Indonesia Diantara Virus Khilafah
Indonesia Dalam Bingkai Virus Diantara Virus Corona dan Virus Khilafah

Indonesia Diantara Virus : Khilafah Dan Covid-19 Corona

Diposting pada

Indonesia diantara Virus, NKRI menghadapi beberapa Virus, diantara itu adalah Virus Khilafah dan Covid-19, mana yang lebih ganas diantaranya

Beritaku.Id, Opini – Berasal dari Wuhan China. Semua petaka Virus tren akhir tahun 2019 hingga kini masih memenuhi. Halaman 1 search engine google adalah Corona Virus.

“I’m looking for you, where are you hiding?” seakan virus-virus ini mencari korban setiap waktu, data terakhir 15 April 2020: 139.137 ODP dan 10.482 PDP.

Segala upaya dilakukan, bahkan semakin banyak “pakar” bermunculan bemunculan menjelaskan tentang penyakit asal Wuhan tersebut.

Tidak ketinggalan, beberapa broadcast yang menyebutkan bahwa Corona bisa disembuhkan dengan berbagai macam obat tradisional.

Indonesia Diantara Virus Corona dan Khilafah

Indonesia berada Diantara Virus, Keduanya adalah Virus Corona atau Covid-19 dengan Khilafah.

Apa korelasi diantara kata Khilafah dengan Virus Corona, yang dalam beberapa tulisan media Indonesia menyebutkan bahwa virus Khilafah jauh lebih ganas?

Ada virus yang jauh lebih berbahaya dan bisa dibilang radikal di negara Indonesia. Yaitu, virus khilafah sebagai sebuah virus mematikan pemahaman agama kita yang moderat menjadi lebih radikal dan ekstrem.

Diantara Virus Dalam Negara, saat ini Keduanya Melakukan Invasi di Indonesia

Menjadi sebuah lead yang ditulis oleh Hasin Abdullah (Peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), berikut ini.

Menurutnya, virus Khilafah kini marajalela dengan sistematis memasuki sendi dan artikulasi setiap organisasi Islam di berbagai dunia, terutama di Indonesia.

Organisasi Penyebar Virus Khilafah

Menurut penulis, Di antaranya, yang terpapar virus khilafah mulai dari HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). FPI, Jamaah Islamiyah, Jamaah Ansarut Daulah, Al-Qaeda, ISIS dan organisasi Islam radikal lainnya.

Khilafatisme bervisi mengembalikan sistem pemerintahan Islam yang pernah dipraktekkan di era Nabi Rasulullah Muhammad SAW.

Indonesia diantara pusaran Virus Khilafah melalui organisasi berlabel Islam radikal, ini realitas.

Dalam konteks ini, dari waktu ke waktu terkait perubahan pada sistem sebuah pemerintahan memang tidak abadi.

Akan tetapi pasti ada tranformasi nilai dan perubahan. Namun berbeda dengan virus khilafah yang dengan ambisius diterapkan di Negara Pancasila Republik Indonesia.

Lanjutnya, penulis tersebut menyebutkan bahwa di Negara Indonesia, visi khilafah justru dianggap sebagai virus, atau bukan sistem dalam sebuah Tatanan Pemerintahan.

Karena hal itu, dianggap berbahaya dan sangat mengancam kokohnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

Bahkan, diantara proses terimpornya virus khilafah ke Indonesia, yang datang dari timur tengah tersebut seolah-olah tidak ada itikad baik untuk menegakkan Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.

Maksudnya, Islam rahmatan lil ‘alamin adalah hadir untuk melakukan moderasi keberagaman beragama yang bisa meningkatkan perkembangan nilai keislaman, dan kenegaraan.

Kedua simbol tersebut (keIslaman dan Kenegaraan) sebagai sebuah proyeksi dan strategi baru (Islam moderat) di era pemerintahan Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin dalam upaya melawan virus ideologis khilafah yang berkspansi diantara radikalisme dan ekstremisme di Indonesia.

Membongkar Virus Khilafah

Di Indonesia, khilafatisme yang disebutkan oleh kelompok Islam yang terinfeksi diantara virus radikalisme dan ekstremisme.

Tentu, hal ini menjadi komoditas ekonomi atau lahan basah bagi mereka yang tidak bertanggung jawab pada misi memecah belah Negara Indonesia.

Singkatnya tertranslate secara politis, mereka yang pro khilafah hanyalah mengusung proyek besar atau promosi dagangan, demi keuntungan yang lebih besar.

Industrialisasi virus khilafah memproduksi virus sampai ke masjid, dan perguruan tinggi atau kampus dalam negeri.

Temuan hasil penelitian ini sungguh menghawatirkan buat kita semua sebagai seorang muslim yang tidak pernah meinginkan adanya oknum melakukan penyebaran paham radikal & ekstrem.

Sebab, konsep khilafah Islamiyah dimanfaatkan sebagai komoditas politik dengan sistematisasi menggunakan simbol-simbol identitas agama Islam.

Kamaruddin Khan misalnya, sebagaimana dikutip Ainur Rafiq dalam bukunya Membongkar Proyek Khilafah, dan dikutip lagi oleh Mujiburrahman, dkk (Khilafah Islamiyah: Catatan Kritis dari Aspek Teologis hingga Pendapat Para Ulama; 2) Sangat meyakinkan menyatakan bahwa konsep negara sama sekali tidak ada dalam al-Quran. Meskipun terminasi khalifah seringkali dijumpai di dalamnya, namun tak pernah sekalipun dipakai dalam konsep dan pengertian politik.

Kepentingn Politik dan Ekonomi

Kepentingan politik kelompok Islam ekstrim dan radikal menunjukkan bahwa virus khilafah Islamiyah merupakan alat untuk membangun demokrasi di Indonesia.

Padahal, mereka itu kontra Pancasila dan demokrasi. Dalam konteks inilah, muncul perbedaan, jika virus corona itu merusak kesehatan umat.

Sedangkan, virus khilafah akan merusak cara pandang keberagamaan yang moderat dalam keberagaman menjadi lebih ekstrem dan radikal, Indonesia dalam serangan diantara itu.

Indonesia diantara dua kekuatan virus, yakni khilafah dan Covid-19.

Agama Islam Dalam Pesan Damai

Agama Islam itu sempurna dari semua agama. Sebagai agama yang membawa pesan perdamaian. Memang sudah dipraktekkan di era Nabi Muhammad SAW. Gaya dan Cara penyampaian pesan Rasulullah juga menggunakan strategi komunikasi yang akurat.

Dan semenjak masuknya Islam di Negara kita Indonesia tidak lain adalah untuk mengkonseptualisasikan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin, dengan narasi perdamaian serta jauh dari aksi kekerasan.

Baca Al-Qur’an Surah Al-Anbiya’ [21] ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.s. Al-Anbiya’ [21]: 107).

Dalam perjalanan sejarah mencatat makna ayat ini bahwa sebuah negara yang berdasarkan pada Islam rahmatan lil ‘alamin. Memiliki sifat Cintaan, Setiaan, Makmur dan Damai bagi satu negeri yang berkeadilan.

Serta bisa menciptakan rakyat hidup dalam suasana kerukunan, ketentraman, kedamaian, serta mampu menjaga keselamatan Pancasila, kondisi Bhineka Tunggal Ika, dan mempertahankan tegaknya berdiri NKRI.

Keselamatan secara redaksi kata, tentu dari ancaman maupun bahaya laten virus khilafah yang memiliki kecenderungan radikal-esktrem, Indonesia diantara ancaman tersebut.

Ketika sebagian organisasi Islam radikal itu melawan negara dengan trens isu agama itu sungguh tidak menggambarkan rasa mencintai perdamaian. Sebagaimana Islam menjelaskan tentang cinta damai sampai seesensial mungkin.

Peran Diantara Civil Society dan Kedaulatan Negara

Terlihat, ada usaha penghancuran sebuah sistem dan ideologi negara akibat imbas virus yang sifatnya ideologis (khilafatisme).

Pola yang dijalankannya, ingin mendoktrin kita pada sejarah peradaban Islam modern ke masa-masa di mana Islam pada masa Nabi Muhammad. Selalu dicetuskan sehingga terjadilah api perang di antara umat manusia.

Dan sudah menjadi peran keharusan penduduk (civil society) dan negara untuk membuat sehatnya Pancasila yang telah terganggu virus-virus ideologis (khilafatisme).

Sampai saat ini, yang menjadi korban dari virus tersebut adalah masyarakat yang semakin bertambah berpikir radikal dan ekstrem. Sehingga menyebabkan, tidak memiliki niai komitmen kepada keislaman dan keindonesiaan.

Selain itu, penduduk dan negara harus lebih logis dalam menghadapi virus yang lebih radikal tersebut.

Salah satunya dengan memiliki cara pandang dan keilmuan dan keagamaan yang tidak berjalan ditempat pada doktrin tertentu.

Setidaknya tindakan pencegahan ini menutup ruang geraknya agar tidak melakukan ekspansi secara bebas.

Ataupun, ada peran sinergis Indonesia diantara negara dengan penduduk untuk deklarasi dan membubarkan ormas Islam yang mendukung Virus khilafah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *