dia memutuskan untuk menikahi Mark Antony, seorang jenderal Romawi kala itu, hingga memiliki keturunan. Ketiga anak dari pasangan ini adalah, Ptolemy Philadelphus dan si kembar, Cleopatra Selene dan Alexander Helios

Cinta Mark Antony yang besar terhadap isterinya, membuat dia memutuskan untuk pindah ke Alexandria. Dia juga mengangkat putra Julius Caesar dan Cleopatra, sebagai wakil dari penguasa Mesir dan Cyprus. 

Sementara putranya sendiri,Alexander Hellios, menjadi penguasa di Armenia, Media dan Parthia. Sedangkan putrinya Cleopatra Selene,  menjadi pimpinan tertinggi  di Libya dan Cyrenaica. 

Putranya yang lain, yaitu Ptolemy Philadelphus, memegang wilayah Phoenicia, Sicilia dan Suriah. Dan pada akhirnya, Mark Antony juga memberikan gelar baru kepada istrinya,  sebagai “Ratu dan Raja”.

Namun kejadian tersebut malah menjadi suatu skandal di Roma, dan menjadi bahan propaganda oleh saingan suaminya, yaitu Octavianus. Saat itu dia menuduh Antony mengkhianati Kerajaan Romawi hingga memicu suatu peperangan.

Hingga akhirnya di  tahun 32 SM, Kerajaan Romawi menyatakan perang terhadap Mesir dan ratunya. Dan setahun berikutnya, dia memimpin armada laut Actium, untuk melawan Octavianus dan Kerajaan Romawi. Setelah mengalami kekalahan dalam perang tersebut, dia pun melarikan diri ke Mesir bersama Antony.

Wafatnya Cleopatra

Kaburnya pasangan tersebut ke Mesir, ternyata tidak membuat mereka aman. Octavianus dan bala tentaranya terus memburu Mark Antony dan istrinya hingga ke Mesir. Saat tentaranya memasuki Alexandria, suami istri tersebut memutuskan untuk bunuh diri. 

Mark Antony meninggal dengan menusuk perutnya sendiri. Sedangkan sang istri, kematiannya masih menjadi misteri. Yang pasti, dia wafat pada usia 39 tahun di Bulan Agustus, 30 SM

Pada awalnya banyak yang meyakini, bahwa dirinya bunuh diri dengan menggunakan Ular Kobra. Namun fakta terakhir mengatakan, bahwa dia mengakhiri nyawanya dengan cara  meminum racun, yang membuatnya mati dalam tidur.

Nama Bulan Agustus Merupakan Simbol Kekalahan Cleopatra

Setelah menaklukan Mark Antony dan istrinya, Raja August yang merupakan penguasa Romawi saat itu, mengabadikan namanya sendiri sebagai nama bulan. Hal tersebut, lebih sebagai perayaan kemenangannya atas Mesir.

Bukannya memilih Bulan September yang sebenarnya adalah bulan kelahirannya, raja tersebut lebih memilih Agustus, yaitu bulan kematian Cleopatra.

Membandingkan Cerita Cleopatra Dan Kendedes

Ken Dedes
Ken Dedes

Cleopatra berada di antara tragedi percintaan, antara Julius Caesar dan Mark Antony yang menjadi suaminya. Sedangkan  Ken Dedes berada di antara percintaan antara Tunggul Ametung dan Ken Arok. Mereka saling berbagi kekuasaan dan pengaruh, atas nama cinta. 

Jika Ken Dedes adalah figur perempuan cantik yang bersinar, maka Cleopatra lebih menggambarkan sosok perempuan ambisius, cerdas dan sensual.

Ken Dedes adalah seorang putri dari pendeta Budha bernama Mpu Purwa. Saat Tunggul Ametung yang merupakan penguasa Tumapel dalam perjalanan berburu, dia melihat Ken Dedes, dan jatuh cinta seketika.

Setelah itu, dia pun langsung singgah ke rumah Ken Dedes untuk melamarnya. Namun saat itu, Ken Dedes meminta Tunggul Ametung untuk menunggu ayahnya, Mpu Purwa, kembali dari hutan.

Karena tidak sabar untuk menunggu, dia pun memutuskan untuk menculik Ken Dedes, dan langsung membawanya ke Istana, untuk menjadikannya permaisuri. Ketika sang  ayah kembali ke rumah, dia tidak melihat putrinya, maka dia pun menjadi murka.

Dan saat itu pula, keluarlah kutukan dari mulutnya; “siapapun yang menculik Ken Dedes, akan mendapatkan ajalnya, karena kecantikannya”.

Selanjutnya, kutukan itu pun terbukti. Tunggul Ametung tewas terbunuh oleh Ken Arok, yang kemudian malah mempersuntingnya.

Penutup

Kisah perjalanan seorang Cleopatra, masih  menjadi legenda yang abadi hingga saat ini. Selain karena kecantikan dan kecerdasannya, percintaannya bersama Julius Caesar dan Mark Antony, menjadi kisah yang paling berpengaruh dan tragis sekaligus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *